Thursday, 14 May 2015

Daftra Isi Shikamaru Hiden



NARUTO―シカマル秘伝 闇の黙に浮ぶ雲
NARUTO―Shikamaru Hiden: Yami no Shijima ni Ukabu Kumo
NARUTO―Shikamaru Hiden: A Cloud Drifting in Silent Darkness

Penulis: Takashi Yano
Ilustrasi: Masashi Kishimoto
Tanggal rilis: 4 Maret 2015
Detail: 226 Halaman
Harga: 650 Yen / $5 USD
Penerbit: Jump J Books, Shueisha

Daftar Isi

• Chapter 01: Konoha
• Chapter 02
• Chapter 03
• Chapter 04
• Chapter 05
• Chapter 06
• Chapter 07
• Chapter 08 : Country of Silence
• Chapter 09
• Chapter 10
• Chapter 11
• Chapter 12
• Chapter 13
• Chapter 14
• Chapter 15 : Shikamaru
• Chapter 16
• Chapter 17
• Chapter 18
• Chapter 19 : End

Isi dari Novel ini per-chapternya akan diupdate tentu saja dengan yang sudah ditranslate ke dalam Bahasa Indonesia oleh admin Harimau Sumatra Muda ( H S M ).

Note ― If you love the story so far, PLEASE BUY THE ORIGINAL NOVEL to support the author. Terima kasih, selamat membaca :)

 Silahkan klik Masing masing Chapter untuk baca lebih lanjut.....

( Kakashi Hiden ) ( Shikamaru Hiden ) ( Sakura Hiden ) ( Gara Hiden ) ( Konoha Hiden )  ( Akatsuki Hiden )

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 05


NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 05 "Eksekusi"

--- Penulis: Akira Higashiyama ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---

--- Novel Kakashi Hiden Chapter 05 by R A P ---


Pria itu tampaknya memang benar-benar berniat melakukannya. Kakashi melihat kedua tangan musuh sedang memagang alat seperti cakar bengkok. Jika Kakashi bergerak sedikit saja, mereka pasti akan membantai para sandera. Sambil mendesah, Kakashi melepas semangat juangnya, ia menyerah. Dengan segera, musuh melompat ke arah Kakashi, lalu mengikat tangannya di belakang punggung. Shinobi yang telah Kakashi kalahkan sebelumnya mulai bangun, lalu mereka memukuli wajah Kakashi.



そ の せ い で 傷 の あ る ほ う の 眼 尻 が 切 れ て, 血 が 滴 っ た.
Akibatnya, Kakashi mengalami luka-luka di sisi sudut matanya. Darah mulai menetes.
そ れ だ け で は, 終 わ ら な い.
Tidak hanya itu, mereka belum selesai.
リーダーが後ろに回り込み、縄の縛り具合をたしかめた。次の瞬間、右手の人差し指に激痛が走った。
Pemimpin berjalan melingkari Kakashi untuk memeriksa tali yang mengikatnya. Detik berikutnya, Kakashi merasakan sakit di jari telunjuk tangan kanannya.
ゴ キ ッ!
Gokii! (/Krek!)
骨 の 折 れ る 音 が, は っ き り 聞 こ え た.
Suara patah tulang itu terdengar jelas.
「ぐ あ っ!」
"Huaa!"
思わずのけぞったカカシを掴まえると、リーダーは左手の人差し指も、造作なくへし折ったのだった。
Tanpa disadari, terlihat dari punggung Kakashi, pemimpin musuh mematahkan jari telunjuk tangan kiri (Kakashi).
バ キ ッ!
Bakii ~ (/Krakkkkk!)
「ぐ は っ!」
"Guhaa!"

Dari belakang, Kakashi mendengar suara puas, menganggap seperti tidak terjadi apa-apa. Sekarang dia tidak bisa melarikan diri. Keringat dingin mengalir di wajah Kakashi, dia roboh berlutut. Kakashi berkata kepada mereka bahwa, jika mereka ingin membunuh seseorang, maka bunuhlah aku dulu. Kakashi berteriak pada mereka beberapa kali, tapi mereka malah menertawakannya. Nilai hidupnya 100x lebih berharga daripada para penumpang. Kakashi mungkin berguna untuk negosiasi dengan Konoha. Oleh karena itu, sekitar 10 menit kemudian, mereka membunuh seorang wanita. Dia mengenakan gaun hitam yang cantik berseri-seri dengan perhiasan.

Mereka mengulangi ancamannya, hanya ada dua pilihan: Melepaskan Garyo, atau mereka akan membunuh sandera lagi. Semua penumpang bisa mendengar suara marah dari ruang kendali. Mereka menghubungi Konoha dan memberi waktu sepuluh menit, kalau tidak di turuti mereka akan membunuh dua orang lagi. Musuh mengatakan bahwa ini karena Konoha yang menyebabkan orang-orang terus mati.

Kakashi sangat menyesalkan keputusannya. Kesabaran mereka sudah habis. Jika saja ketinggiannya lebih rendah, mereka pasti bisa melakukan sesuatu. Kakashi berpikir apa yang harus ia lakukan. Kejengkelannya pada situasi tersebut terlalu kuat, mengalahkan rasa sakit jarinya yang patah. Kakashi berpikir keras, kemudian terdengar di kepalanya suara kecil yang langsung berbicara padanya. Tiga menit sebelum eksekusi berikutnya, tiba-tiba, ia mendengar suara. "Kakashi-sensei, kau bisa dengar aku? Jika bisa, tolong jawab". Kakashi merespon INO yang menggunakan Shintenshin no Jutsu. Kakashi bertanya kepada Ino bagaimana dia tahu Kakashi ada di Tobishachimaru. Ino menjawab, ia tahu dari pengakuan Lee.

Kakashi menyadari apa yang terjadi. Ino bertanya apakah dia baik-baik saja, Kakashi menjawab dia telah ditangkap oleh musuh. Kemudian Kakashi bertanya apakah Ino bisa menghubungi Guy, apa dia baik-baik saja. Lebih penting lagi, dalam tiga menit lagi, eksekusi selanjutnya akan dilakukan. Agar tidak terdeteksi oleh musuh, mereka telah melakukan perjalanan melalui saluran ventilasi di langit-langit. Ino mengatakan Kakashi bahwa Pakkun dan Ninken lainnya telah berhasil mengumpulkan semua Peledaknya dan sudah diberikan kepada Guy (Guy mengacungkan Jempolnya). Ino mengatakan bahwa Guy akan berhadapan dengan pemimpin dalam pertempuran, sehingga akan memberikan Kakashi kesempatan untuk mengantar penumpang ke arah gudang. Sebelumnya, Tsunade telah mengkonfirmasi dengan Negara Ombak bahwa ada sebuah kotak besar berisi parasut raksasa di Gudang.

Kakashi tidak setuju dengan rencana itu. Alasannya, karena di antara penumpang, ada musuh yang menyamar. Ino memberitahu Kakashi bahwa saat ini Sai sedang bersiaga di kantor Hokage. Kakashi meminta mereka untuk mengirim Sai kesana, karena dengan Choujyuu Giga miliknya, ia mungkin bisa menyelamatkan mereka. Kakashi memberitahu Ino tentang bagaimana cara anggota Aliansi Persenjataan Ryuuha naik ke kapal: yaitu dengan cara menggantikan penumpang aslinya. Bagaimanapun, Kakashi mengatakan bahwa ia akan membuat keributan dan mencoba untuk mengulur waktu. Eksekusi hampir dimulai. Suara Ino kemudian menghilang dari dalam pikirannya.

Kakashi melihat Guy mengintip lewat saluran ventilasi di langit-langit, dengan tegas Guy memberi acungan jempol dan tersenyum. Kakashi berpikir dia itu idiot, hal semacam itu tidak diperlukan sekarang. Mereka bisa mendengar langkah kaki keras pemimpin musuh yang sedang kembali dari ruang kendali. Guy sembunyi kembali dalam kegelapan saluran ventilasi. Pemimpin berkata bahwa sudah waktunya untuk eksekusi. Dia mengatakan kepada para penumpang bahwa mereka seharusnya dendam kepada Konohagakure untuk situasi ini: karena bukannya melindungi nyawa mereka, Konoha malah membela kehidupan seorang kriminal (Garyo).

---- By R A P ----


Pemimpin musuh mendekati para penumpang yang sontak langsung menutup mata dan menjauh. Pemimpin itu perlahan mengangkat lengannya sambil mengaku sedih, tapi apa boleh buat salah satu dari mereka segera di eksekusi. Tapi kemudian... Boom! Terdengar suara menderu dari buritan kapal, sehingga ucapannya itu terpotong. Posisi kapal menjadi miring, penumpang menjerit dan tersungkur di lantai. Tentu saja, musuh juga kehilangan keseimbangan mereka, dan membutuhkan sesuatu untuk berpegangan. Terdengar pula suara melengking dari belalarm. Pemimpin musuh berteriak, menanyakan apa yang baru saja terjadi. Tampaknya buritan kapal terbakar. Shinobi melompat keluar dari ruang kendali. Seseorang tampaknya telah meledakkan komponen penggerak.

Kakashi memutar matanya, berpikir kalau ini ulah Guy. Dia pasti sudah menggunakan semua peledak yang telah Pakkun kumpulkan. Pemimpin mendakat, kemudian mencengkeram rambut Kakashi, menuduh dan bertanya apakah masalah ini adalah ulahnya. Dengan tatapan dingin, Kakashi mengatakan kepadanya bahwa dia tidak tahu apa-apa. Sementara itu, mereka harus memadamkan api (lebih cepat lebih baik, kan? ~). Komponen kantung udara pengapung berada tepat di atas bagian tenaga penggerak. Pada awalnya, Kakashi mengharapkan musuh kebingungan. Namun, kemarahan dan ketidaksabaran telah lenyap di wajahnya. Musuh nempaknya menikmati keadaan ini. Rasa kegelisahan terasa merambat melalui tulang belakang Kakashi.

Dering bel alarm berhenti. Para penumpang dengan hati-hati bangkit kembali. Shinobi kembali, lalu melaporkan bahwa apinya telah padam. Sekitar dua baling-baling rusak, tetapi komponen daya apung tidak rusak. Perbaikan pada lubang ledakan tadi menyebabkan Kapal menjadi condong. Mereka mengumumkan masih bisa melayang di udara.

---- By R A P ----

Pemimpin tersenyum kepada Kakashi. Tampaknya mereka sudah mengantisipasi kejadian seperti itu bahwa shinobi Konoha akan menyusup ke kapal. Kenapa tidak mereka mempersiapkan antisipasi seperti ini? Dia menyebut Kahyo, dan senyum di wajahnya menghilang. Kakashi bertanya apakah itu kartu truf mereka. Tampaknya dengan hyouton (elemen es), apinya bisa padam, dan bisa juga untuk menambal lubangnya. Sebenarnya, Guy dan Kakashi sudah menemukan Kartu Truf pertama mereka, yaitu kertas peledak tadi. Kakashi melihat ke arah langit-langit, dan memberitahu musuh untuk melihat ke atas juga.

そ れ は 空中 で, す で に か か と 落 と し の 体 勢 に 入 っ て い る, ガ イ の 姿 だ っ た.
Di udara, nampak sosok Guy yang sudah dalam posisi ancang-ancang.
雨の日も、風の日もだったもんな……カカシの眼には、退院したあと、たったひとりで修業に励むガイの姿が見えていた。
Hari sedang hujan. Dan juga berangin, bukan? Di mata Kakashi, (dia mengingat Guy) keluar dari rumah sakit. Dia sedang melihat Guy yang sedang bersemangat berlatih sendirian.
思うように動かない右足に苛立ち、ガイはだれも見ていないところで、何度も何度も吼えた。何度も、何度も、悔し涙を流した。
(Guy) Kesal pada kaki kanannya yang tidak bisa digerakan, saat tidak ada yang melihatnya, Guy terus melolong.
何 度 も, 何 度 も, 悔 し 涙 を 流 し た.
Berulang kali, Guy menangis karena kesal.
それでも、けっして修業をやめなかった。リーがそばにいるときは、いつだってあのナイスガイ・スマイルでニカッと笑い、親指をぐっと立てた。
Meskipun demikian, ia tidak pernah berhenti latihan. Saat ia sedang berada di samping Lee, dia selalu tersenyum dan tertawa dengan menunjukan 'Senyuman Khasnya', tersenum sambil mengacungkan jempolnya.
い い か, リ ー, 足 な ん ざ 体 の一部だ、とガイは言ってのけた。健康そのもののほかの部位は、悪くなった足に付き合ってやることはないんだ、特に心はそんなものに惑わされちゃいけない、右足がダメでも左足がある、左足もダメなら、まだ二本の腕があるんだぞ。
"Dengar, Lee. Satu buah kaki hanyalah bagian dari tubuh." Kata Guy." Ada bagian tubuh lain yang lebih penting untuk kesehatan itu sendiri, yang fungsinya sangat fital. Terutama jantung (/otak), yang tidak bisa digantikan. Jika kaki kanan tak berguna, masih ada kaki kiri. Jika kaki kiri juga tak berguna, masih ada dua tangan."
お 前 の こ と を, 少 し 見 く び っ て い た よ, ガ イ.
"Aku sedikit meremehkanmu, Guy." Pikir Kakashi.
「木 ノ 葉 の 気 高 き 碧 い 猛 獣, 見 参!」
"Bertemu lagi dengan Siluman Hijau Liar Pemangsa Agung dari Konoha!"
ド ゴ ッ!
Dogoo! (/Ngacungin Jempol!)

Tumit kaki Guy turun, terjadi ledakan di ubun-ubun musuh. Lambung kapal bergetar. Kekuatan ledakannya luar biasa, hingga menciptakan lubang raksasa di lantai. Jika bukan karena ruang pipa bawah lantai, musuh mungkin akan jatuh keluar dari kapal.

---- By R A P ----

Dari dalam kegelapan bawah lantai, terdengar picuan dan derikan kabel listrik yang terpotong.Guy sok keren memberitahu Kakashi bahwa dia telah selama ini telah menjaga Kakashi dengan cara mengawasinya. Guy melihat para penumpang. Kakinya terasa sakit, matanya juga terlihat berkaca-kaca. Namun, ia tetap menunjukan 'Pose Khasnya' kepada para penunmpang . Dia menyuruh mereka untuk tenang, karena Siluman Hijau Liar Pemangsa Agung dari Konoha sudah datang. Namun, ia mengasingkan diri...

Upps! Dia kemudian merangkak di lantai, mencekik dirinya, lalu muntah. Mabuk yang mengerikan. Sedetik kemudian, Kakashi memperingati Guy untuk menoleh ke belakang. Guy mengangkat bagian atas tubuhnya, lalu berbelok dan menyundul wajah musuh yang datang. Musuh terlempar. Melihat musuh jatuh, Guy agak lupa dengan rasa sakit di kakinya. Tampaknya serangan iut juga menghentikan pergerakan shinobi musuh lainnya. Guy bersiap, ia dikelilingi oleh shinobi musuh yang terlihat waspada. Guy mencoba untuk bersikap tenang, mengatakan bahwa semuanya sudah diperhitungkan, ia melompat dengan satu kaki. Dia menempatkan kedua tangan di pinggul, dan menonjolkan dadanya.

Kakashi memanggil Guy, karena terlihat jelas, wajah Guy pucat. Yang penting, Kakashi meminta Guy untuk memotong tali yang mengikat dirinya. Saat Guy melangkah menuju Kakashi, tiba-tiba... Boom! Papan lantai meledak. Sebuah tinju raksasa dari bawah lantai menjulang keatas.

---- By R A P ----

Guy melompat mundur. Serpihan dan asap lantai membutakan penglihatan. Serpihan-serpihan kecil itu terus menghujani Kakashi. Musuh shinobi bersorak gembira melihatnya, ternyata itu adalah pemimpin musuh yang nampaknya baik-baik saja setelah terkena ledakan sebelumnya. Sambil berjalan melalui serpihan yang berterbangan, pria itu memberitahu namanya sendiri, yaitu "羅 氷 // Rahyo", sambil berkata ia akan menjadi orang yang akan melenyapkan mereka.

---- Bersambung Ke Chapter 6 -------

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04


NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 "PESAN TERSAMPAIKAN"

--- Penulis: Akira Higashiyama ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---

--- Novel Kakashi Hiden Chapter 04 by R A P ---

Pukul 11.35 siang di ruangan Hokage desa Konohagakure, sepucuk surat dibubuhkan pada pada sebuah anak panah yang ditembakkan. Permintaan yang tertulis di surat itu sama persis dengan yang disampaikan pada penumpang Tobishachimaru lima menit yang lalu. Sebagai tambahan, para pelaku penyerangan mengungkapkan bagaimana caranya mereka berhasil masuk ke kapal tersebut. Tsunade, yang dalam kejadian itu sedang berada di ruang Hokage, langsung merespon dan mencari tahu kebenaran surat tersebut.

Pasca berakhirnya Perang Dunia Shinobi Keempat, sebuah stasiun radio baru dibangun untuk menjaga komunikasi dengan Negeri Ombak. Teknologi radio ini memungkinkan mereka untuk melacak lokasi yang tertera di surat tadi.

Dari hasil pencarian, mereka menemukan ada 12 orang yang sedang terikat dan kehilangan semua harta bendanya. Kemungkinan besar, mereka adalah para pengunjung yang diundang dan seharusnya ikut ke dalam penerbangan Tobishachimaru. Mereka semua berada di dekat plaza dimana upacara penerbangan tersebut dilangsungkan, tetapi dalam kondisi terkurung di sebuah kabin.

Kini, waktu yang tersisa kurang dari dua puluh menit menjelang tengah hari.

“Dengan kata lain, apa yang tertulis di surat itu bukanlah lelucon belaka.” Mereka mencocokkan frekuensi gelombang radio ke Shizune, dan Tsunade mengirim informasi tersebut kepada Shikamaru yang sedang berada di Houzukijyou. ”Sialan, apa yang sebaiknya dilakukan?”

“Jadi, akankah kau melepaskan Garyo?” ucap Shikamaru di radio. ”Bagaimanapun, aku juga tidak tahu terlalu banyak tentang Aliansi Armament (Persenjataan), tapi jika kau menelan menuruti permintaan orang seperti mereka bahkan hanya sekali ini, orang lain yang akan melakukan hal yang sama akan berdatangan.”

“Lalu, apa yang harus kita lakukan dengan nyawa 57 penumpang tersebut?” tanya Tsunade kebingungan.

“Lebih lanjut lagi, jika kita secara semena-mena melepaskan tahanan atas nama Konoha, desa-desa lain tidak akan tinggal diam.” respon Shikamaru.

“Dalam keadaan seperti ini, jangan mengatakan hal seperti itu!” Tsunade mulai emosi.

“Sedikit... Tolong tenang sedikit, Tsunade-sama... Setidaknya, tolong coba dan usahakan agar Naruto tidak tahu tentang hal ini. Karena si idiot ini, tanpa memikirkan konsekuensinya, akan pergi sendiri untuk menyelesaikannya.” imbuh Shikamaru.

“Ahh, aku mengerti.” respon Tsunade.

Kali ini, ada suara lain yang terdengar dari radio Tsunade.

“Ern, maaf Tsunade-sama... Ini Lee.” ucap Lee.

“Ada apa, Lee?” tanya Tsunade.

“Err... sejujurnya....” ucapan Lee terhenti.

“Apa? Jika ada yang ingin kau katakan, cepat katakan!” Tsunade memasang raut serius.

“Baik.. Sejujurnya, Guy-sensei dan Kakashi-sensei sedang berada di Tobishachimaru.” ucap Lee.

“Apa kau bilang?” Tsunade terkejut.

“Guy-sensei bilang, tak peduli apapun yang terjadi, Ia ingin menaiki kapal itu... Jadi, hari ini aku secara diam-diam menemaninya. Kakashi-sensei kemudian mengejarnya... Aku minta maaf.” jelas Lee.

“Orang itu...” suara Tsunade bergetar dengan amarah. “Tidak bisa dimaafkan!”

“Apa kau serius... Lee?” mata Shikamaru segera tertuju ke Ino. ”Jika seperti itu... Yeah.” Ino mengangguk. “Akan kucoba untuk berbicara dengan Shintenshin no Jutsu (Teknik Perpindahan Jiwa-Raga).”

Tsunade menutup matanya. Di tengah keadaan sunyi ini, hanya suara gemerisik yang terdengar dari radio itu.

“Shizune!” Tsunade memberi perintah segera setelah Ia membuka matanya. “Segera kumpulkan semua shinobi yang tersisa di desa, kecuali Naruto.”

--- Bersambung ke Novel Kakashi Hiden Chapter 05 ---

[Catt]

• Panjang setiap chapter berbeda-beda. Chapter kali ini hanya berisi 3 halaman saja, baik versi RAW (japanese version) ataupun english version, makanya hanya sedikit.

• Pengingat : Tim Ino-Shika-Chou dan Tim Guy sedang berjaga di Houzukijyou, seperti yang disebutkan pada chapter prolog.

• Belum jelas kepada siapa Ino akan berkomunikasi (untuk sekarang).

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 "SERANGAN UDARA"

--- Penulis: Akira Higashiyama ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---


Guy mulai mengeluh bahwa itu menjengkelkan, mengapa mereka tidak bisa lebih cepat, dan bagaimana shinobi seperti mereka seharusnya sudah ditangkap. Guy mendesak Kakashi agar cepat-cepat ketika ia mendorong kursi rodanya melalui bangunan yang sedang melayang di udara ini, dan akhirnya melewati gudang. Guy berusaha untuk mendapatkan perhatian Kakashi. Sementara itu, Guy tidak dapat diam bahkan untuk sedetik saja. “Ada apa, Kakashi? Kau melambat! Kau menyebut dirimu sebagai shinobi Konoha? Kau ******!"

“Bagimu, jika itu dirimu, kau benar-benar sudah sembuh.” respon Kakashi.

“Kau juga, biarkan darah mudamu mendidih!....” imbuh Guy.

Karena Guy maju duluan, hanya dengan kekuatan tangannya, ia akhirnya dapat berada di depan. Berbicara tentang hal ini, Guy tidak hanya melakukan squat , tapi juga push-up; sepanjang hari melakukan hal tersebut seperti seorang idiot. Kakashi pikir tentang hal ini ketika ia melihat Guy berada di depan dirinya. Kekuatan tekadmu lah yang telah menyembuhkanmu, Guy.

Setibanya di langit-langit ruang makan, Guy tiba-tiba berhenti. Akibatnya, wajah Kakashi menabrak bokong Guy. “Jangan tiba-tiba berhenti donk ….” ucap Kakashi. “Shhh!” sahut Guy sambil member isyarat jari.

Dari kisi-kisi jeruji, Guy melihat ke seluruh isi ruangan. Tepat di depan jeruji tersebut, ada sebuah lampu gantung yang teruntai. Di sudut ruangan, ada sebuah piano putih besar. Di depannya tertata rapi sofa dan meja, bahkan bar alkohol di dekat jendela. Mereka ingin tahu untuk apa yang dilakukan shinobi-shinobi di sana. Ada beberapa shinobi yang mengendalikan para penumpang. Mereka mengancam dengan kunai, mengejek, dan mendorong mereka agar mereka berkumpul.

Kondisi para penumpang yang kebingungan membuat mereka terlihat seperti domba yang sedang diarahkan. Mereka dikumpulkan di tengah ruangan. Seorang anak kecil yang melekat di pinggang ibunya, terlihat menangis terisak-isak. Penumpang yang mengeluh ditendang langsung oleh shinobi tersebut.

--- Novel Kakashi Hiden Chapter 03 by R A P ---

“Ada berapa banyak mereka?” Kakashi coba mendengarkan dengan seksama.

“Dari yang kulihat, ada enam.. tidak, tujuh orang!” sahut Guy dengan nada pelan.

“Apa dua orang yang tadi juga ada di sana?” tanya Kakashi.

“Aku tak tau.” sekarang, Guy sekarang coba mendengarkan.

“Ada berapa banyak shinobi yang menyamar dari Konoha?” tanya Kakashi lagi.

“Ada tiga orang.” sahut Guy.

Sebelum Guy selesai bicara, para jounin tersebut bergerak. Salah seorang dari mereka menyamar sebagai penumpang, dan melompat keluar dari kerumuman. Ia melemparkan kunai dari kedua tangannya kearah shinobi musuh. Dua shinobi musuh langsung tumbang. Melirik tepat ke arah teriakan, tepat di bawah lampu gantung tadi, seorang jounin yang lain menebaskan pedangnya ke musuh. Karena serangan balik ini tidak diprediksi oleh musuh, shinobi musuh secara bersamaan kesal.

Karena bidikan shuriken musuh yang bagus, beberapa penumpang terkena dan tumbang. Seorang jounin ditendang dan terhempas ke arah kerumunan penumpang. Seorang pria besar di tengah ruangan bertiak apa yang rekannya, Kahyo lakukan.

Sepertinya orang tersebut yang menggunakan pakaian biru gelap dan berjanggut adalah pemimpinnya. Kakashi terus mengingat nama Kahyo di dalam pikirannya. Jounin ketiga tadi melompat dari piano besar, dengan kedua tangan memegang erat kunai, dan mengarah langsung ke arah si pemimpin. Pria itu lalu mengeluarkan sebuah pedang panjang yang disembunyikan dari balik jubahnya, menerima tantangan dari jounin tersebut.

Mereka berdua secara hati-hati menggunakan ninjutsu, mungkin karena mereka berada 5.000 meter di atas tanah. Jika mereka salah langkah dan merusak lambung kapal, akan terjadi masalah besar. Jounin dari Konoha dan si pemimpin grup tersebut saling bertarung, hingga api keluar dari kedua kunai yang saling bergesekan. Guy berkata bahwa ia dan Kakashi harus menolong mereka. Kakashi bertanya apa yang dapat Guy lakukan dengan keadaan seperti itu, dan diminta untuk menunggu sejenak.

Kakashi merasakan rasa gelisah yang tidak menyenangkan. Ia sangat ingin segera turun dan menolong rekan-rekannya, tapi ia menahan niat tersebut. Akhirnya, ia mengerti sumber kegelisahan tersebut. Ini tentang Kahyo: mungkin masih ada kartu trump dari musuh di antara para penumpang.

Dan akhirnya, intuisi Kakashi benar. Ada gejala-gejala yang terlihat dari mulut Guy. Ada seperti kabut putih yang keluar di sela-sela ucapannya. Pernafasan terasa berat. Mereka mulai menyadarinya, dan sepertinya suhu di ruangan tersebut menurun secara drastis. Kembali melihat ke arah pertarungan dalam ruangan, aktivitas dari rekan-rekan shinobinya telah berhenti.

--- Novel Kakashi Hiden Chapter 03 by R A P ---

Awalnya, mereka tidak mengerti apa yang terjadi. Sepertinya tiga jounin itu juga tidak tau apa yang telah terjadi. Tubuh bagian atas mereka merasa panik, sementara tubuh bagian bawah mereka sudah membeku sepenuhnya, membuat mereka tidak dapat bergerak sama sekali. Ini bukanlah sebuah metafora, Kakashi menyadari hal ini, rekan-rekan shinobinya benar-benar membeku!

Sementara dari es tipis tersebut terdengar suara seperti “Bikibikibikibiki”, ini seperti ada sejenis makhluk yang merangkak naik ke tubuh mereka. Akhirnya setelah es itu sampai di ujung kepala, mereka benar-benar terkurung dalam es.

“A..Apa..” saat mulut Guy tertutup, pernafasannya tidak beruap lagi. “Apa yang terjadi?”

Musuh juga tergelincir dan berkumpul di antara penumpang. Suhu ruangan mulai meningkat kembali. Kakashi paham karena telah berpengalaman. “Sepertinya, ada seorang pengguna Elemen Es (Hyoton).”

“Bagaimana kau bisa tau?!” tanya Guy bingung.

“Dua bulan lalu, ketika Naruto menangkap Garyo…” ucap Kakashi.

Ketika ia melihat ke rekan-rekannya yang membeku, Kakashi merapatkan gigi gerahamnya. “Sepertinya mereka menghadapi pengguna Hyoton.”

“Jika itu masalahnya, mereka adalah bawahan Garyo, ‘kan?” tanya Guy.

“Mungkin.” jawab Kakashi.

“Jadi, apa yang harus kita lakukan?” tanya Guy lagi.

“Tunggu sebentar.” ucap Kakashi.

“Kami adalah simpatisan dari Aliansi Persenjataan Ryuha!” ucap pria besar itu, yang merupakan si pemimpin. “Semua penumpang yang naik, segera berkumpul di tengah ruangan!” Para shinobi bawahannya kemudian mengacungkan kunai ke arah penumpang, mengarahkan mereka ke tengah ruang makan.

“Permintaan kami adalah agar Garyo-sama segera dibebaskan dari Houzukijyou (Blood Prison / Penjara Berdarah)!” Suara si pemimpin menggema bagaikan guntur. “JIka hingga siang ini permintaan kami tidak dipenuhi, para penumpang akan dieksekusi, satu orang setiap 10 menit!” Tangisan kesedihan mulai muncul dari para penumpang.

“Kami tau bahwa desa Konohagakure memiliki pengawal di percobaan penerbangan ini! Lebih dari itu! Kami juga cukup sadar akan kemampuan Uzumaki Naruto. Jika ada situasi dimana Konoha mempekerjakan Uzumaki Naruto untuk menyelesaikan masalah ini, Konoha akan menjadi desa yang akan dikritisi sebagai pihak yang mengabaikan para tawanan!” ucap si pemimpin. Kakashi dan Guy saling bertukar pandangan.

"Di berbagai tempat di kapal ini, kami telah memasang bom. Jika anggota kami melihat kehadiran Uzumaki Naruto, bahkan jika hanya seekor burung yang kelihatan seperti Uzumaki Naruto, Tobishachimaru akan segera dihancurkan hingga menjadi debu di langit!"

Hingga tengah hari... hanya 30 menit waktu yang tersisa.

--- Bersambung ke Novel Kakashi Hiden Chapter 04 ---