NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 02 "THE LAND OF SILENCE"
--- Penulis: Takashi Yano ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
Sinopsis ―Chapter Dua, Shikamaru berdialog dengan Hokage mengenai surat yang dikirim Sai. Banyak Shinobi menghilang secara misterius, dan sepertinya Sai menemukan sebuah petunjuk.
--- Novel Shikamaru Hiden Chapter 02 "The Land of Silence" ---
“Kepada tuan Hokage keenam.
Sudah tidak ada waktu lagi, jadi saya harus menulisnya sesingkat dan sejelas mungkin. Penyelidikan kami telah selesai sesuai dengan apa yang telah anda perintahkan. Namun sepuluh orang anggota tim kami telah menghilang, dan saat in, hanya saya yang tersisa.
Saya tidak tahu pasti apakah mereka masih hidup atau tidak. Namun, saya bisa pastikan, saat ini musuh sedang mengincar kami. Karena itu, saya akan langsung menuju intinya.
Situasi internal di negeri ini jauh lebih buruk dari apa yang anda takutkan. Bila kita membiarkannya, maka Serikat Shinobi mungkin akan menemui akhirnya. Tidak, jauh lebih buruk, mungkin angin perubahan yang saat ini sedang terjadi di seluruh dunia, itu semua akan terhenti sepenuhnya.
Ada seseorang yang berada di balik layar. Namanya adalah Gengo. Negeri ini ada karena Gengo, dan Gengo berada di sini karena dia juga membutuhkan negeri ini. Agaknya bukan sesuatu yang berlebihan bila saya katakan bahwa satu-satunya alasan negeri ini tetap berdiri, adalah hanya demi kepentingan Gengo semata.
Kharismatik. Mungkin itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan sosok Gengo. Dia mungkin adalah seseorang yang mampu mengubah dunia ini sekali lagi.
Entah, saya tidak ingin melihat dunia kembali berubah. Tapi saya belum yakin. Kita para Shinobi sama sekali tidak pernah diberkati, iya kan? Kita adalah Shinobi, karena kita terus bertahan. Tapi apakah itu benar-benar sesuatu yang baik?
Tuan Hokage. Tidak, Kakashi-san.
Aku tak lagi mengenal siapa diriku...”
―Sai
--- Novel Shikamaru Hiden Chapter 02 by H S M ---
Shikamaru mengangkat pandangannya dari surat Sai, dibarengi dengan helaan nafas tanda keheranan.
Kakashi kembali duduk, kedua sikunya menekuk di atas meja. Dia masih mengenakan topi Hokage di atas rambutnya yang tumbuh semakin panjang beberapa tahun terakhir ini. Sementara sebagian besar dari wajahnya tertutup oleh topeng, sama seperti biasanya.
Sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya, Kakashi hening, mengamati reaksi Shikamaru.
“Bagaimana menurutmu?”, Kakashi bertanya dengan suara yang jelas terdengar.
Pertanyaan itu jelas untuk Shikamaru. Tidak ada orang lain di ruangan tersebut selain mereka berdua.
“Saya heran... Sai malah mengirim jutsunya kembali ke desa, mengapa bukan dia sendiri saja yang kembali?”
“Yah, itu memang sedikit mengherankan...”
Kakashi bersandar di kursinya, pandangannya menatap langit-langit ruangan. Dia menghela nafas yang lumayan panjang.
“Lagipula, coba lihat surat ini... sepertinya memang semua orang kita, kecuali Sai, sudah tertangkap oleh musuh. Atau lebih buruk lagi, mereka sudah terbunuh.”
“Sepertinya memang begitu”.
“Yang dipimpin Sai adalah sepuluh ANBU yang memiliki keterampilan dan jam terbang tinggi. Saya benar-benar tidak yakin bila mereka bisa berbuat sesuatu yang cukup ceroboh sampai-sampai musuh menemukan mereka. Yah, kecuali bila memang musuh yang kita hadapi ini sama hebatnya dengan orang-orang kita.”
“Yah...”
Lagi-lagi jawaban singkat dari Kakashi. Dia perlahan memutar kursinya hingga membelakangi Shikamaru. Terdiam sejenak, dia lalu berputar kembali ke posisi semula. Memang seperti itulah seorang Kakashi Hatake, orang yang berusaha sebisa mungkin tetap tenang di segala situasi.
Normalnya, bila seseorang dihadapkan dengan keadaan semacam ini, tubuh dan pikirannya akan kaku, membeku. Kakashi mencoba menepis hal tersebut dengan apapun yang dia bisa lakukan. Kakashi paham dia harus terus bergerak dalam situasi seperti ini agar tetap bisa berpikir jernih. Dia belajar dari pengalamannya bertahun-tahun menjadi Shinobi yang telah menyaksikan banyak sekali pertumpahan darah.
Shikamaru melihat apa yang dilakukan Kakashi dengan muka gelisah. Tak lama, dia kembali membuka mulutnya dan berbicara.
“Ketika Sai sadar bahwa dia telah kehilangan seluruh anggota timnya, hanya ada satu kemungkinan tindakan yang mungkin dan harus dia ambil.”
“Melarikan diri... benar kan?” ucap Kakashi, masih dengan tubuh bersandar.
“Benar.” Kakashi mengangguk kecil mendengar jawaban Shikamaru. Pandangannya masih menengadah ke langit-langit.
“Meski begitu, dia malah mengirim surat ini. Mengapa dia tidak melarikan diri saja dan kembali ke desa untuk melapor langsung kepada anda, tuan Hokage...”
“Berapa kali aku bilang padamu, jangan panggil aku tuan Hokage, Kakashi-san saja sudah cukup...” kata Kakashi, kali ini pandangannya tertuju langsung ke arah Shikamaru.
“Sejak kapan kau berubah menjadi begitu kaku. Seingatku, kau dulu tidak seperti itu.” demikian lanjutnya.
“Aku sudah bukan anak kecil lagi.”
“Bahkan setelah semua yang terjadi, Naruto saat ini masih bertingkah seperti anak kecil.” Kakashi kembali mendebat.
“Naruto ya Naruto. Aku bukan dia.” jawab Shikamaru tegas.
“Oh, baiklah, aku mengerti...” kali ini Kakashi menyerah.
Pandangan yang terkesan sendu terpancar dari mata Kakashi. Dia membentangkan gulungan Sai di atas meja, membacanya dengan teliti sekali lagi. Matanya terhenti pada satu kalimat.
“Situasinya lebih buruk dari yang aku perkirakan ya?”
“Sepertinya masuk akal bila kita simpulkan bahwa Shinobi-Shinobi yang menghilang di medan tempur ketika perang masih berlangsung, serta mereka yang menghilang akhir-akhir ini, semua berada di negara itu...”
“Sepertinya memang seperti itulah yang dikonfirmasi oleh Sai.” Shikamaru menimpali.
“Hmm, Shijima no Kuni. Negeri yang selalu sunyi.”
--- Novel Shikamaru Hiden Chapter 02 by H S M ---
Banyak jiwa yang terenggut selama Perang Dunia Shinobi keempat ―yang dimulai oleh Uchiha Madara dan Uchiha Obito― berlangsung. Berhadapan dengan banyak hal di luar nalar, para Shinobi dari lima negara besar akhirnya menyatukan kekuatan mereka dan berjuang bersama-sama hingga tetes darah penghabisan. Di puncak perang, seseorang yang memanipulasi Madara ―Kaguya Ootsutsuki, akhirnya dapat dikalahkan. Perang pun berakhir.
Dalam rangka setiap desa untuk memulihkan diri di masa damai, upaya untuk mengetahui secara detail siapa-siapa saja yang gugur, atau menghilang di medan perang, menjadi sesuatu yang sangat penting dan mendesak. Perang yang terjadi begitu sengit, bahkan hingga merobek daratan benua. Alih-alih merinci daftar nama, bila jenazah seorang korban dapat ditemukan saja sudah menjadi sebuah keberuntungan.
Dibandingkan dengan jumlah korban yang telah diketahui pasti gugur di medan perang, jumlah korban yang nasibnya belum jelas masih jauh lebih banyak.
Lima negara besar telah kehilangan kurang lebih 10.000 orang Shinobi, sebanyak itulah nyawa yang direnggut dalam perang dunia keempat. Bahkan, bila melihat lawan dan situasi yang dihadapi, jumlah korban sebanyak itu masih tergolong sebuah keberuntungan.
Namun tidak seperti itu dalam pandangan Shikamaru. Baginya, bahkan satu saja korban sudah terlalu banyak.
Selain ayah, guru, serta orang yang dapat dia anggap sebagai paman, dalam perang ini, Shikamaru juga kehilangan salah satu sahabatnya ―Hyuga Neji. Dia yakin, rasa sakitnya ketika kehilangan sahabatnya tersebut juga dirasakan oleh semua yang ditinggalkan orang terdekatnya masing-masing.
Ketika jatuh korban dalam perang, di sana terdapat banyak kedukaan dan segala emosi yang takkan bisa hilang hanya oleh kata-kata. Itulah alasannya... Itulah alasannya, bagaimanapun caranya, perang tidak boleh kembali pecah sekali lagi.
“Aku ingin tahu, kira-kira berapa banyak dari Shinobi-Shinobi yang menghilang tersebut yang jatuh ke tangan Shijima no Kuni...” rupanya Kakashi sedang memikirkan sesuatu yang sama dengan Shikamaru.
Itulah yang Kakashi katakan. Maksudnya jelas, diantara seluruh korban yang masih menghilang, pasti ada beberapa di antara mereka yang masih hidup, namun entah bagaimana tetap berada di luar jangkauan.
Markas besar Serikat Shinobi adalah yang paling pertama menyadari hal tersebut. Mereka adalah yang menangani segala kontrak misi, permintaan tolong, dan hal-hal semacamnya, karena itulah mereka juga menjadi yang pertama menyadari sebuah pola. Pola yang kurang lebih mulai muncul setahun yang lalu.
Permintaan misi bagi para Shinobi menurun dengan drastis.
Sejak lima negara besar memutuskan untuk membentuk aliansi ―yang nantinya berkembang menjadi serikat, konflik semakin jarang terjadi. Dan konsekuensi logisnya adalah permintaan akan misi-misi berbahaya seperti tingkat A atau B juga ikut menurun.
Tak hanya berhenti disitu. Bahkan misi-misi mudah setingkat C atau D pun juga turut mengalami penurunan secara drastis.
Shikamaru mengetahui masalah ini cukup awal, karena memang dia memiliki jabatan lumayan di markas besar Serikat Shinobi. Namun tak banyak yang dapat dia dan rekan-rekannya lakukan dalam masalah ini. Mereka menganggap bahwa ini adalah bagian terelakkan dari perubahan yang sedang terjadi. Yah, sepertinya itu diterima sebagai satu-satunya penjelasan yang ada atas masalah ini
Sebenarnya, ada seseorang yang dikatakan mampu mengatasi permasalahan tersebut, dan juga masalah-masalah lain yang muncul pasca perang.
Orang itu adalah Hatake Kakashi.
Salah satu permasalahan yang coba diselesaikan oleh Kakashi adalah kasus hilangnya para Shinobi yang terjadi dalam setahun terakhir.
Setahun belakangan, desa-desa kehilangan kurang lebih satu Shinobi hampir setiap bulannya. Itu berarti 12 orang Nukenin untuk masing-masing desa, dan 60 orang total di seluruh lima negara besar. Dan yang lebih aneh, para Nukenin tersebut semuanya adalah Shinobi laki-laki berusia muda, dan lajang.
Masing-masing desa telah mencoba melakukan upaya pencarian, namun hasilnya nihil.
“Mungkin aku melakukan kesalahan dengan mengutus Sai untuk melanjutkan penyelidikan. Mungkin seharusnya aku menariknya mundur terlebih dahulu.” ucap Kakashi.
”Menyesali keputusan anda tidak akan mengubah apapun sekarang.” Shikamaru menyela.
“Yah, aku rasa kau benar.”
Sai, yang telah dikirim untuk menyelidiki kasus menghilangnya para Nukenin, telah mengirimkan laporan pertamanya sebulan yang lalu, mereka menemukan petunjuk. Kakashi percaya bahwa meningkatnya jumlah Nukenin dan menurunnya jumlah permintaan misi adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Dia memerintahkan Sai untuk meneruskan penyelidikan, dan mengirimkan satu tim ANBU sebagai bala bantuan.
--- Novel Shikamaru Hiden Chapter 02 by H S M ---
Petunjuk yang ditemukan Sai adalah Shijima no Kuni.
Negeri ini terletak di sebelah barat sebuah benua yang luasnya hampir sama dengan lima negara besar. Shijima no Kuni adalah sebuah negeri yang tidak pernah berinteraksi dengan negara lain manapun. Karena itulah, negeri itu disebut sebagai “tanah yang sunyi” oleh banyak orang. Satu-satunya detail yang diketahui dari negeri itu adalah keberadaan Samurai. Ya, Shijima no Kuni adalah negeri Samurai. Lebih dari itu, masih menjadi sebuah misteri.
Menurut informasi yang dikirim oleh Sai, beberapa Nukenin yang berasal dari Konoha, entah bagaimana, saat ini berada di Shijima no Kuni. Bukan hanya itu, bahkan beberapa Shinobi yang hilang dalam perang besar juga berada di sana.
Shijima no Kuni sedang mengumpulkan Shinobi-Shinobi yang hilang dalam medan perang, juga mereka yang sengaja meninggalkan desanya masing-masing. Dan sekarang pertanyaannya adalah...
Untuk apa?
Kakashi agaknya dapat melihat dengan sangat jelas apa jawaban pertanyaan itu, bukan sesuatu yang baik tentunya.
“Menurutmu, apa yang terjadi pada Sai?” tanya Kakashi.
“Dia masih hidup.” Shikamaru menjawab dengan pasti.
“Yah, aku setuju denganmu. Tapi... bila kau lihat cara dia melukiskan sosok Gengo dalam kata-katanya di surat ini...” Kakashi tak melanjutkan kata-katanya.
“Ini bukan sesuatu yang ingin saya percayai, tapi kita tidak boleh mengkesampingkan kemungkinan bahwa Sai, telah berpihak pada orang itu, Gengo.” Shikamaru menegaskan apa yang sepertinya dipikirkan Kakashi.
“Yah, lagipula Sai memang orang yang polos.”
“Namun bila ternyata benar Sai masih hidup, kita tidak boleh membiarkannya begitu saja. Kita harus menyelamatkannya.” tegas Shikamaru.
“Itu benar...” terlihat rona muram di mata sayu sang Hokage.
Sebenarnya Shikamaru tahu pasti, bahwa situasi menjadi jauh lebih rumit dari sekedar menyelamatkan seorang teman.
“Bila kondisi internal Shijima no Kuni benar-benar seperti apa yang dilaporkan oleh Sai, dan situasi di sana benar-benar seperti yang anda perkirakan, maka tidak ada pilihan lain. Kita harus segera mengambil tindakan.”
“Aku tahu, Shikamaru...”
“Sudah dua tahun berlalu semenjak perang berakhir. Desa-desa sudah mulai kembali stabil, namun kondisi negara secara keseluruhan masih belum seperti yang diharapkan.” lanjut Shikamaru.
“Bila perang kembali pecah, kita tidak akan sanggup bertahan.” Kakashi menjawab pelan.
“Tepat sekali.” Sambil menghela nafas yang begitu panjang, Kakashi beranjak dari duduknya, dan berjalan ke arah Shikamaru.
“Sepertinya kau memiliki pemikiran yang sama denganku, Shikamaru.” ucap Kakashi.
“Ya.” jawab Shikamaru, singkat.
“Kalau begitu apa kau tahu apa yang akan aku lakukan terkait masalah ini?”
“Tentu, anda bermaksud pergi ke sana sendirian bukan?” Shikamaru menjawab dengan yakin.
Kakashi memiliki pengalaman selama bertahun-tahun menjadi bagian dari ANBU. Tidak hanya itu, dia juga merupakan seorang ANBU yang luar biasa, spesialis dalam misi-misi berbahaya dan rahasia, termasuk misi pembunuhan.
Melihat gelagat di wajah sang Hokage, sepertinya tebakan Shikamaru memang tepat.
“Tuan Hokage. Saya mengerti perasaan anda. Tapi maaf, saya bisa pastikan anda tidak akan dapat melakukan itu.”
“Haha, kau membaca pikiranku secepat gerakan guru Minato, Shikamaru.” Kakashi mencoba mencairkan suasana, sementara Shikamaru hanya terdiam.
“Apapun itu, sudah jelas negeri tersebut dipimpin oleh seseorang bernama Gengo.”
“Ya, itu benar.”
“Kita harus melakukan sesuatu terhadapnya.”
“Saya juga berpikir hal yang sama.”
“Baiklah... Kalau begitu, kira-kira menurutmu siapa yang harus kita kirim kesana?” tanya Kakashi.
“Saya. Biar saya yang pergi.” Shikamaru menjawab dengan tegas.
“Apa?” kedua mata Kakashi melebar mendengar jawaban Shikamaru. “Kau itu adalah perwakilan Konoha. Kau memiliki banyak sekali tanggung jawab di Serikat Shinobi. Lagipula, ini adalah misi... pembunuhan.”
Ya, misi pembunuhan. Akhirnya kata itu terucap.
Apabila Serikat Shinobi dan negeri sunyi benar-benar berperang, maka perdamaian yang selama ini susah payah diusahakan oleh Serikat akan terganggu, bahkan mungkin runtuh. Jujur, tak ada satupun pihak yang mengharapkan perang.
Jika surat dan infromasi yang Sai kirim benar adanya, maka pembunuhan atas Gengo akan menjadi jalan yang tercepat dan paling efektif untuk menghentikan Shijima no Kuni.
“Kita harus menjaga rahasia ini sebisa mungkin. Tidak boleh ada yang tahu tentang ini selain orang-orang yang benar-benar kita percaya.” ucap Shikamaru.
“Itu benar. Tapi tidak harus kau sendiri yang pergi kesana...” Kakashi masih menentang keinginan Shikamaru.
“Salah satu teman saya sedang dalam bahaya. Mohon izinkan saya untuk pergi.”
Kakashi berhenti membantah, dia melihat determinasi yang begitu tinggi di mata Shikamaru.
Seperti Kakashi katakan sebelumnya, Shikamaru tidak harus melakukannya sendiri. Di desa, bahkan di Serikat Shinobi masih banyak orang-orang yang lebih cocok untuk menjalankan misi semacam ini.
Tapi Shikamaru telah mengajukan namanya sendiri.
Mungkin Shikamaru sendiri pun tidak tahu alasan pastinya.
Entah, tapi yang pasti, Shikamaru tak bisa hanya berdiam diri.
--- Bersambung ke Novel Shikamaru Hiden Chapter 03 ---
No comments:
Post a Comment