Saturday, 23 May 2015

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - Chapter 12 Part 2

 
NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - Chapter 12 Part 2
--Penulis: Akira Higashiyama
--Ilustrasi: Masashi Kishimoto

--- H S M ---

収監者たちは、顔を見合わせた。なにが起こっているのかは分からなかったが、次の爆発で塀が崩れ落ちると、まるで夢から覚めたかのように、歓声をあげて走りだした。
Para tahanan saling tatap. Mereka tak mengerti apa yang sedang terjadi. Ledakan berikutnya terjadi, dindingnya roboh. Seolah terbangun dari mimpi, mereka semua bersorak dan mulai berlarian.

「ひ ゃ っ ほ ー い! や っ と こ ん な く そ 溜 め か ら お さ ら ば で き る ぜ!」
"Whee! Akhirnya, selamat tinggal septik tank menyebalkan!"

「もっと降ってこい、落下傘!こんなところ、徹底的にぶっ壊しちまえ!」
"Jatuhlah, parasut! Hancurkan tempat ini!"

混乱 は そ れ だ け で は, 収 ま ら な い.
Bukan cuma kekacauan, keributan terjadi (dimana-mana).

「我 龍 様!」
"Garyo-sama!"

黒 装束 を 着 た 忍 た ち が 城内 へ な だ れ 込 ん で き て, 大 音 声 で 呼 ば わ っ た.
Ada shinobi berpakaian hitam. Mereka datang bergegas ke dalam benteng, berteriak dengan suara keras.

「ど こ に お ら れ ま す, 我 龍 様!」
"Di mana kau, Garyo-sama!"

「チ ィ ...... め ん ど く せ ー こ と に な っ た ぜ」
"Urgh... Merepotkan sekali... "

シカマルは、手のつけられない混乱のさなかにあって、地面に落ちた落下傘の影を狙って、術を繰り出した。
Di tengah kekacauan yang tak terkendali, ia menargetkan bayangan parasut yang tengah jatuh ke tanah. Shikamaru mengeluarkan jutsu.

「影 首 縛 り の 術!」
"Kagekubishibari no Jutsu!" (Jurus Bayangan Pencekik)

--- H S M ---

シカマルの影がグンッとのび出し、落下傘の影を捉える。その影が支えとなって、落下傘の本体が空中でピタッと静止した。
SFX: "Gunn" Bayangan Shikamaru mulai memanjang, yang dengan segera menggenggam bayangan parasut. Bayangannya menjadi penopang. Parasut itu berhenti di udara.

「テ ン テ ン! ベ ス ト を 傷 つ け ず に, 留 め 具 だ け 壊 せ!」
"Tenten! Tanpa merusak rompi, ia berhasil memotong pengaitnya saja!

見張り櫓から跳んだテンテンが、いっせいに忍具を飛ばす。宙吊りになっている男のべストの留め具が破壊されると、男の体が落下傘からするりと抜け落ちた。
Tenten melompat dari menara penjaga. Bersamaan dengan itu, dia melemparkan senjata Ninjanya. Dia menghancurkan pengait rompi seorang pria, yang sedang tergantung di udara. Tubuh pria itu kemudian dengan mudah terlepas dari parasut.

「う わ あ あ あ あ!」
"Uwaaaah!"

「ふ ん ぬ!」 落 ち て き た 男 を, チ ョ ウ ジ が ガ ッ シ と 抱 き 止 め る. 「ど っ せ い!」
| SFX: "gasshi" | "Urgh!" Chouji menangkap pria yang jatuh itu. "Yes!"

空 っ ぽ の ベ ス ト を つ け た ま ま, 落下 傘 が 風 に 吹 き 流 さ れ て い っ た.
Rompi parasut yang kosong terbawa hembusan angin.

息 つ く 暇 ​​も な い.
Masih ada waktu untuk menghirup napas.

人間 爆 弾 は, 次 か ら 次 に, 空 か ら 降 っ て く る.
Satu demi satu, bom manusia turun dari langit.

「影 寄 せ の 術!」
"Kageyose no Jutsu!" (Jurus Kumpulan Bayangan!)

実体を持ったシカマルの影が、たちまち無数の触手となって、一度に十人を空中で釘づけにする。本来は影を使って物質を手元に引き寄せる術だが、その物質を...つまり落下傘 を, 元 の 場所 に と ど め て お く こ と も で き る の だ.
Dari bayangannya, Shikamaru tiba-tiba menciptaka semaam tentakel yang jumlahnya tak terhitung. Dengan cepat, ia menahan sepuluh orang di udara. Biasanya, jutsu itu ia digunakan untuk menyeret sesuatu kepada dirinya dengan bayangan. Namun, kali ini jutsu itu berguna untuk menahan parasut-parasut itu. Dengan kata lain, ia mampu menghentikan orang-orang yang jatuh.

天 守 閣 の ほ う で, 爆 音 が 轟 い た.
Dari arah menara istana, terdengar suara ledakan bergemuruh.

「我龍が逃げていくわよ!」ベストの留め具を壊しながら、テンテンが叫んだ。「どうするの、シカマル!?」
"Garyo hendak melarikan diri!" Tenten berteriak saat ia sedang memotong pengait rompinya. "Apa yang harus kita lakukan, Shikamaru!?"

どうするったって……術を発動しているシカマルは、動けない。黒装束の忍たちに守られた我龍が逃げていくのを、眼の端で追いかけることしかできなかった。いったいどうすりゃいいってんだよ!?
"Apa yang harus kita lakukan..." pikir Shikamaru. Dia tak bisa bergerak karena sedang berkonsentrasi pada jutsunya. Dari lirikan matanya, dia bisa melihat Garyo yang telah melarikan diri. Dia dikawal oleh shinobi berpakaian hitam. Shikamaru tak bisa mengejar mereka. "Apa yang harus kulakukan?!"

落下 し て く る 人 た ち を, サ イ の 鴻 が さ っ と 空中 で か っ さ ら っ て い く.
Sai dengan cepat terus menangkap orang-orang yang jatuh dengan burung besar miliknya.

上空では、シノの寄壊蟲が黒い雲となって、落下傘に群がっていた。蟲たちにベストの留め具を食い破られた男たちが落下してくると、リーが跳び上がっ て 空中 で 受 け 止 め た.
Di langit, Kikaichuu (serangga parasit penghancur) milik Shino membentuk awan hitam. Mereka menyerbu ke arah penumpang. Serangga itu menggerogoti jepitan rompi yang melekat pada beberapa orang pria. Sementara itu, Lee melompat ke atas dan menangkap mereka di udara.

キ バ と チ ョ ウ ジ, そ し て 暗 部 た ち は, 逃 げ 出 し た 収監 者 た ち を 追 っ た. 牙 通 牙 と 肉 弾 戦 車 が 同時 に 発 動 さ れ, 収監 者 た ち を な ぎ 倒 し て い く.
Kiba, Chouji, dan ANBU mengejar para tahanan yang melarikan diri. Jutsu Gatsuuga (Serangan Taring-Taring) dan Nikudan Sensha (Manusia Paluru Tank) berhasil merobohkan para tahanan.

混乱 の 渦 の 中 で, シ カ マ ル は 空 を 見上 げ た.
Di pusat kekacauan, Shikamaru menatap langit.

残 る 落下 傘 は, あ と 四 つ.
Setidaknya ada lebih dari 4 parasut yang tersisa.

「シ ノ!」 シ カ マ ル は 叫 ん だ. 「落下 傘 の ほ う は, ま か せ て い い か?」
"Shino!" Teriak Shikamaru. "Bisakah kau tangani sisa parasut itu!?"

「あ あ」 蟲 を 操 り な が ら, シ ノ が う な ず い た. 「お 前 は, 我 龍 を 追 え」
"Ya" sambil mengendalikan serangganya, Shino mengangguk. "Kau (harus) mengejar Garyo."

シカマルの眼が、人だかりの先にある、黒装束の一団を捉える。色づいた楓の葉が舞い落ちるそのむこう側で、我龍は忍たちに守られていた。
Di mata Shikamaru, dia merasa bahwa kelompok berpakaian hitam itu berada di sekelompok orang di depan. Terlihat daun pohon maple berkibar dan berjatuhan yang bisa berubah warna. Di disampingnya, dia bisa melihat Garyo sedang dikawal oleh para shinobi.

「待 て っ!」
"Tunggu!"

--- H S M ---

数 人 が こ ち ら に 向 き 直 り, さ っ と ク ナ イ を 飛 ば し て く る.
Beberapa shinobi berbalik. Dengan cepat, mereka melemparkan Kunai.

「ど け ェ!」 シ カ マ ル は ク ナ イ を 避 け, 駆 け な が ら 印 を 結 ん だ.
"Menghindar!" Saat Shikamaru menghindari kunai, ia membuat segel sambil berlari.

「影 縫 い の 術!」
"Kagenui no Jutsu!" (Jutsu Jahitan Bayangan)

鋭 利 な 針 と 化 し た シ カ マ ル の 影 が, 敵 の 足 を い っ ぺ ん に 刺 し 貫 く.
Bayangan Shikamaru menjadi jarum yang tajam. Dan menusuk kaki musuh, satu per satu.

足 か ら 血 を 流 し な が ら, 敵 の 忍 た ち が バ タ バ タ と 倒 れ た.
Kaki mereka mengeluarkan darah, shinobi musuh berteriak lalu roboh.

シカマルはそのまま我龍を追ったが、数歩も行かないうちに、足が止まった。
Dia terus mengejar Garyo. Namun, sebelum dia berlari lebih jauh, langkahnya terhenti.

「......?」
なんと、面妖なことに、相手のほうがこちらへ向かって走ってくるではないか!
Apa? Ini aneh. Mengapa musuh berjalan menuju kesini?!

「ど, ど う な さ れ ま し た, 我 龍 様!?」 面食 ら っ て い る の は, 黒 装束 の 忍 た ち も 同 じ だ っ た.
"Ap- Apa yang kau lakukan, Garyo-sama?!" Shinobi berpakaian hitam juga merasa bingung.

「さ あ, 早 く ま い り ま し ょ う!」
"Baiklah, cepat datang (ke sini!)"

「どいてよ!」忍たちをふり切ると、我龍はこちらに向かって大きく手をふった。 「シ カ マ ル!」
"Menyingkir!" Setelah menyikat shinobi disekitarnya, Garyo berjalan menuju Shikamaru, lalu dengan anggung mengulurkan tangannya.

「な ん だ ぁ ...?」
"Apa...?"

シカマルは眉間にしわを寄せた。我龍のやつ、あんなオカマっぽい声だったっけ?小脇を締め、まるで少女のように走ってくる我龍に、シカマルは身構えた。「止まれ!」
Shikamaru mengerutkan dahi dan alisnya. Garyo itu pria, tapi suaranya seperti banci? Garyo berjalan seperti seorang wanita muda, dengan cara menyempitkan lengan bawahnya. Shikamaru bersikap waspada. "Berhenti!"

「もう、なに言ってんのょ……我龍はあたしが捕まえてるから、あんたはチョウジたちと逃げた収監者を追って!」
"Apa kau bilang? Karena aku sudah menangkap Garyo... Kau, Chouji dkk. harus pergi mengejar narapidana yang melarikan diri! "

「......」

「な に ボ ー ッ と し て ん の よ ...... あ た し よ, あ た し!」
"AKu bilang begini sebagai bos mereka... Ini aku, ini aku!"

「あ あ ...... い の か?」
"Ahh... Ino?"

ど う や ら, い の が 心 転 身 の 術 で, 我 龍 の 中 に 入 り 込 ん で い る よ う だ っ た.
Sepertinya dengan Shintenshin no Jutsu, Ino telah masuk dalam pikiran Garyo.

「いい、あんたたち!」いのは。。。我龍の姿をしたいのは、敵の忍に向き合った。「あたしに指一本でも触れたら、 あ ん た た ち の ボ ス を 殺 し ち ゃ う か ら ね! 」
"Tidak apa-apa kalian semua!" Ino... dalam tubuh Garyo... menghadap ke arah shinobi musuh. "Jika kalian menyentuhku sedikit saja, kami akan membunuh bos kalian!"

忍 た ち が, あ と ず さ り し た.
Shinobi musuh melangkah mundur.

「な に や っ て ん の よ, シ カ マ ル ...... さ っ さ と 行 き な さ い よ!」
"Apa yang kau lakukan, Shikamaru? Cepat pergi!"

「あ あ ...... 分 か っ た」
"Ahh... aku mengerti."

なぜ、そんなことをしたのか、自分でも分からない。気がつけば、シカマルはいのの……我龍の尻をさっと撫でていた。
Shikamaru tak mengerti kenapa ia melakukan hal seperti ini sendiri. Ketika ia menyadari (apa yang dia lakukan), Shikamaru dengan cepat dan lembut menyentuh bokong dari Garyo... dan Ino.

「キャッ」我龍が……我龍の姿をした、いのがぴょんっと跳び上がった。「なにすんのよ!?」
"Kyaa!" Garyo... dan Ino (yang berada di tubuh Garyo) resah sambil mengeluarkan suara yang 'pyon'. "Apa yang baru saja kau lakukan!?"

「ずっと気になってたんだが……そんななりをしてても、やっぱ『キャッ』て言っちゃうんだな」
"Aku selalu penasaran... Kenapa kau tidak melakukan hal seperti itu saat kau sedang berada di tubuh orang lain. Tapi, aku sudah mengerti, kau tetap mengatakan 「Kyaa」/terkejut (saat kusentuh bagian tubuh tertentu pada orang yang kau rasuki pikirannya)."

シ カ マ ル の 頭 に, い の の ...... 我 龍 の 拳 骨 を 借 り た, い の の パ ン チ が, 炸裂 し た.
Ino... meminjam tinju Garyo, mendaratkan tinjunya di kepala Shikamaru.

大混乱の鬼燈城のはるか西を流れる三つの星に気づいた者は、まだいなかった。
Namun, karena kekacauan di Houzukijyou, belum ada yang menyadari bahwa ada tiga obyek bercahaya yang mengalir ke ujung Barat.

どこからどう見ても流れ星なのだが、普通の流れ星と違うのは、この三つの光る物体は空から落下してくるのではなく、逆にグングン上昇していることだった。
Dari arah manapun, benda itu tampak seperti bintang jatuh dari suatu tempat. Namun, benda itu berbeda dari bintang jatuh biasa. Ketiga benda yang bersinar itu tidak jatuh dari langit. Namun, sebaliknya, ketiganya terus bergerak keatas.

// Bersambung ke Chapter 13...



Kembali Ke daftar Isi
klik


Sumber Namikaze Danu ( Danu R )

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - Chapter 12 Part 1

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - Chapter 12 Part 1

--Penulis: Akira Higashiyama
--Ilustrasi: Masashi Kishimoto

--- H S M ---

上空 で 爆 発 炎 上 し た 飛 鯱 丸 は, 鬼 燈 城 の 中 庭 か ら も 望 む こ と が で き た.
Bahkan dari halaman Houzuijyou, mereka bisa melihat Tobichachimaru di langit yang sedang terbakar akibat ledakan.

「おい、やベェことになってるぜ!」空を指さしながら、収監者たちが口々に叫んだ。「このまま、落っこちてくるんじゃねェか?」
"Oi! Benar-benar gawat!" Sambil menunjuk langit, para tahanan berteriak beberapa kali. "Kalau begini, bukankah akan jatuh?

そ れ は, シ カ マ ル に も, ち ゃ ん と 見 え て い た.
Shikamaru juga melihat (situasi) tersebut.

数 分 前 に, 突 如, 鬼 燈 城 の 上空 で 落下 傘 が い く つ も 開 い た の だ っ た.
Beberapa menit sebelumnya, beberapa parasut tiba-tiba terbuka di langit di atas Houzukijyou.

カカシが搭乗客を首尾よく逃がしたのだと判断したシカマルは、落下してくる人たちを救助すべく、リーとサイを天守閣の屋根に配し、サクラ、チョウジを引き連れて、収監者でごったがえす中庭へと走り出た。
Shikamaru menyimpulkan bahwa Kakashi telah berhasil membebaskan para penumpang. Untuk menyelamatkan orang-orang yang terjun, ia menyuruh Lee dan Sai untuk bersia di atap menara kastil. Bersama dengan Sakura dan Chouji, ia berlari keluar dan masuk ke halaman, yang sudah dalam keributan para tahanan.

飛鯱丸が閃光に包まれたのは、シカマルが落下傘を二十一まで数えたときだった。
Tobishachimaru bagai ditelan kilatan cahaya (Api). Sementara itu, Shikamaru menghitung ada 21 parasut.

火はすぐに消し止められたようだが、そのあと飛鯱丸から落ちた者たちの落下傘は、けっきょく開かずじまいだった。
Namun, api tampaknya baru saja padam. Setelah itu, orang-orang yang jatuh dari Tobishachimaru akhirnya tidak membuka parasut mereka.

そして、コントロールを失った飛鯱丸が、少しずつ小さくなっているのは、見間違えようがなかった。
Lalu Tobichachimaru kehilangan kendali. Sedikit demi sedikit, kapal itu terlihat lebih kecil. Ya, tidak diragukan lagi.

上空の風向きを考えると……シカマルは計算した。飛鯱丸が鬼燈城へ突っ込んでくる可能性は、限りなく低い。だが。。。
Berdasarkan arah angin di langit... Shikamaru menghitung. Ada kemungkinan Tobishachimaru jatuh menuju ke Houzukijyou dengan kecepatan rendah dan tanpa henti.

「や ベ ェ ぞ, あ り ゃ ......」
"Gawat, jadi mereka ..."

チョウジの視線を感じながらも、シカマルは飛鯱丸から眼を離さなかった。
Meski ia sekilas ia merasakan keberadaan Chouji, Shikamaru tak melepaskan tatapan matanya dari Tobishachimaru.

「ゴンドラが落ちやがった。いまのあの船は、重石を失ったようなもんだ……どんどん上昇していくぞ」
"Gondolanya sudah jatuh. Sebuah kapal (yang gondolanya sudah jatuh) beratnya akan turun srastis... akibatnya kapal tersebut akan terus menjulang keatas."

チョウジがゴクリと固唾を呑んだ。「どういうこと、シカマル・・・・?」
Chouji menelan-nelan ludah disaat situasi genting itu. "Apa maksudmu, Shikamaru ....?"

「上空一万九千メートルあたりで、血液の沸点は体温と同じになっちまう」シカマルが言った。「船に残ったやつら、死んじまうぞ」
"Ketika mencapai ketinggian 19.000 meter, titik didih darah akan sama suhunya dengan tubuh manusia." Kata Shikamaru. "Orang-orang yang masih ada di kapal akan mati."

「!」

「どうするの……」サクラが色をなした。「まだカカシ先生が中にいるのよ!?」
"Apa yang harus kita lakukan ....?" Wajah Sakura berubah. "Bukankah Kakashi-sensei masih ada di kapal!?"

「あんなに上がってしまってちゃ、もうサイにだってどうしようもねェ……」シカマルが苦しそうに言った。「とにかく、オレらはオレらにできることをやるぞ」
"Kalau terus naik sampai batas itu, Sai takkan bisa berbuat apa-apa lagi..." kata Shikamaru. "Pokoknya, kita harus melakukan sesuatu."

「落下 傘 が 降 り て く る わ よ!」 見 張 り 櫓 の 上 で, テ ン テ ン が 叫 ん だ.
"Parasutnya jatuh!" Tenten berteriak dari puncak menara jam.

「天守閣のほう!」雨雲にさえぎられた淡い陽光を背に受けて、最初の落下傘がゆらゆらと天守閣のほうへ流 れ て い く.
"Dari arah samping menara istana!" Sinar matahari dengan samar yang terhalang oleh awan-hujan menyinari punggung mereka. Parasut pertama perlahan bergoyang dan jatuh ke sisi menara kastil.

--- H S M ---

シ カ マ ル が 見上 げ る と, 天 守 閣 の 上 で リ ー が う な ず い た.
Ketika Shikamaru melihat ke atas, Lee mengangguk dari atas menara benteng.

横 風 が 吹 き, 落下 傘 が 流 さ れ る.
Angin diagonal berhembus. Parasut tertiup angin.

落下傘と人を繋ぐ紐。。。吊索がもつれ、そのせいで人の体が振り子のように、右に左に大きく揺れた。天守閣の上で待ち構えるリーたちの手をすり抜け、そのまま監房棟へと落下してゆく。
Ada sebuah tali yang diikat dari parasut dengan orang yang menggantung disana... akan tetapi tali pengantung itu terlihat semakin kusut. Akibatnya, tubuh seseorang itu bergerak seperti ayunan: bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan. Lee dan teman-temannya menunggu di atas menara benteng. Namun, mereka gagal menangkap tangan orang yang jatuh. Kalau begini, mereka akan terus jatuh ke arah bangunan penjara.

「あ っ ち に は キ バ と シ ノ が 待機 し て ...」
"Kiba dan Shino, bersiaplah di arah sana..."

着 地点 が カ ッ と 白熱 し, シ カ マ ル の 残 り の 言葉 を, 爆 音 が 吹 き 飛 ば し た.
Titik pendaratan itu tiba-tiba terlihat memijar. Kata-kata Shikamaru terhapus oleh suara ledakan.

ド オ オ オ オ オ ン ッ!
Doooon! (Boom!)

「!?」

監 房 棟 が 白煙 に 包 ま れ, す ぐ に 火 の 手 が あ が っ た.
Bangunan penjara diselimuti asap putih. Sontak, kebakaran terjadi.

「な, な ん だ ぁ ...?」
"Ap- Apa...?"

「シカマル!」立ち尽くすシカマルの耳を、いのの金切り声が打った。「落下傘のベストに青火粉が仕込まれてる!」
"Shikamaru!" Saat ia berdiri mati langkah, suara kecil Ino terdengar di telinganya. "Ada Aobiko yang ditebar di rompi parasut-parasut itu!"

「...... は あ?」
"...Hah?"

「カカシ先生から連絡があった!」天守閣の窓から顔を突き出して、いのは声をふり絞った. 「す ぐ に 敵 襲 が あ る わ よ!」
"Aku telah menghubungi Kakashi-sensei!" Ino menunjukan wajahnya dari jendela menara kastil. Dia berteriak sekuat tenaga, "Akan ada serangan musuh secara langsung!"

「マ ジ か よ ...」
"Apa kau serius..."

次 の 落下 傘 は, 城門 の す ぐ 外 に 落 ち た.
Parasut berikutnya jatuh tepat di luar gerbang istana.

耳 を つ ん ざ く 爆 音 が 轟 ぎ, 爆 風 が 城門 を 吹 き 飛 ば す.
Suara ledakan bergemuruh membuat tuli telinga. Ledakan itu melemparkan gerbang kastil.

収監者たちは、顔を見合わせた。なにが起こっているのかは分からなかったが、次の爆発で塀が崩れ落ちると、まるで夢から覚めたかのように、歓声をあげて走りだした。
Para tahanan saling tatap. Mereka tak mengerti apa yang sedang terjadi. Ledakan berikutnya terjadi, dindingnya roboh. Seolah terbangun dari mimpi, mereka semua bersorak dan mulai berlarian.

Bersambung ke Chapter 12 part 2


Kembali Ke daftar isi

Klik



Sumber Danu R ( Namikaze D )

NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 10

NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 10

--- Penulis: Takashi Yano ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---

--- H S M ---

―Lautan manusia terhampar di alun-alun depan istana hari ini.

Bukan hanya para Kakusha yang berada di tempat itu, namun mungkin juga seluruh penduduk desa. Baik laki-laki maupun perempuan, tanpa peduli akan usia atau juga status sosial, semuanya tumpah ruah menjadi satu, menantikan kehadiran pemimpin mereka.

Semangat, serta kesetiaan yang luar biasa terlukis jelas dalam raut wajah orang-orang itu. Suara mereka menggema, melantunkan segala puja-puji bagi sosok yang sedang mereka nantikan kemunculannya. Namun, bagi Shikamaru, semua itu tak lebih dari sesuatu yang bising dan menjengkelkan.

Terjebak dalam kerumunan manusia sebanyak itu, ditambah lagi cuaca pagi yang cukup terik, membuat Shikamaru yang saat ini mengenakan jubah panjang para Kakusha itu benar-benar basah kuyup bermandikan keringat.

Rou berada tepat di sampingnya. Sementara Soku saat ini tengah mengintai dari atas atap sebuah gedung yang berada di seberang alun-alun, menunggu gilirannya beraksi tiba.

Saat ini Rou menggunakan kemampuannya untuk menyamarkan chakra Shikamaru agar menyerupai chakra si pemilik asli jubah yang saat ini dia kenakan. Baik secara kualitas, maupun kuantitas. Tentu saja, Rou juga melakukan hal yang sama pada dirinya sendiri.

Wajah mereka juga telah tersamarkan, lagi-lagi atas kontribusi Rou. Itu merupakan sesuatu yang sangat penting, karena tak peduli seberapa baiknya mereka menyembunyikan chakra, bila musuh memiliki seseorang dengan mata yang awas, atau seseorang yang pandai mengingat wajah, penyamaran mereka berdua akan dengan mudah terbongkar. Setidaknya, keterampilan Rou ini memberikan cukup jaminan bahwa penyamaran mereka telah sempurna, baik luar maupun dalam.

Dengan semua kedok yang mereka kenakan, akan sangat sulit membedakan Shikamaru dan Rou dari para Kakusha asli yang mereka tiru identitasnya. Lagipula, keberadaan Shikamaru dan Rou sendiri juga telah tersamarkan oleh kerumunan manusia yang luar biasa banyaknya ini.

Semuanya telah diatur sedemikian rupa, pihak musuh tidak akan menyadari kalau mereka ada di sana.

“Tuan Shikamaru, saya rasa kita harus mendekat ke tempat itu.” Ujar Rou lirih. Pandangan matanya tetap fokus mengawasi sebuah panggung yang berada di depan kerumunan, ke sanalah mereka akan menuju.

Panggung tersebut tak terlalu megah, hanya lebih tinggi beberapa jengkal dari tanah. Terlihat pula barisan anak tangga yang terbuat kayu menghiasi kedua sisinya. Tak ada apapun di atasnya, tidak ada mikrofon, tidak ada pula barisan pengawal, panggung tersebut terlihat kosong melompong. Letaknya juga sangat dekat dengan kerumunan, bahkan beberapa orang di barisan terdepan ada yang berhasil menyentuhnya.

“Saya penasaran, apa Gengo benar-benar akan muncul?” gumam Rou, tampak ada sedikit keraguan di wajahnya.

Apa yang dirasakan Rou tersebut ada benarnya. Bagi pemimpin sebuah negara, berdiri di atas panggung yang tak memiliki pengamanan satu apapun adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Dia akan menjadi sasaran yang sangat mudah di serang.

Bila Gengo benar-benar muncul di atas panggung seperti itu, maka bisa dikatakan, dia sama sekali tidak memiliki rasa curiga sedikitpun bahwa ada pihak-pihak yang mungkin mengincar nyawanya.

“Untuk saat ini, yang harus kita lakukan hanyalah mendekat ke sana, lalu menunggu. Bila Gengo tidak juga muncul hari ini, kita mundur.” ujar Shikamaru.

“Saya mengerti.” jawab Rou.

Benar, yang saat ini harus mereka lakukan adalah terus mendekat ke arah panggung. Sedekat yang mereka bisa, setidaknya hingga berada dalam jarak dimana Kagemane no Jutsu milik Shikamaru mampu menjangkau Gengo. Sesuai rencana, setelah Shikamaru berhasil membelenggu pergerakan Gengo, Soku akan menyelesaikan semuanya dengan jarum chakra miliknya.

“Tapi, bila dia benar-benar mun-“

Kata-kata Rou terpotong oleh sorak-sorai yang tiba-tiba terdengar dari barisan paling depan. Keriuhan tersebut menyebar dengan cepat ke seluruh alun-alun bagaikan sebuah gelombang pasang. Shikamaru masih terus mencoba bergerak maju ke barisan terdepan, bertahan sebisa mungkin di tengah teriakan orang-orang disekitarnya yang semakin lantang memekakkan telinga.

Tak lama, sesosok pria menampakkan diri di atas panggung.

--- H S M ---

Dia mengenakan jubah panjang berwarna hitam, serupa dengan yang dipakai para Kakusha. Namun kontras dengan jubah mereka yang terkesan suram, jubah milik pria ini dipenuhi hiasan berwarna-warni yang tak terhitung jumlahnya. Dia juga memakai sebuah ikat pinggang yang terbuat dari perak, ukurannya lumayan besar. Seakan masih belum cukup, sepasang renda berbentuk dua ekor ular berwarna perak juga menghiasi lengan-lengan jubahnya. Dibandingkan dengan seluruh penduduk desa, atau bahkan para Kakusha, penampilan orang ini terlihat jauh lebih mencolok.

Rambut pria itu berwarna biru tua. Perawakannya tegap, sementara wajahnya terlihat tenang, namun tegas. Dari sepasang matanya yang tajam dan berbinar, tersirat bahwa dia adalah seorang yang cerdas. Samar-samar, terlihat pula bekas pangkasan rambut di dagunya, sepertinya dia baru saja bercukur.

Secara keseluruhan, pria itu terlihat seperti seseorang yang berusia sekitar 30 tahunan.

“Orang itu... Apa mungkin orang itu yang bernama Gengo?” gumam Rou yang tiba-tiba berhenti berjalan.

Shikamaru tak menjawab, dia terus bergerak maju. Dia sangat yakin, bahwa orang yang baru saja muncul di atas panggung tersebut adalah benar-benar Gengo.

Perlahan, orang itu mengangkat lengan kanannya ke udara. Seketika itu pula, segala keriuhan yang semenjak tadi bising terdengar berangsur surut dan akhirnya menghilang. Matanya terpejam sejenak, lalu tersenyum. Perlahan dia mengambil nafas dan mulai berbicara.

“Pertama-tama... Aku ingin mengucapkan banyak terima kasih bagi semua yang telah berkumpul di sini, hari ini.”

Suaranya terdengar berat, namun entah kenapa, terasa menenangkan. Seakan-akan mampu membuat seseorang mendengarnya bukan hanya dengan telinga, namun juga dengan hati dan seluruh tubuhnya.

Termasuk Shikamaru. Entah kenapa, sesaat setelah mendengar orang itu berbicara, Shikamaru merasakan sesuatu yang begitu mengganggu dan membuat hatinya gelisah.

Rou berhasil menyusul Shikamaru setelah tadi sempat tertinggal. Sekilas terlihat, bahwa dia juga merasakan perasaan tidak nyaman yang sama dengan Shikamaru. Kedua Shinobi itu segera memberi isyarat satu sama lain, lalu kembali bergerak dengan langkah mereka yang perlahan dan senyap.

“Sudah sepuluh tahun sejak pertama kali aku berdiri di atas panggung ini. Semakin banyak saudara sepemikiran yang bergabung dengan kita, dan negara ini terus menerus berkembang. Namun, belum ada satupun dari impian kita yang terwujud.”

Semua yang hadir saat itu mendengarkan dalam keheningan. Tak ada satupun yang terdengar, selain tentunya suara orang itu yang terdengar jelas meski tanpa pelantang. Oleh karenanya, ketika orang itu berhenti bicara, suasana alun-alun benar-benar berubah sunyi, seakan tanpa kehidupan.

“Aku punya pertanyaan untuk kalian, para penduduk Shijima no Kuni!”

Suara orang itu yang sebelumnya terdengar tenang, tiba-tiba berubah menjadi menggelora penuh semangat. Kata demi kata dia ucapkan lantang, seakan semua itu keluar langsung dari lubuk hatinya yang terdalam.

“Negeri ini semasa dipimpin Daimyo, atau negeri ini di masa sekarang... Menurut kalian, yang manakah yang lebih baik? Siapa yang lebih mampu memimpin negeri ini?”

“TUAN GENGO!!”

Ya, orang yang saat ini berdiri di atas panggung itu ternyata memang benar-benar Gengo. Semua yang hadir saat itu serempak meneriakkan namanya, membuatnya menggema di seluruh penjuru alun-alun.

“Tidak salah lagi... Orang itu adalah Gengo.” gumam Rou.

Shikamaru hanya mengangguk, dan kembali bergerak. Saat ini mereka berdua berada semakin dekat dengan panggung. Hanya tinggal beberapa meter lagi, sebelum akhirnya mereka sampai ke jarak ideal bagi Kagemane no Jutsu milik Shikamaru.
Saat-saat inilah yang menentukan keberhasilan seluruh misi.

--- H S M ---

Gengo mengangkat tangan kanannya sekali lagi, dan keadaan yang sejenak tadi riuh rendah telah kembali tenang.

“Aku sangat senang mendengar jawaban kalian. Hari-hari dimana Daimyo berkuasa telah usai. Ya, Daimyo, orang yang sama sekali tidak pernah menghargai kebijaksanaan kita, kekuatan kita, dan diri kita para Shinobi... Itu semua telah berakhir, masa-masa kelam itu telah lama berakhir!”

“Para penduduk Shijima no Kuni yang sangat aku cintai, telah tiba era dimana kalian akan merasakan perdamaian yang sesungguhnya. Kami para Kakusha... Kami yang telah tercerahkan ini akan melindungi kalian untuk selama-lamanya, dengan segala daya upaya yang kami miliki, bahkan dengan nyawa kami sekalipun!”

“Kalian tidak perlu khawatir akan apapun. Kesejahteraan, kemakmuran, kenyamanan hidup, semuanya akan kami wujudkan... Karena memang itulah impian kami para Kakusha.”

Semua yang hadir di tempat itu benar-benar terhanyut oleh kata-kata Gengo. Beberapa bahkan ada yang sampai meneteskan air mata.

Sejujurnya, Shikamaru berpikir bahwa apa yang dikatakan Gengo bukanlah sesuatu yang istimewa. Tak peduli seberapa keras dia berusaha mengolah kata-kata, apa yang dia sampaikan sama sekali bukan pidato yang enak didengar. Namun tetap saja, Shikamaru mengakui bahwa ada sesuatu yang misterius terkandung dalam suara Gengo, entah apa.

“Negeri kita ini terletak di wilayah pinggiran. Sejarah menulis kita sebagai negeri yang terasingkan, yang tertindas, yang diinjak-injak. Para pendahulu negeri ini memutus hubungan dengan dunia luar bukan untuk melindungi kalian, akan tetapi untuk menguasai kekayaan Shijima no Kuni bagi diri mereka sendiri! Bila kita tetap menutup diri, kita akan semakin lemah... Tapi sekarang, itu semua telah berakhir.”

Nada suara Gengo terdengar meninggi.

“Orang seperti Daimyo sama sekali tidak pantas memimpin dunia! Kami para Shinobi lah yang seharusnya menyandang tugas itu. Berkat perjuangan para Shinobi, negeri ini dapat terlindungi.”

“Keberadaan para Shinobi yang memiliki kekuatan dan kebijaksanaan melebihi manusia biasa adalah sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Namun tetap saja, dunia ini malah dipimpin oleh para Daimyo. Orang-orang egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri, bahkan menginjak-injak para Shinobi dan rakyatnya tanpa perasaan!”

“Lihatlah... Sudah sepuluh tahun berlalu sejak aku menggulingkan Daimyo yang berkuasa. Negeri ini tumbuh semakin makmur sejak saat itu!” Gengo membusungkan dadanya dengan bangga.

“Hampir sampai...” gumam Shikamaru.

Hanya tinggal beberapa langkah saja, maka Gengo akan berada dalam jangkauan bayangannya.

“Negeri ini hanyalah awal. Selanjutnya, aku akan memusnahkan para Daimyo yang berkuasa di seluruh dunia, dan membangun sebuah era baru bagi kita semua!”

“Mengapa mereka tidak pernah menghormati kita? Padahal kita menyandang kekuatan yang jauh lebih hebat dari Daimyo manapun!”

“Lalu mengapa kita selalu dipinggirkan? Bukankah kita sangat berjasa bagi mereka? Mereka memandang kita sebelah mata, mendiskriminasi dan mengasingkan kita, menginjak-injak kita di bawah keserakahan mereka! Para Shinobi dan rakyat jelata, kita semua sama, kita adalah... korban.”

“Mengapa para Daimyo melakukan itu semua? Itu karena... sesungguhnya mereka takut pada kita!”

Tanpa mempedulikan pidato Gengo yang berapi-api, Shikamaru dan Rou terus bergerak maju. Saat ini mereka sudah berada di dekat panggung, cukup dekat untuk melihat sosok Gengo dengan lebih jelas.

Sedikit lagi, tinggal sedikit lagi.

Sejauh ini mereka berdua mampu mendekat ke arah Gengo dengan sangat mudah, hampir tidak ada halangan yang berarti. Namun justru itulah yang sedikit mengganggu pikiran Shikamaru.

Shikamaru merasa ini terlalu mudah, mungkinkah sebuah perangkap?

Namun dia cepat-cepat menepis kecurigaannya tersebut. Shikamaru meyakinkan dirinya sendiri, bahwa dengan segala penyamaran yang dia dan Rou kenakan, musuh tidak akan mungkin mengenali mereka.

Ini adalah kesempatan yang sangat bagus, dan mereka harus tetap maju. Itulah yang ada dalam benak Shikamaru saat ini.

“REVOLUSI...” ucap Gengo, singkat.

“Akatsuki pernah berdiri menantang dunia demi mewujudkan sebuah era yang baru, namun pada akhirnya mereka tumbang, dihancurkan oleh dunia Shinobi yang tak pernah berubah. Keadaan tak menjadi lebih baik setelahnya, para Shinobi masih saja dimanfaatkan dan berada di bawah bayang-bayang kekuasaan para Daimyo. Namun... Akatsuki benar-benar menghidupi makna nama mereka, yaitu fajar. Ya, Akatsuki adalah simbol dari fajar penuh harapan yang akan segera menyingsing!”

“Sekarang dengarlah, wahai para penggenggam mentari pagi yang terbit dari kegelapan yang hening!”

Gengo perlahan mengangkat kedua tangannya ke udara, seakan sedang menyambut para dewa yang turun dari kahyangan.

“Secercah cahaya pertama dari mentari fajar dunia yang baru ini... akan terbit dari negeri kita tercinta, Shijima no Kuni!”

Seketika, semua yang berada di situ berteriak dengan semangat yang menggelora. Begitu kerasnya, seakan bumi ikut bergetar.

Inilah kesempatan yang mereka tunggu-tunggu sejak tadi.

Shikamaru melepaskan bayangannya. Sulurnya bergerak cepat menyusuri kerumunan layaknya seekor ular berwarna hitam kelam, kemudian merayap ke atas panggung dan berhenti tepat di kaki Gengo.

Tepat setelah bayangan itu menangkap kaki Gengo, pergerakannya akan terbelenggu, dan Soku akan mengakhiri semuanya dengan jarum chakra miliknya.

Semua akan baik-baik saja, semua berjalan sesuai rencana.

Hanya saja...

Bayangan Shikamaru... tak mampu mencapai Gengo.

“Kenapa ini... Harusnya dia ada dalam jangkauan, dia sudah ada dalam jangkauan! Lalu kenapa bayanganku... Kenapa bayanganku tak mampu mencapainya?!” Shikamaru terlihat kebingungan.

“Tikusnya ada di sebelah sana...” Perlahan namun pasti, Gengo mengalihkan pandangannya pada Shikamaru yang berada di tengah kerumunan. Tatapan matanya masih tetap tenang, namun entah kenapa, terasa sangat mengancam.

“Tuan Shikamaru! Dia menyadari keberadaan kita!” teriak Rou.

Beberapa sosok melompat ke arah Rou, menahannya.

Shikamaru belum menyerah, dia mencoba mencapai Gengo dengan bayangannya sekali lagi.

“Itu sia-sia saja...” ujar Gengo.

Bayangan Shikamaru, yang sudah bagaikan perpanjangan tangan dan kakinya sendiri itu, tiba-tiba berubah menjadi tak terkendali, layaknya sebuah layang-layang yang benangnya terputus. Sulurnya sama sekali tak mampu mencapai target, mereka hanya berputar-putar tanpa arah di atas tanah.

Jika memang seperti itu...

Shikamaru melompat ke atas panggung, tangannya menggenggam sebuah Kunai. Rencananya telah gagal, maka tak ada pilihan lain, dia harus bertarung dan melakukan ini dengan tangannya sendiri.

Shikamaru menerjang ke arahnya, namun Gengo sama sekali tak bergeming. Justru tergores sebaris senyum di bibirnya.

Shikamaru semakin mendekat, dia mengayunkan senjatanya ke arah leher Gengo dengan cepat dan tepat.

Namun tiba-tiba...

―Duakkk!

Seseorang melompat dari arah samping panggung dan menendang Shikamaru tepat di perutnya. Shikamaru terhempas ke belakang, namun mampu menguasai keseimbangan dan kembali siaga.

Dia segera mengalihkan pandangannya ke sosok yang menyerangnya barusan.

“K-kau... Apa yang kau...?”

Seorang pria berdiri di antara Gengo dan Shikamaru. Kulitnya sangat putih, bahkan bisa dibilang pucat. Matanya sayu, seakan menyembunyikan sejuta misteri di baliknya. Sementara wajahnya terlihat tenang, nyaris tanpa ekspresi.

Tidak salah lagi, sepertinya Shikamaru mengenal siapa orang ini.

“Apa yang kau lakukan... Sai?”

--- Bersambung ke Novel Shikamaru Hiden Chapter 11 ---


Kembali Ke Daftar Isi
Klik



Sumber DNI.

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - Chapter 11

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - Chapter 11

--Penulis: Akira Higashiyama
--Ilustrasi: Masashi Kishimoto

--- H S M ---

Kakashi dibawa ke tempat penyimpanan bahan makanan di dapur. 2 shinobi musuh dengan keras menendangnya ke dalam ruangan itu, lalu 'kachan' terdengarlah suara mengunci pintu, ya, mereka mengunci Kakashi dalam ruangan. Shinobi musuh menertawai dan mencemooh: "Percaya nggak sih? Kami menangkap Hatake Kakashi yang itu lho!" Mereka terus berteriak dan mengejek. Rekan musuh yang lain bahkan terwawa lebih keras: "Ya! Aliansi Persenjataan Ryuuha memang yang terbaik!"

Sementara itu, tekanan atmosfer dalam kapal menurun. Sudah jelas oksigen-nya bakalan tak cukup. Jika otak tidak mendapat pasokan oksigen, manusia akan berperilaku abnormal dan sensasional.

Shinobi musuh terus mengejek Kakashi, menendang dan menggedor-gedor pintu. Kakashi tetap memikirkan situasinya. Mood Kakashi buruk, kemampuan konsentrasi dan bakat penilaiannya mulai menurun (karena kekurangan oksigen). Badannya tak bertenaga, kesadarannya bisa saja menghilang. Tak lama lagi, bahkan bisa mengalami koma atau pingsan. Kemungkinan terburuknya, bisa mati.

だからカカシは、一か八か、一芝居打つことにした。敵の判断力が失われていることを期待して。
Dan, karena situasinya berisiko tinggi bagi Kakashi, ia memutuskan untuk segara mengambil tindakan. Sebagai antisipasinya (ia menganggap) musuh akan kehilangan kemampuan penilaian (situasinya).

野菜や肉のならんだ棚を見ていくと、牛乳の入った瓶があった。少し考え、この牛乳を使うことに決めた。
(Kakashi) mengamati tumpukan sayuran dan daging di rak, ada juga botol susu sapi. Setelah berpikir sebentar, ia memutuskan untuk menggunakan botol susu itu.

栓を抜いて、まずは一本、ゴクゴクと飲み干す。それからもう一本、口に含められるだけ含んだ。
Dia mengambil botol pertama, lalu mencabut penutup gabusnya. Diiringi suara 'gokugoku' (/suara tegukan berulang), ia meminumnya. Setelah itu, ia mengambil botol lagi. Namun, ia menahan (susu) itu dalam mulutnya (//tidak meneguknya).

心の準備を整えると、口に含んだ牛乳を、なるたけ大きな音をたててゲーゲー吐き出した。派手にゲホゲホと咳き込み、また牛乳を口に含んでは吐いた。
Setelah menyiapkan mental dan menyiapkan diri, ia kemudian membuat suara tersedak sekeras mungkin; Dia memuntahkan susu yang ditahan mulutnya tadi. Dia berusaha untuk batuk sekeras-kerasnya dengan suara 'gehogeho' (/suara tersedak). Dia memuntahkan susu lagi yang ditahan di mulutnya.

それを三回ほど繰りかえしたところで、ドアの外が静まり、敵が耳を澄ましているのが分かった。
Setelah mengulanginya sebanyak 3 kali, (situasi) di luar pintu menjadi tenang. (Kakashi) tahu bahwa musuh mendengarkannya dengan hati-hati.

す か さ ず 体 を "く" の 字 に し て, 床 に 横 た わ っ た.
Tanpa menunda, (dia memposisikan) tubuhnya seperti tulisan "く" (/menyiku). Dia berbaring di lantai.

すぐにドアの上部についている覗き窓が開き、ぎょろぎょろ動くふたつの目玉が現れた。
Dengan segera, penutup jendela yang berada bagian atas pintu terbuka. Telihat bola mata musuh mengintip, menatap gerakan 'gyorogyoro' Kakashi.

「お い ...... ど う し た ん だ?」
"Oi... apa yang terjadi?"

「う う う ... う う う う ...」
"Uuu... uuuuu..." (/Kakashi pura-pura sakit)

口を隠すふりをして喉の奥に指を突っ込むと、カカシは先ほど飲んだ牛乳を首尾よく吐き出した。
Berpura-pura menutup mulutnya, ia memasukan jari ke tenggorokannya. Kakashi kemudian berhasil memuntahkan sebagian susu yang telah ia minum beberapa waktu yang lalu.

[T/N] - Jika dipikir-pikir, secara teknis cerita diatas Kakashi membuka maskernya!!?

--- H S M ---
「な、なんだ?」口からゲーゲー白いものを吐き出すカカシを見て、忍たちは肝をつぶした。「カカシが吐いてるぞ!」
"Ap- Apa?" Shinobi musuh melihat Kakashi tersedak dan memuntahkan zat putih dari mulutnya. Shinobi musuh terkejut. "Kakashi muntah!" (teriak mereka)

「あ、頭が痛い」カカシは荒い息をつきながら、途切れ途切れに言った。「ふ、船の高度が上がって… る ん だ ... 」
"Ke- Kepalaku sakit..." Kakashi gagap berbicara dengan napas yang berat."Ke- Ketinggian kapal... meningkat..."

「な ん だ, そ れ だ け か?」
"Apa, apa yang ingin kau katakan?"

「お前たち……分かってるのか……この空気の薄さ……この船は、たぶん……いま、一万八千メートルを超えている…」
"Tidak kah... Kalian semua... mengerti? ... Dengan atmosfer yang tipis ini... Kapal ini... mungkin... sekarang... melebihi ketinggian 18.000 meter..."

も ち ろ ん, で た ら め で あ る.
Tentu saja, (Kakashi) berbohong.

「だから、なんだ?」だが、敵は慌てた。「高度と、お前が吐くことと、なにか関係があるのか?」
"Terus gimana?" Musuh malah bingung. "Kalau ketinggiannya segitu, lalu apa hubungan dengan muntah-muntahmu?"

「し、知らないのか……高度が一万九千メートルになると…血液の沸点が……人間の体温と同じになる」
"Hah, kalian tidak mengerti? ... Ketinggian 19.000 merupakan titik didih darah... Suhunya akan sama dengan suhu tubuh manusia"

こ れ は, 事 実 で あ る.
Ini adalah fakta.

「だから、それがどうしたってんだよ?」だが、敵にはピンとこなかった。「だからって吐くこたぁねェだろ?」
"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" Musuh belum paham intinya. "Meski begitu, kau takkan muntah, kan?"

「オ レ の 見 る と こ ろ ...... あ と 五分 だ」
"Menurut pengamatanmu... 5 menit lagi (ktinggian mencapai 19.000 meter)"

敵 が 顔 を 見 合 わ せ た.
Para musuh saling pandang.

「あと五分で……このまま上昇していけば……あと五分で……高度が一万九千メートル達する」カカシは弱々しく言った。「オレたちの血が……体温で沸騰しちまう……みんな ...... 死 ぬ 」
"Dalam 5 menit ... Jika ketinggiannya terus naik... dalam 5 manit... Ketinggian akan mencapai 19.000 meter" ucap Kakashi perlahan. "Darah kita... akan mendidih karena suhunya... semua orang akan mati..."

「!?」

カカシの最後の言葉を聞いたときの敵の狼狽ぶりたるや、嘘をついてごめんなさい、と謝りたくなるほどであった。
Ketika musuh mendengar kata-kata terakhir Kakashi, mereka berperilaku panik. (Saat Kakashi melihat reaksi mereka, ia merasa) kasihan karena telah membohongi mereka, bahkan ia ingin meminta maaf.

「ど、どど、どうすりゃいいんだ!?」ひとりが頭をかかえ、もうひとりが右往左往した。
"Ap-, Ap- Ap- Apa yang harus kita lakukan !?" Salah satu musuh sudah kehilangan akalnya. Musuh yang lain bergerak kebingungan.

「す, す ぐ に 羅 氷 様 に 知 ら せ な き ゃ ー」
"Jika-, Jika kita tidak segera memberitahu Rahyo-sama..."

「それじゃ間に合わない!」カカシは一喝した。「オレをここから出してくれ……一か八か, オ レ の 技 で 浮力 部 に 穴 を あ け て, 高度 を 下 げ る し か な い! 」
"Sudah tidak ada waktu lagi!" Kakashi teriak dengan suara berat. "Biarkan aku keluar dari sini... Dengan resiko yang tinggi dan situasi genting seperti ini, aku akan membuat lubang di komponen apung dengan teknik milikku. Kita tak punya pilihan lagi selain menurunkan ketinggiannya! "

「そ、そんな……だって、お前は華氷様に地鎖連氷を打たれてて、チャクラが練れないんじ ゃ ... 」
"S- soal itu... tapi kau masih dalam pengaruh Jisarenhyou milik Kahyo-sama. Kau tak bisa menggunakan chakra (sembarangan), kan? ..."

そこで、カカシはもう一度喉の奥に指を突っ込み、盛大に牛乳を吐いてやった。
Dan sekali lagi, Kakashi memasukan jari ke tenggorokannya sendiri. Dia sengaja membuat dirinya muntah susu.

「オレをだれだと思ってる……」ゼエゼエ喘ぎながら、身を起こす。「木ノ葉の……はたけカカシだ」
"Kalian pikir siapa aku..." Sambil bernafas dengan suara 'Zeezee' (/suara terengah-engah), (Kakashi) duduk. "Aku adalah Hatake Kakashi... Dari Konoha"

[T/N] - Jika sobat tertarik dengan ilmu pengetahuan dibalik pernyataan Kakashi, silahkan baca teori Amstrong Limit. Berikut tentang Amstrong Limit yang dikutip dari Wikipedia :

Armstrong Limit (Batas Amstrong), sering disebut juga dengan Garis Armstrong, adalah ketinggian yang menghasilkan tekanan atmosfer sangat rendah, air bisa mendidih pada suhu normal tubuh manusia yaitu 37 °C.
Nah, disebutkan bahwa ketinggian tersebut berkisar antara 18.900-19.350 meter diatas tanah.

--- H S M ---

自分の名前がこれほどの効果を発揮したのは、カカシにしてみれば、はじめてのことだった。
Nama (Kakashi) sendiri juga memberikan efek yang mendalam terhadap (reaksi) tersebut. Bagi Kakashi, ia pertama kalinya (menghadapi musuh dengan reaksi seperti itu).

敵はおたがいにうなずくと、鍵を開け、しかも殊勝なことに、手を貸して立たせてくれようとすらした。
Musuh saling mrngangguk satu sama lain. Mereka memutar kunci. Bahkan, mereka ada yang mencoba untuk mengulurkan tangan (kepada Kakashi) untuk berdiri.

カ カ シ の 眼 が, ギ ラ リ と 光 っ た.
Mata Kakashi berkilau dan bersinar.

ド ガ ッ!
Dogaa! (/Bukk!)

バ キ ッ!
Bakii! (/Duaarr!)

Kakashi mengalahkan kedua musuh. Semenit kemudian, Kakashi mengurung shinobi musuh yang pingsan ke tempat penyimpanan makanan. Dia kemudian meninggalkan dapur. Dia melompat turun dari perancah yang tergantung di palka (tempat penyimpanan barang-barang) kapal. Sekali lagi, ia ingin memanggil Pakkun dan ninken lainnya nya. Namun, cara dia mengatur chakra dalam tubuhnya telah berubah. Dari ujung kaki sampai tubuh bagian atas akan membeku jika ia melakukan Kuchiyose. (Perlu diingat, Chakra Kakashi harus terus beredar untuk menghentikan perkembangan Jisarehyou. Dia tidak mengatur chakra untuk mengeluarkan Ninjutsu). Kakashi tak punya pilihan selain pergi mencari Aobiko sendiri. Ada kotak kayu menumpuk di dalam palka kapal. Tapi apa pun itu sepertinya tidak ada hal yang mencurigakan. Ada alkohol dan bahan makanan, serta rompi parasut...

Saat terjadi kontak dengan air, Aobiko akan meledak. Dalam wadah normal, uap air dapat meresap ke dalamnya. Air dan Aobiko harus bercampur pada waktu yang tepat. Jadi seharunya ada wadah khusus untuk Aobiko. Namun, tidak ada hal seperti itu yang terlihat dalam kapal. Sebuah sensasi tak menyenangkan terasa di dada Kakashi. Dia berpikir, "Jika aku jadi Rahyo, di mana aku menyembunyikan Aobiko?" Dia tetap tak bisa mengiranya.

Kakashi melihat ke arah komponen daya apung. Pada perancah yang menggantung di udara, ia sedang memikirkan bagian bawah kantung udara dari Tobishachimaru tersebut. Jika Rahyo bermaksud membenturkan kapal ke Houzukijyou, mungkin dia telah menyiapkan dan menyembunyikan Aobiko dalam kantung udara. Begitulah kemungkinan skenario yang paling efisien.

Soal kelembaban air, mereka bisa menggunakan es Kahyo. Dampak benturan akan membuat kantung udara meledak. Es akan larut, kemudian Aobiko akan meledak. Lalu Houzukijyou akan benar-benar hancur.

Kakashi barbalik. Dia berpikir lagi. Skenario semacam itu tidak bisa benar. Dia telah menyangkal perasaannya dari awal.

Jika Tobishachimaru menabrak Houzukijyou, maka Garyo kemungkinan secara tidak sengaja akan mati jika skenarionya memang begitu. Padahal mereka berniat untuk menyelamatkannya. Di daratan, kaki tangan musuh sedang bersiaga. Kemungkinan Rahyo bermaksud menjatuhkan Aobiko dari langit ke Houzukijyou.

--- H S M ---
Sementara Shikamaru dan shinobi lainnya menghadapi kerusuhan, musuh pasti akan mencoba menyelamatkan Garyo. Kakashi kemudian melakukan kontak pikiran dengan Ino lagi. Ia mengatakan bahwa menurutnya rencana Rahyo adalah menjatuhkan Aobiko dari kapal. Dalam hal ini, serangan tersebut bisa dijadikan sinyal sebagai isyarat serangan. Kakashi memperingatkan, mereka harus berhati-hati dan mewaspadai lingkungan sekitar.

Kemudian, Kakashi mendengar langkah kaki yang bergema melalui kekosongan palka kapal. Kakashi segera bersembunyi di balik tumpukan kotak kayu. Dua shinobi terlihat. Mereka mencoba untuk mengangkat sebuah kotak kayu, yang tampaknya memiliki segel yang tidak diketahui di atasnya. Lambung kapal miring tertiup angin. Salah satu shinobi, yang memegang satu sisi kotak kayu, tiba-tiba lengah. Musuh lain yang mengangkat sisi lain kotak kayu kemudian menegur temannya: "Hati-hati! Mau mati ya?!"

Dengan sikap mengancam, orang yang hampir menjatuhkan kotak kayu itu kemudian memucat. Mungkin karena mereka mengalami hipoksia (karena ketinggian), konsentrasi mereka menurun. Dengan hati-hati mereka terus membawa balok kayu tesebut. Mereka berbalik menuju ruang ruang makan. Kakashi segera memeriksa balok kayu yang tersisa. Nmapaknya mereka telah membawa kotak yang dikemas dengan rompi parasut.

Sulit bagi Kakashi untuk mengikuti shinobi tersebut, karena dia tak bisa mengatur chakra. Dia berjalan di papan yang miring. Lewat perancah, dia kembali ke dapur. Dia hendak menggunakan saluran ventilasi, tapi ia mempertimbangkannya kembali. Dia diam-diam mendekati ruang makan lagi. Ia tidak bisa mengatur chakra dengan benar, jika Kahyo menyerang dengan es lagi, dia pasti tak berdaya.

Untungnya, dapur dan ruang lain dibatasi dengan sebuah pintu. Di dekat pintu masuk itu, ada grand piano yang sebelumnya hancur. Kakashi segera melompat ke tempat gelap, ia mengawasi keadaan sekitar. Rahyo berada di dekat pintu ruang kendali. Terlihat kotak kayu baru saja dibuka.

--- H S M ---

Di atas kepala, lampu yang tergantung miring bergoyang dan itu berbahaya. Para penumpang telah ditangkap musuh. Mereka dikumpulkan di dekat es yang menutup lubang. Kahyo juga terlihat disana. Rahyo mengatakan kepada mereka bahwa Aliansi Persenjataan Ryuuha tidak suka pembantaian tanpa alasan. Mulai sekarang, mereka akan membebaskan para sandera. Para penumpang saling melirik. Shinobi musuh sedang mempersiapkan rompi parasut. Terdengarlah teriakan sukacita dari para penumpang.

Kahyo meminta maaf kepada mereka. Dia bahkan membantu penumpang mengenakan rompi parasut. Di luar kapal, angin menderu. Tobishachimaru gemetar dan berderak-derak. Kapal itu akan bergejolak. Para penumpang benar-benar terpesona oleh pembebasan mereka secara tiba-tiba dari mimpi buruk mereka. Mereka tak tampak curiga mengenai hal itu. Mereka semua berebut untuk mengenakan rompi pertama. Rahyo berteriak kepada mereka untuk tidak panik. Parasutnya pasti cukup untuk mereka semua.

Sementara itu, intuisi Kakashi memberitahu kepada dirinya sendiri bahwa ada yang aneh. Dia heran mengapa Rahyo melepaskan penumpang begitu saja. Kahyo terlihat yakin membantu penumpang. Tidak ada niat jahat yang terlihat dari Kahyo. Tampak seolah-olah musuh benar-benar menyesal, dari lubuk hati mereka yang terdalam.

Rahyo bertanya apakah semua orang sudah memakai rompi. Jika mau melompat, mereka harus menarik tali yang ada di depan dada mereka terlebih dahulu, sehingga parasutnya akan terbuka. Kahyo mengayunkan lengannya, es yang menutupi lubang di lambung kapal meleleh. Es itu lenyap seketika. Dari luar, angin dan awan yang bertiup kedalam.

Ada keributan di antara penumpang. Mereka berjongkok di lantai. Musuh-musuh mengulurkan tangannya kepada mereka. Satu demi satu, para penumpang melompat keluar dari kapal. Rahyo bertanya kepada bawahannya berapa kecepatan angin sekarang, dan bertanya dimana para sandera akan mendarat. Kakashi tak berkedip melihat mereka dari jauh.

Kakashi berpikir: Kenapa mereka membebaskan para sandera? Kenapa baru sekarang? Dia melihat situasi di luar jendela. Hanya ada awan hujan berwarna abu-abu. Kakashi terus berpikir mengenai situasinya: Lalu, kenapa Rahyo memikirkan tempat pendaratan penumpang?

Oh tidak ...

Dalam sekejap, Kakashi tersadar. Ketika mereka sedang mengambil parasut dari gudang, musuh tidak sembarangan menjatuhkan kotak kayu. Pada saat itu, musuh tampak cemas.

Kakashi kemudian menyadari apa sebenarnya rencana Rahyo...

--- H S M ---

Tanpa pikir, Kakashi menggerakkan tubuhnya. Dia berteriak kepada para penumpang untuk menghentikan apa yang sedang mereka lakukan. Mereka tidak boleh memakai rompi itu! Rahyo terkejut ketika Kakashi melompat keluar dari balik piano. Dia teriak kepada Kakashi: Apa lagi yang ingin kau lakukan? Kakashi berteriak kembali kepada mereka:

「そ の ベ ス ト に は 青 火 粉 が 仕 込 ま れ て い る!」
"Ada Aobiko dalam rompinya!"

「着 地 の 衝 撃 で 爆 発 す る ぞ!」
"Saat mendarat (karena benturannya), (rompi) itu akan meledak!"

(Perlu diingat bahwa Kakashi melihat ada awan hujan berwarna abu-abu di luar jendela. Jika lembab, Aobiko akan meledak! Jadi harus hati-hati membungkusnya... Dengan kata lain saat dijatuhkan, Aobiko harus dibungkus agar tidak meledak di tengah udara.)

Kahyo membuka matanya dengan lebar. Dia kemudian menatap Kakashi, lalu menoleh kembali ke arah Rahyo. Kemudian ia melihat Kakashi lagi. Para penumpang kemudian mengatakan bahwa rompi itu tidak mau lepas: secara fisik rompi itu sudah terkunci pada tubuh mereka. Rahyo tertawa, dan mengatakan bahwa semuanya sudah terlambat.

Dengan perintah Rahyo, para bawahan musuh menarik penumpang yang mencoba melarikan diri. Satu demi satu, musuh melemparkan penumpang dari kapal; jeritan mereka berlahan memelan sampai tak terdengar karena jatuh kebawah. Sementara itu, Rahyo menunjukan wajah muram kepada Kakashi. Sekali lahi Rahyo teriak: Jika saja mereka melapaskan Garyo-sama, situasi ini bisa saja dihindari. Tanggung jawab jatuh pada Konoha.

激しい怒りがカカシの中ではじけ、気がつけば、相手に飛びかかっていた。
Kemarahan yang teramat sangat, meledak dalam diri Kakashi. Dengan cepat, ia melompat ke arah musuh.

「氷 遁 · 砕 氷 槌!」
"Hyouton: Saihyoudzuchi!" (Elemen Es: Palu Es Penghancur!)

瞬時 に 両 の 拳 を 固 め た 羅 氷 は, カ カ シ を 迎 え 撃 つ.
Seketika, Rahyo memasang kekedua tinjunya untuk mencegat Kakashi.

カカシは素早く左右に揺さぶりをかけ、クナイで相手を突いたが、チャクラを練ることができない状態では、そのスピードはたかが知れていた。
Kakashi dengan gesit bergerak ziz-zag (untuk menghindari serangan) Dia mendorong musuh dengan Kunai. Karena dalam kondisi saat ini, ia tidak bisa mengatur chakranya, sehingga kecepatannya terbatas.

クナイの切っ先を見きわめた羅氷は、体を開き、カカシの腹に鋼鉄と化した拳を打ち込む。
Menghindari ujung kunai, Rahyo menggerakan tubuhnya. Tinjunya telah berubah menjadi baja. Rahyo kemudian melancarkan (tinjunya) ke perut Kakashi.

「ぐ は っ!」
"Guhaa!"

カカシの体から、全ての空気がたたき出された。そして、羅氷の蹴りで、ラウンジの端まで吹き飛んだ。
Gelombang udara muncul dari tubuh Kakashi. Kemudian dengan tendangan Rahyo, (Kakashi) terlempar ke sudut ruangan.

す か さ ず 体 勢 を 整 え, 次 の 攻 撃 を し か け る.
Dengan segera, (Kakashi) memperbaiki posisi tubuhnya. Dia hendak memulai serangan berikutnya.

「紫 電!」
"Shiden! (Petir Ungu!)

体 が 凍 り つ く の も か ま わ ず に, 術 を 発 動 し た.
Kakashi tak peduli jika tubuhnya membeku. Dia mengeluarkan Ninjutsu.

「な に!」 羅 氷 が た じ ろ い だ.
"Apa!?" Rahyo meringis.

雷が刃となって、床の上を走る。すかさずチャクラを全身に分散させ、すでに腰まで這い上がっていた霜を抑え込んだ。
Petir menjadi pisau yang berjalan disepanjang lantai. Dengan segera, Chakra di seluruh chakra seluruh tubuhnya tersebar. Akhirnya, es merangkak naik sampai pinggang.

羅 氷 が さ っ と 跳 び す さ る.
Rahyo dengan cepat melompat ke belakang.

が, カ カ シ の 狙 い は, 羅 氷 で は な い.
Akan tetapi, Kakashi tidak mengincar Rahyo.

紫の雷は搭乗客たちを打ち、彼らが身につけていた落下傘のベストを、切り裂いた。
Petir berwarna ungu melanda penumpang. (Serangan Kakashi) memotong rompi parasut yang melekat pada tubuh mereka.

--- H S M ---

Serangan itu adalah pertaruhan besar bagi Kakashi. Jika meleset sedikit saja, Aobiko mungkin akan meledak. Satu per satu, jepitan dari rompi lenyap menjadi bunga api. Para penumpang kemudian bisa melepas rompi itu, dan mejauh dari lubang di kapal. Kakashi melirik situasi mereka saat ini. Kakashi memperkuat gigitannya sendiri, sambil ngos-ngosan dengan satu kaki berlutut di tanah.

ほんのちょっとチャクラを動かしただけで、疲労困憊してしまう。捨て身でかかっていっても、おそらくあと紫電一発が限界だろう。
(Kakashi) kehabisan chakra, meski ia hanya menggunakan sedikit. Mungkin bahkan dengan risiko hidupnya sendiri, sepertinya hanya tersisa satu tembakan Shiden lagi.

「それまでのようだな?」羅氷がニヤリと笑い、カカシに向かって拳をふりかぶった。
"Sepertinya ini yang terakhir, ya?" Rahyo memperluas senyumnya lalu tertawa. Dia mengacungkan tinjunya ke arah Kakashi.

「こ れ で 終 わ り だ!」
"Dengan (serangan) ini semuanya selesai!"

「...... ク ッ!」
"...Kuu!"

踏ん張る足に、力が入らない。カカシは両腕を頭上で交差させ、敵の拳を受けるべく身構えた。
Tidak ada kekuatan di kaki pijakannya. Kakashi menyilangkan kedua tangannya di atas kepala untuk menjaga dirinya sendiri saat ia menerima tinju musuh.

が、羅氷の剛拳が炸裂することは、なかった。その拳が、ガキッ、と氷の牙にはじきかえされた。
Namun, tinju kuat Rahyo tidak menghantam (Kakashi) Dengan suara 'gaki', tinjunya di hadang oleh taring es.

「!?」

カ カ シ は 驚 い た, 驚 い て い る の は, 敵 も お な じ だ っ た.
Kakashi tercengang. Musuh juga terkejut.

「な に を す る, 華 氷!?」 羅 氷 の 怒声 が 轟 い た. 「な ぜ 邪魔 を し た!?」
"Apa yang kau lakukan, Kahyo!?" Rahyo meraung dengan suara marah."Kenapa kau mengganggu?"

「彼の言ったことは本当ですか、兄上?」華氷は、氷のように冷たい視線を、ひたと羅氷に据えた。「そのベストに…青火粉を仕込んでいるのですか?」
"Kakak, apakah (yang Kakashi katakan tadi) benar?" Mata Kahyo yang terlihat sedingin es menatap Rahyo. "Apa rompi mereka berisi Aobiko?

「お, 落 ち 着 け ...... 華 氷」 う ろ た え た 羅 氷 が, し ど ろ も ど ろ に な る.
"Te- Tenang... Kahyo" Rahyo bingung. Dia menjadi kacau.

「お前に黙っていたのは、わ、悪かった……しかし、我龍様を救うためだ。。。」
"Aku (merahasiakannya) darimu. I-Ini salahku... Tapi, semuanya demi menyelamatkan Garyo-sama..."

華 氷 の 眼 か ら, 涙 が ひ と 筋, 流 れ 落 ち た.
Setetes air mata mengalir dari mata Kahyo.

「...!?」

ラ ウ ン ジ が, し ん と 静 ま り か え っ た.
Ruangan menjadi sunyi.

全 て の 物 音 が, そ の ひ と 粒 の 涙 の う ち に, 封 じ ら れ た か の よ う に.
Tampak seolah-olah semua keributan sebelumnya tersegel ke dalam setetes air mata (Kahyo).

滴り落ちた華氷の涙は、空中で凍りつき、床に落ちて、ガラスのように。。。砕け散った。
Tetesan air mata Kahyo jatuh. Membeku di tengah udara. Ketika jatuh ke lantai, (butiran air mata) itu hancur... bagai kaca yang pecah.

すると、まるで大地に蒔かれた種が芽吹くように、氷の牙が轟きながら床から生え出して、カカシに襲いかかった。
Sampai kemudian, bagai biji betaburan ditanah, mereka tumbuh. Ketika taring es meraung, mereka tumbuh keluar dari lantai. (Taring-taring es) menyerang Kakashi.

と っ さ に 身 を 横 に 投 げ 出 し た カ カ シ を, 鋭 い つ ら ら が か す め る.
Sekaligus, Kakashi memposisikan posisi tubuhnya menjadi horisontal. Sebuah es tajam menyerempet.

華 氷 は, 矢 継 ぎ 早 に 術 を 繰 り 出 し た.
Kahyo melepaskan jutsu dalam waktu yang cepat.

氷 の 牙 は, ま る で 蛇 の よ う に の た く り, ど こ ま で も 追 い か け て き た.
Taring es itu benar-benar menggeliat bagaikan ular, mengejarnya dari segala arah.

--- H S M ---

カカシが壁を蹴って逃れると、つららはその壁を破壊した。カカシが中空に跳び上がると、つららは天井を刺し貫いた。
Kakashi menuju dinding untuk melarikan diri. Es kemudian menghancurkan dinding itu. Saat Kakashi melompat ke atas, es tersebut mulai menusuk ke langit-langit.

残 っ た チ ャ ク ラ を 右手 に 集 め る と, カ カ シ は 華 氷 に 躍 り か か っ た.
Sambil mengumpulkan chakra yang tersisa di tangan kanannya, Kakashi melompat ke arah Kahyo.

「紫 電!」
"Shiden!"

違 和 感 に 気 づ い た の は, 華 氷 に 紫 電 を た た き つ け よ う と し た と き だ っ た.
Dia merasa gelisah saat ia mencoba untuk menyerang Kahyo dengan Shiden.

体 が 凍 っ て な い.
Tubuhnya tidak membeku.

そのことに気づくのと同時に、華氷が眼を閉じていることにも、気がついた。
Saat menyadarinya, (Kakashi) melihat Kahyo telah menutup matanya.

華氷の顔のニセンチ手前で、放電するカカシの右手から、殺気が抜けていった。
Rasa cemas menyelimuti Kakashi saat ia menghentikan petirnya yang hanya berjarak 2 sentimeter di depan wajah Kahyo.

「な ぜ 打 た な い?」
"Kenapa kau tak menyerang?"

「きみのほうこそ、なぜ術を解いた?それに、きみはわざと攻撃をはずした」 言葉 を 切 る. 「オ レ に 殺 し て ほ し か っ た の か?」
"Kau juga, kenapa kau melepaskan jutsu Jisarenhyou? Selain itu, kenapa kau sengaja memalingkan seranganmu tadi?" Kata-kata Kakashi terhenti sejenak. "Apa kau ingin aku membunuhmu?"

ゆっくりと眼を開けた華氷の顔には、もう忍としての険しさはなく、はじめて会ったときの。。。よろめいたふりをして、カカシに術をかけたときの、あのなにかに困惑しきった悲しみがあるばかりだった。
Perlahan, Kahyo membuka matanya. Wajahnya tak lagi terlihat seperti seorang shinobi. Raut wajahnya mirip dengan saat pertama kali mereka bertemu... Ya, saat Kahyo pura-pura jatuh di pelukan Kakashi untuk mengaktifkan jutsunya. Dia kehilangan kata-katanya, bingung, ekspresinya menunjukan kesedihan yang mendalam.

「あ なたの言葉を……ずっと考えていた」長い巻き髪に隠れて華氷の眼は見えなかったが、その声は震えていた。「『ふたつの正義が衝突したときに一番大切なこと は、命をかけて相手の立場に立つこと』……私は……私が求めていたのは、それだけだった……あのとき、もし波の国がほんの少しでも私たちのような者の立場 に立ってくれていたら、息子は死なずに済んだかもしれない」
"Selama ini... Aku memikirkan kata-katamu". Mata Kahyo tidak bisa dilihat, tertutup oleh rambut keriting yang panjang. Suaranya bergetar. "「 Ketika dua (bentuk) keadilan bertemu, yang terpenting salah satunya berdiri pada perspektif musuh, dengan risiko nyawa」" Dan buatku... Aitulah satu-satunya hal yang ingin (kulakukan). Karena pada saat itu, jika orang-orang dari Negara Ombak seperti itu, yakni berdiri pada perspektif orang lain... bahkan jika cuma sedikit... mungkin anakku tidak akan mati."

Kakashi terdiam.

「でも、いま、私は……私がもっとも憎んでいる人たちと、同じことをしている……私は ...... 」
"Tapi sekarang, aku... aku melakukan hal yang sama seperti orang-orang yang paling kubenci... Jadi aku...

し か し, そ の 言葉 が 最後 ま で 語 ら れ る こ と は, な か っ た.
Namun, kata-katanya tak bisa selesai ia ucapkan...

折からの乱気流のせいで、飛鯱丸の船体が、グラリと大きく傾いた。そのせいで、ついに最後のワイヤーが切れ、天井のシャンデリアが落下してきたのだ。
Pada saat itu, lambung Tobishachimaru berayun dalam skala besar dan miring karena tergejolak. Akibatnya, kawat terakhir teroutus, dan lampu gantungpun jatuh.

落下 傘 の ベ ス ト を 収 め た 木箱 の 上 に.
(Lampu itu jatuh) di atas kotak kayu yang berisi rompi parasut.

ズ ド オ オ ン ッ!
Zudouoonn! (Boooom!)

「!」

耳 を 聾 す る 爆 音 が 轟 き 渡 り, 火炎 が 一瞬 で ラ ウ ン ジ を な め 尽 く し た.
Suara ledakan yang menderu dalam telinga membuat mereka tuli. Api langsung menyebar di seluruh ruang tunggu.

船底 か ら 船 側 に か け て あ い た 大 き な 穴 が, ゴ ウ ッ と 火 を 噴 い た.
Ada lubang besar mulai dari bagian bawah kapal ke sisi kapal. Api berkobar dengan suara 'gouu'.

--- H S M ---

Akibat kerusakan kapal tersebut, beberapa musuh terlempar keluar dari kapal. Perbatasan antara kantung udara komponen apung dan gondola ruang tamu membuat suara mengerang yang tak menyenangkan. Kemudian, mereka terpisah. Ruang makan, dan langit-langit terbelah. Kakashi berteriak kepada semua orang untuk melarikan diri ke bagian belakang kapal. Para penumpang telah jatuh di lantai yang miring.

「氷 遁 · 地 鎖 連 氷!」
"Hyouton: Jisarenhyou!"

Kahyo menciptakan es untuk manahan kobarab api yang berasal dari lubang. Namun, angin yang datang dari lubang memperbesar Api. Kebakaran itu dengan cepat menyebar, mencapai bagian bawah kantung udara. Si jago merah terus menyebar. Jisarenhyou Kahyo memadamkan api, mencegah penyebarannya meluas. Es nya menyelimuti kantung udara, ia tidak bisa membiarkan api membakar sampai ke atas. Kahyo yang panik membuat segel. Dia kemudian melirik ke arah belakang Kakashi.

Sementara itu, Kakashi sedang membimbing para penumpang menuju dapur. Dia mengatakan kepada mereka untuk terus bejalan lurus ke depan, sampai mereka mencapai buritan kapal. Dari ruang kendali, mereka bisa mendengar sang pilot panik. Para pilot jatuh dan juga berusaha untuk melarikan diri dari ruang tersebut. Pilot memberitahu Kakashi kalau gondolanya jatuh! Kakashi meraih tangan mereka, lalu mendorong mereka dari belakang ke arah dapur juga. Mereka harus cepat!

Tapi dari sudut pandang Kakashi, dia melihat Rahyo. Kakashi berlari. Tapi, saat lantainya runtuh, ia tergelincir. Grand piano kemudian meluncur keluar ke lubang di kapal, dan membawa lebih banyak musuh yang jatuh.

「来い、羅氷!」カカシは床に身を投げ出し、必死に手をのばした。「オレの手に掴まれ! 」
"Ayo, Rahyo!" Kakashi membaringkan tubuhnya ke lantai, lalu mengulurkan tangannya. "Pengang tanganku!"

羅 氷 が, び っ く り し た よ う に, 眼 を ぱ ち く り さ せ た.
Rahyo heran, matanya berkedip karena terkejut.

「急 げ!」 一 喝 し た. 「も た も た す る な!」
"Cepat!" Kakashi teriak sangat keras. "Jangan lambat!"

羅氷がカカシの手を摑まえるのと、床がめくれ上がるのと、ほぼ同時だった。羅氷の巨体が宙に浮く。
Saat Rahyo berhasil meraih tangan Kakashi, lantai runtuh hampir bersamaan. Tubuh besar Rahyo kini menggantung di udara.

「...... ク ッ!」
"...Ku!"

羅氷を摑んだ手に激痛が走り、カカシはいまさらながら、自分の指が折れていることに気づいた。
Rasa sakit yang teramat sangat menjalar di tangannya yang memegang Rahyo. Beberapa saat kemudian, ia sadar jarinya patah.

--- H S M ---

力 が 入 ら な い.
Dia (tidak bisa lagi menambah) kekuatan (genggamannya).

そ れ で も, 歯 を 食 い し ば っ て, 羅 氷 を 繋 ぎ 止 め た.
Namun demikian, ia terus berusaha sekuat tenaga mengamankan Rahyo.

「な, な ぜ ......」 と, 羅 氷. 「な ぜ 敵 の オ レ を ......」
"K-Kenapa...?" Tanya Rahyo. "Kenapa pada musuh sepertiku...?"

「お……お前たちの気持ちは分かる」カカシは腕に力をこめた。「だが、正しい目的のためなら、どんなことでも許されるなんて、そんなのは戯言だ……」
"Aku mengerti perasaan... kelompokmu" Kakashi memperkuat genggamannya. "Tapi, (kalau) membiarkan segala macam (cara) demi maksud yang (dianggap) baik... hal semacam itu (hanya) omong kosong ...."

「!」

「世界を変えたいなら……どんなことがあっても、どんなに苦しくても、自分が正しく在り続けるしかないんだ」
"Jika kau ingin mengubah dunia... tidak peduli apa yang terjadi, dan tidak peduli berapa banyak yang menderita, Kau tidak punya pilihan selain terus merasa benar untuk diri sendiri."

羅 氷 が 眼 を 見 張 っ た.
Rahyo melebarkan matanya.

「兄 上!」
"Kakak!"

どうにか火を消し止めた華氷が、いまや斜めになった床を駆けのぼってくる。 が, す で に 遅 か っ た.
Entah bagaimana caranya, Kahyo berhasil memadamkan api. Sekarang, lantainya miring. Dia berlari (menanjak). Namun, sudah terlambat.

華氷が体を投げ出して兄の腕を摑まえようとしたとき、突き上げられるような衝撃とともに、船底が抜けた。
Saat Kahyo mengulurkan tubuhnya dan mencoba menangkap lengan kakaknya itu, bagian bawah kapal runtuh karena guncangan, lalu mendorongnya jatuh.

大きな力が、カカシの手から羅氷をもぎ取ってゆく。空中に投げ出された羅氷の顔は、いったいどうしてこんなことになったのだ、と問いかけているようだった。
Karena kekuatan (runtuhannya) besar, Rahyo lepas dari tangan Kakashi. Rahyo terlempar ke langit. (Dari ekspresi wajahnya) ia seolah bertanya "Kenapa hal seperti ini bisa terjadi?"

「兄 上!」
"Kakak!" teriak Kahyo.

「羅 氷!」
"Rahyo!" teriak Kakshi.

もはや、どうすることもできなかった。重力の法則は、その大きな手で、全てのものを地上へ引きずり下ろそうとしていた。
Mereka tak bisa berbuat apa-apa lagi. Hukum gravitasi berkekuatan besar, membuat semuanya terjatuh ke tanah.

「はたけカカシ……」落下してゆく羅氷が、不意に表情を和ませた。「お前のような忍もいたのか」
"Hatake Kakashi..." Sambil terus terjatuh, ekspresi wajah Rahyo tiba-tiba terlihat melunak. "Shinobi sepertimu itu apa benar ada?"

泣 き 叫 ぶ 華 氷 を 胸 に 抱 い て, カ カ シ は 間 一 髪 で 厨房 に 飛 び 込 ん だ.
Kakashi memeluk Kahyo di dadanya, Kahyo menjerit dan menangis. Diiringi kelibatan rambut Kahyo yang panjang, Kakashi melompat ke dapur.

その一秒後、まっぷたつにちぎれたゴンドラが、飛鯱丸を離れて、落下していった。
Sedetik kemudian, setengah bagian gondola robek dan terpisah dari Tobishachimaru, lalu jatuh/terbang ke langit.

Bersambung ke Chapter 12...

 
 
 
Penerjemah
OrganicDinosaur dan Narutonian
Sumber Arya R.

NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 09

NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 09

--- Penulis: Takashi Yano ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---

--- H S M ---

Shikamaru gemetaran, rasa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya. Lantai ubin yang keras dan seakan beku itu benar-benar berhasil membuatnya menggigil.

Tak ada satupun jendela di tempat ini. Sementara dinding dan langit-langitnya, semua terbuat dari beton berwarna abu-abu. Di ruangan suram inilah terlihat Shikamaru, Rou, dan Soku tengah duduk melingkar, sepertinya merencanakan sesuatu.

Mereka bertiga telah mengenakan jubah para Kakusha ―’mereka yang tercerahkan’. Tentu saja itu semua hasil rampasan. Bahkan ruangan tempat mereka berada saat ini pun juga hasil rampasan. Pemilik aslinya adalah seorang Kakusha yang mereka sekap di ruangan sebelah, dia pingsan setelah terkena jarum chakra pelumpuh milik Soku.

Tentu saja, dalam serangkaian perampasan tersebut, Shikamaru dan yang lain juga sempat menggali informasi dari korban mereka. Hasilnya lumayan, beberapa hal yang cukup penting berhasil mereka ketahui.

“Sepertinya dugaan awal tuan Shikamaru memang benar.” ujar Rou, membuka pembicaraan. “Negeri ini memang dipimpin oleh seseorang bernama Gengo, sosok yang sepertinya memiliki kharisma dan pengaruh yang luar biasa.”

Shikamaru setuju dengan Rou, terutama dalam hal kharisma Gengo.

Sejauh ini, terhitung sudah tiga orang Kakusha yang berhasil mereka interogasi. Dan ketiga-tiganya memiliki satu persamaan, yaitu keyakinan mereka yang tak tergoyahkan terhadap sosok bernama Gengo.

Keyakinan. Ya, keyakinan yang dimiliki para Kakusha terhadap Gengo benar-benar berbeda dari yang dimiliki Shinobi-Shinobi Konoha terhadap pimpinan mereka, Hokage. Bahkan juga berbeda dari kepercayaan yang Konoha titipkan pada diri seorang Uzumaki Naruto.

Rasa cinta dan saling menghargai satu sama lain. Menurut Shikamaru, itulah ikatan yang dimiliki oleh para Shinobi Konoha, baik kepada Hokage, maupun Naruto.

Namun ini berbeda. Cara para Kakusha menghormati Gengo benar-benar terasa berbeda. Mereka bicara tentang Gengo seolah-olah dia adalah seorang Dewa. Para Kakusha menganggap diri mereka sama sekali bukan apa-apa di hadapannya. Sebuah keyakinan yang luar biasa, namun di saat yang bersamaan, mengerikan.

Orang macam apa yang mampu melakukan semua itu...

Pertanyaan itu sangat mengganggu Shikamaru, dia ingin sekali mengetahui jawabannya.

“Yah, kau tahu? Bukannya sudah jelas dari awal, kalau kita ingin mengakhiri apapun yang sedang terjadi di negeri ini, kita harus membunuh Gengo.” ujar Soku dengan gaya bicaranya yang tanpa basa-basi, sama seperti biasanya.

“Kau pikir untuk apa aku dan pak tua ini ditugaskan bersamamu. Kalau situasinya tidak seperti ini, kau tidak akan butuh kami. Meskipun sebenarnya, kau tahu? Aku akan lebih senang kalau memang kau tidak butuh kami.”

Meskipun terdengar sedikit kurang sopan, kata-kata Soku memang benar adanya.

“Seakan-akan, pemikiran mereka tentang Gengo telah berubah menjadi semacam... agama.” ujar Rou.

“Kau tahu? Kali ini aku sependapat denganmu.” Soku mengangguk. “Pasti sudah terjadi sesuatu pada mereka, sesuatu yang mampu membuat mereka terikat pada Gengo.” lanjutnya.

“Apa yang kau maksud dengan ‘sesuatu’, Hinoko?”

“Shikamaru-san! Sudah berapa kali ku bilang, jangan panggil aku dengan nama itu!” Soku seketika berdiri, wajahnya terlihat sangat kesal. Jari telunjuk Soku mengarah ke Shikamaru, dengan chakra berwarna jingga terlihat meletup-letup dari ujungnya. “Sekali lagi kau memanggilku seperti itu, aku akan benar-benar menghajarmu!”

Soku sangat kesal, saking kesalnya, dia sampai lupa mengucapkan ‘kau tahu’ dalam setiap kalimatnya.

“Lagipula, kenapa kau tidak menyukainya? Menurutku, itu nama yang bagus...” Shikamaru bertanya balik. Nama Hinoko sendiri memiliki makna yang cukup indah, yaitu bunga api.

“Justru karena itulah! Justru karena itulah aku tidak suka!” Chakra Soku menyala semakin terang seiring rasa kesalnya. “Kenapa bukan nama-nama keren seperti Gorai, atau Shippu, atau bisa juga Kimidare, itu terdengar jauh lebih baik! Kenapa harus Hinoko!”

Sepertinya benar. Tak peduli seberapa ahlinya Soku sebagai seorang Shinobi, jauh di dalam dirinya, Soku tetaplah seorang gadis berusia 14 tahun. Kata-katanya soal ‘nama-nama keren’ barusan adalah buktinya. Shikamaru berusaha keras untuk tidak tertawa. Tertawa hanya akan memperburuk keadaan, pikirnya.

Sepertinya raut muka tegang Shikamaru yang sedang menahan tawa itu disalah-artikan oleh Soku sebagai ekspresi penyesalan. Chakra yang sebelumnya meluap-luap di ujung telunjuknya perlahan-lahan menghilang.

“Aku minta maaf.” ujar Shikamaru yang mulai dapat menguasai dirinya. “Aku benar-benar tidak tahu kalau kau membenci namamu sendiri sampai sejauh itu. Aku akan lebih hati-hati.”

“Ba-baguslah kalau kau sudah paham...” Soku terlihat sedikit malu setelah meluapkan rasa kesalnya, wajahnya tertunduk memandang lantai.

--- H S M ---

Sebuah peta desa Tirai terhampar di lantai di depan mereka bertiga. Ini juga hasil rampasan dari si Kakusha pemilik ruangan.

“Menurut saya, bentuk desa ini benar-benar mirip sebuah jaring laba-laba.” ujar Rou sembari bersedekap, sepertinya sedang berpikir.

Shikamaru juga memperhatikan peta tersebut dengan seksama. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada gambar sebuah bangunan besar yang berada di tengah-tengah desa. Tulisan di sebelah gambar tersebut berbunyi, ‘istana bagi tahanan yang mengambang’.

“Tahanan yang mengambang?” Shikamaru heran.

“Itu istilah untuk merendahkan martabat seseorang.” jelas Rou dengan pengetahuannya tentang masa lalu. “Biasa digunakan untuk para tahanan perang, atau gelandangan yang hidup di sekitar pinggiran kota besar. Orang-orang yang tidak jelas nasibnya.”

“Merendahkan martabat ya...” Ujar Shikamaru, dia terlihat memikirkan sesuatu. “Apa Gengo yang menamainya? Atau memang sudah seperti itu sebelum dia berkuasa?” tanya Shikamaru.

“Shijima no Kuni selalu menghindari kontak dengan negara-negara lain. Karena itulah, bahkan ANBU Konoha sekalipun hanya memiliki informasi yang terbatas mengenai negeri ini.” ujar Rou.

“Jadi begitu.” Entah kenapa, Shikamaru memiliki firasat bahwa Gengo sendirilah yang memberi nama bangunan tersebut. Namun dia memilih tidak membahas itu lebih lanjut.

“Lagipula, kenapa juga dia menamai istananya sendiri dengan nama aneh seperti itu...” ujar Shikamaru.

“Apa mungkin maknanya seperti ini? ―ketika lima negara besar dan negara-negara kecil yang lain saling berebut wilayah di dataran utama, kami para gelandangan dipaksa hidup di daerah pinggiran― Jadi, menurut saya negeri ini sengaja merendahkan martabat mereka sendiri.” jelas Rou.

“Entahlah, mungkin memang seperti itu.” Shikamaru sependapat.

“Konyol sekali.” Soku tiba-tiba menyela. Sejak tadi dia hanya diam mendengarkan Rou dan Shikamaru, namun akhirnya ikut angkat bicara juga. “Merendahkan martabat diri sendiri, menyebut diri sendiri sebagai sampah, hal gila macam apa itu? Apa benar orang-orang sinting seperti mereka akan coba menguasai dunia Shinobi? Heh, menggelikan.”

Lagi-lagi Soku lupa mengucapkan ‘kau tahu’.

Shikamaru sadar, Soku sangat kesal pada orang-orang di negeri ini, yang entah kenapa, dengan sengaja merendahkan martabat mereka sendiri.

“Mungkin, lewat merendahkan diri itulah mereka menemukan keberanian untuk menunjukkan taring dan melawan dunia.”

Soku hanya diam mendengar jawaban Shikamaru. Dia memalingkan wajahnya yang terlihat muak.

“Keinginan untuk balas dendam muncul dari kebencian kita terhadap musuh. Dan kebencian adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa lahir dalam diri seseorang tanpa adanya konflik yang memicunya.” lanjut Shikamaru.

“Bila seperti itu, apa menurut tuan Shikamaru orang-orang negeri ini memiliki kebencian terhadap negara-negara lain?” Rou bertanya.

“Kau tahu? Itu benar-benar menggelikan.” Lagi-lagi Soku menyela, kali ini dia tidak lupa mengucapkan ‘kau tahu’. “Semua Kakusha yang katanya berkuasa di negeri ini adalah para mantan Shinobi dari negara-negara lain, benar kan?”

Kata-kata Soku ada benarnya. Pada kenyataannya, lewat penyelidikan dan interogasi yang sejauh ini mereka lakukan, ditemukan fakta bahwa memang seluruh Kakusha yang berkuasa di negeri ini adalah orang-orang yang dulunya merupakan Shinobi dari negara-negara lain. Beberapa dari mereka hilang dalam perang besar, sementara sisanya adalah mereka yang masuk daftar Nukenin dalam setahun terakhir. Dan mereka semua adalah bawahan yang setia pada Gengo.

Mereka juga mendapat informasi bahwa negeri ini memang pernah dipimpin oleh seorang Daimyo. Dan dapat ditebak, pihak yang menggulingkan Daimyo, mengangkat para Kakusha, serta mengubah Shijima no Kuni hingga ke akar-akarnya, tak lain adalah seorang bernama Gengo.

Apapun itu, harus diakui bahwa saat ini Shijima no Kuni adalah sebuah negara yang dikuasai oleh para Shinobi.

--- H S M ---

“Bila mereka membenci negara-negara lain... Itu artinya, mereka juga membenci desa yang pernah menjadi rumah mereka masing-masing. Kau tahu? Itu mustahil...” lanjut Soku.

Soku sepertinya masih asing dengan pengkhianatan seorang Shinobi pada desa kelahirannya.

“Banyak juga Shinobi yang seperti itu.” ujar Shikamaru, suaranya terdengar tenang. “Kelompok kriminal yang menyebabkan perang besar terakhir ―Akatsuki, sebagian besar beranggotakan para Nukenin yang mengkhianati desa mereka masing-masing. Mereka adalah orang-orang dengan kemampuan mengerikan, serta memiliki kebencian yang luar biasa terhadap dunia Shinobi.”

Ketika seseorang terjebak dalam sebuah situasi yang sangat buruk, kegelapan akan mulai menyelimuti. Bukanlah sebuah hal yang aneh apabila semua kebencian dan kemarahan itu mampu membuat seseorang memberontak pada negaranya sendiri. Seseorang akan menyalahkan desanya atas segala penderitaan dan ketidakberuntungan yang dia alami. Dia akan menyalahkan struktur desa dan negaranya yang cacat, lebih dari itu... dia akan menyalahkan seluruh dunia.

Dari pemikiran semacam itulah, akhirnya terlahir orang-orang seperti para anggota Akatsuki dan para Kakusha, ‘mereka yang tercerahkan’.

“Tapi, katakanlah itu benar...” Ujar Rou, sementara Shikamaru dan Soku diam memperhatikan. “Katakanlah memang benar bahwa para Kakusha merasa kecewa terhadap keadaan dunia Shinobi saat ini, dan mereka datang ke negeri ini atas dasar kekecewaan itu... Lalu apa artinya? Bukankah apa yang mereka lakukan di sini juga tidak ada bedanya dengan apa yang selama ini terjadi di dunia Shinobi?”

Rou benar. Berdasarkan informasi yang berhasil mereka dapatkan, diketahui bahwa Shijima no Kuni menawarkan jasa kurir serta rute khusus bagi urusan perniagaan. Mereka bahkan juga menerima permintaan misi dari berbagai wilayah, sesuatu yang lazimnya dilakukan oleh negara-negara dan desa Shinobi. Namun yang lebih menarik adalah, tarif dasar yang mereka kenakan atas jasa-jasa tersebut jauh lebih murah dari apa yang dapat ditawarkan oleh Serikat Shinobi.

Lima negara besar sangat mengutamakan kredibiltas pelayanan mereka, namun seperti dikatakan banyak orang, kualitas menentukan harga. Kehandalan mereka dalam menjalankan misi juga berimbas pada besarnya tarif yang mereka kenakan atas setiap jasanya. Dalam keadaan seperti itu, kehadiran Shijima no Kuni benar-benar menjadi sebuah alternatif bagi negara-negara kecil yang tidak memiliki cukup biaya untuk berurusan dengan Serikat Shinobi.

Pantas saja permintaan misi yang diterima Serikat Shinobi semakin surut dari hari ke hari.

Itulah maksud perkataan Rou. Bagaimana mungkin, orang-orang yang muak terhadap dunia Shinobi dan mengkhianati desa mereka atas alasan itu, mau datang jauh-jauh ke Shijima no Kuni, hanya untuk melakukan apa yang sebelumnya juga mereka lakukan sebagai seorang Shinobi.

Dari sisi manapun, itu benar-benar tidak masuk akal.

“Revolusi yang sebenarnya...” Gumam Soku tiba-tiba.

Ketika Shikamaru dan Rou mengalihkan pandangan mereka pada Soku, gadis itu terlihat salah tingkah.

“I-itu yang dikatakan orang itu, si Minoichi... ‘tujuan kami adalah mengobarkan api revolusi yang sebenarnya di dunia ini, dan kami akan melangkah maju bersama tuan Gengo...’ bla bla bla... dan seterusnya, dan seterusnya...” ujar Soku.

“Jadi menurutmu, apa yang mereka lakukan itu hanyalah bagian dari rencana untuk mencapai tujuan mereka yang sebenarnya, yaitu revolusi. Benar begitu?” tanya Shikamaru.

Soku mengangguk.

“Hmm, bagaimanapun... Gengo adalah sebuah ancaman yang harus segera dibinasakan.” gumam Rou.

“Itu benar. Dan kau tahu? Kita diberkati dengan kesempatan yang sangat bagus.” ujar Soku, sembari menunjuk gambar alun-alun di depan istana.

“Alun-alun ini pasti digunakan sebagai tempat pidato... Benar-benar panggung yang sempurna untuk sebuah pembunuhan diam-diam bukan?” Rou tertawa, dia melihat Shikamaru dengan roman wajah yang terlihat bersemangat.

Rou. Orang yang biasanya begitu sederhana dan rendah hati itu, saat ini bicara tentang sebuah rencana pembunuhan dengan senyum mengembang di wajahnya. Shikamaru seakan tersadar, bahwa jauh di dalam dirinya, Rou tetaplah seorang ANBU.

“Jadi kesimpulannya... Rou, kau akan menggunakan kemampuanmu untuk membuat kita berbaur dalam keramaian di alun-alun. Lalu, begitu berada dalam jangkauan, aku akan menggunakan bayanganku untuk mencapai Gengo dan membelenggunya. Dan Soku. Kau akan kutempatkan di atap bangunan terdekat yang memberimu pandangan jelas ke arah alun-alun. Begitu target terbelenggu, kau akan menyelesaikannya dengan jarum chakramu. Mengerti?” jelas Shikamaru.

Dua orang ANBU itu mengangguk tanda paham. Aura dingin mereka begitu terasa, seakan sudah tidak sabar untuk segera memulai rencana pembunuhan ini.

“Kami sangat mengandalkanmu, Hinoko.” ujar Shikamaru, entah sengaja atau tidak.

“Heeehhh! Sudah berapa kali kubilang jangan panggil aku dengan nama itu!” Soku berdiri, lagi-lagi dia terlihat kesal.

“Ehhmm... empat puluh kali.” bisik Rou.

“Haah?” Soku balik menatap Rou, seniornya di ANBU itu.

“Nama tuan Shikamaru di dalamnya memiliki kata ‘Shi’ yang artinya ‘empat’, dan ‘Maru’ yang artinya ‘kosong’... jadi ya, empat puluh.” jelas Rou, dengan wajah polosnya yang seakan tanpa dosa itu.

Soku terlihat semakin kesal mendengarnya.

“Lagi-lagi lawakan tidak bermutu!! Kenapa tidak sekalian ‘Ka’ yang kau artikan?!” geram Soku, dia melangkah maju ke arah Rou.

Rou segera berdiri dan bersembunyi di balik Shikamaru, menghindar dari amukan seorang gadis kecil berusia 14 tahun. Padahal kalau dipikir-pikir, selain jauh lebih tua, Rou juga bertubuh lebih besar dari juniornya itu.

Tentu saja, Rou bertingkah seperti itu hanya sebagai lawakan. Yah, mau bagaimana lagi, memang itu hobinya.

Namun tetap saja, Shikamaru merasa agak aneh melihat perilaku mereka berdua.

“Apa iya besok akan baik-baik saja...” Shikamaru menerawang, menghela nafas panjang.

Kedua ANBU itu seketika berhenti bertengkar, tergores senyum di wajah mereka.

“Kau tahu? Semua akan baik-baik saja.”

“Benar... tidak ada yang perlu Anda khawatirkan, tuan Shikamaru.”

Shikamaru bergeming, memandangi mereka berdua.
Helaan nafas panjang kembali keluar darinya.

--- Bersambung ke Novel Shikamaru Hiden Chapter 10 --- 
 
 
 
Kembali Ke daftar Isi
Klik
 
 
Sumber DNI.

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 Part 4

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 Part 4

--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---

--- H S M ---

Di sisi yang berlawanan dengan sebuah kaca tebal, team ninja medisnya Kido sedang bekerja.

Disana terdapat banyak orang. Seseorang sedang menggoyang-goyang tabung reaksi, yang lainnya sedang menggunakan alat pengukur dan seseorang yang lain lagi sedang mengepak kapsul ungu ke dalam kotak.

"Apakah semuanya berjalan lancar?"

Kido bertanya pada Magire, dia melihat bawahannya yang sedang mengepak kapsul ke dalam kotak. Dia berdiri di samping Magire.

"Semua berjalan lancar, tampaknya kita akan dapat menyelesaikan yang kita jadwalkan dalam satu bulan ini tanpa adanya masalah. Begitulah."

Magire menjawabnya dengan suara yang monoton.

Kido membangun fasilitas penelitian di pinggiran desa. Dibawah pengarahan Magire, mereka meneliti dan memproduksi berbagai jenis obat disana setiap harinya. Fasilitas ini dibangun di bawah tanah, agar dapat menyamarkan fasilitas tersebut mereka menggunakan gudang yang terbuat dari batu bata sebagai pengecohnya, itulah yang terlihat dari atas. Sementara keberadaan fasilitas yang ada di bawah tanah, hanya Kido dan timnya saja yang mengetahuinya.

"Bagaimana kondisi 'media pembiakan' nya? Bukannya kau menangis saat mau pulang?"

"Saya tidak menangis, sebetulnya ini adalah karena obat itu membuat perasaan saya lemah. Jadi saya tidak ingin menunjukkan perasaan saya tentang 'media pembiakan' itu. Begitulah."

"Begitu ya?"

'Orang yang menyusahkan ini adalah seseorang yang aku butuhkan kan? ' Kido menyeringai dan tertawa, kemudian dia merubah topik pembicaraan.

"Rapat pembagian anggaran berjalan dengan mulus. Ini hampir mencapai anti klimaks."

"Namun Hatake Kakashi mungkin sudah menyadari jika insiden penyerangan Daimyo dan dewan terhormat itu dilakukan oleh kelompok kita. Begitulah."

"Aku tidak peduli jika dia melihatnya. Jika dia bukan tipe orang yang dapat melihat situasi, dia mungkin tidak akan bertahan lama sebagai Hokage, bahkan sampai hari ini."

Dua insiden yang terjadi akhir-akhir ini, ketika mereka menyerang Daimyo dan Homura, bagaimanapun juga hanyalah percobaan bagi Kido.

--- H S M ---

―― Obat-obatan Bijuu

Hasil akhirnya begitu mengagumkan, dengan pembunuh-pembunuh yang kemampuannya ditambah dengan obat-obatan Bijuu. Sebagaimana yang kido perintahkan.. Mereka mengatur kejadian pada insiden itu. Mereka melempar kunai di dekat Daimyo dan mengakibatkan luka gores pada Homura, sang dewan terhormat. Mereka menghindari pengejaran Jounin yang sedang berjaga. Dan dengan lihainya lolos dari tindakan kriminalnya. Kido juga menggunakan dua insiden itu sebagai alasan untuk meningkatkan anggaran pada ANBU.

Berdasarkan umpan balik yang didapatkannya, Kido merasa apabila obat-obatan Bijuu itu sangat berguna. Ada dua kepentingan yang terselip dalam insiden itu. Pertama, dengan memiliki dua orang yang tertutup oleh efek obat-obatan, itu sangat berguna baginya. Kedua, mereka kemudian menggunakan insiden itu untuk mempengaruhi politik.

Tentang Hatake Kakashi, mereka memandangnya sebagai musuh yang cerdik. Dia memiliki mata yang sayu, tetapi dia berguna, dia punya perasaan batin yang tajam pada beberapa poin vital. Bahkan baru-baru ini dia menggerakkan anggota ANBU, Sai.

"Ini berarti bahwa Sai masih berputar-putar disekitar kita?"

Kido berkata.

Beberapa hari lalu, dia mengirim dua pembunuh untuk membunuh Sai. Namun, dia menerima laporan jika mereka gagal. Karena salah satu dari mereka mati disebabkan tubuhnya meledak. Dia mungkin saja mulai berbicara selama penyelidikan.

Pada waktu insiden penyerangan Daimyo dan dewan terhormat, semua anggota pembunuh itu mendapatkan segel kutukan dari Kido.

Hanya mereka yang kembali dari misi dengan sukses akan dihilangkan segel kutukannya.

Magire kemudian berbicara.

"Kegagalan di hari yang lalu adalah kesalahan perkiraan saya. Tentang dua orang yang pergi dengan hanya menggunakan satu ekor. Tampaknya tingkatan keterampilan dan chakra mereka tidak mencukupi. Begitulah."

"Baiklah, tak apa-apa walaupun misi kali ini gagal. Berarti kita harus lebih siaga. Ketika akhirnya semua itu harus terjadi dan akan ada banyak orang dengan jumlah ekor lebih yang banyak, kita harus mengirimnya untuk misi."

Kata Kido.

"Kita tidak harus membuang rencana itu."

"Sebenarnya tidak ada angka yang membandingkan uang mereka dengan skala anggaran desa."

"Bahkan untuk memperolehnya masih ada sedikit banyak hal yang bisa dilakukan."

"Kido! Ini luar biasa. Dengan ini kau juga akan bisa masuk ke akademi seperti semua orang."

"Ya ayah! Terima kasih."

Tiba-tiba ingatan itu datang ke pikirannya. Mimik muka Kido berubah menegang.

Kutukan itu datang kepikirannya. Dan keluar melalui suaranya.

--- Chapter 03 Completed! Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 04 ---




Kembali Ke Daftar Isi
Klik

Sumber DNI.

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 Part 3

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 Part 3
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---

--- H S M ---

"Siap siaga?"
Ino bertanya lagi.
"Ya! Benar. Pada keadaan seperti ini tidak ada sesuatu yang bisa dilakukan."
Kakashi berbicara ketika dia berada di kursi Hokage.
"Tidak melakukan apapun? Apa jika peniru Sasuke-kun muncul kita akan meninggalkan dia sendirian?"

Ino menjadi marah.

"Baiklah. Menurutmu apakah hal terbaik yang bisa kita lakukan? Dimana peniru Uchiha Sasuke akan muncul? Akankah dia berada di desa ataukah berada diluar desa? Apakah kita tahu sesuatu tentang dia? Pernahkah kau bertanya tentang hal ini atau sejenisnya?"

"Mengenai itu..."

Ino menggumam.

Sakura dan Ino baru saja datang dari Sunagakure. Setelah melalui gerbang masuk, mereka langsung berjalan kaki menuju tempat Kakashi berada.

Sunagakure melepaskan elang pembawa pesan yang tiba di Konoha kemarin lusa.

Kakashi mengerti ringkasan pesannya. Sakura dan Ino mendengarnya langsung dari Gaara. Setelah menyampaikannya pada Kakashi, dia mengatakan pada mereka berdua jika mereka harus bersiap siaga.

"Untuk saat ini kita tak boleh bertindak ceroboh, ataukah aku harus mengatakannya? Petunjuk yang kita miliki masih kurang cukup untuk bertindak."

Kata Kakashi.

"Tetapi.."

"Kita..."

Ucapan Kakashi terpotong oleh suara Ino.

"Kita tahu dengan baik jika Sasuke bukanlah tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu. Bagaimana dengan orang yang tidak tahu tentang dia, Sasuke telah menjadi orang yang seperti apa? Apa yang akan terjadi jika mereka tau tentang insiden ini? Mereka akan berpikir jika Sasuke telah berubah pikiran."

"Barangkali mereka akan menyebarkan rumor yang salah jika Sasuke telah menjadi seorang kriminal lagi. Kalau kita mempertimbangkan itu semua.. Gaara telah membuat sebuah keputusan yang baik. Gaara tetap menjaga informasi itu di dalam desa, dengan hanya menginfokannya padamu."

Dan juga, Konoha tidak harus bertindak sekarang. Kakashi mengulanginya lagi.

--- H S M ---

"Sakura! Apa kau baik-baik saja dengan ini semua?"

"Baik." Sakura mulai berbicara.

"Jika aku tak salah, ada Shinobi di dalam ANBU yang dapat mengcopy chakra kan? Tentu saja, aku mempertimbangkan kemungkinan itu. Tapi ini tidak ada kaitannya dengan insiden itu bukan?"

Ketika mereka sedang rapat dengan Gaara dan rekan-rekannya di Sunagakure. Diri Sakura sendiri menolak kemungkinan jika seseorang yang seperti itu menjadi pelaku kejahatannya. Tetapi Sakura bertanya agar dia memperoleh konfirmasi langsung dari Kakashi.

"Tidak, bukan begitu. Memang ada seseorang yang memiliki jutsu untuk mengcopy chakra targetnya. Tapi, akhir-akhir ini dia menjalankan misi jangka panjang. Memang aneh ketika berbicara tentang dia. Tapi mereka mempunyai alibi. Itulah kenapa orang tersebut benar-benar dicurigai."

Kakashi dengan polosnya berbicara tentang dia.

"Apakah kita bisa menghubungi Sasuke-kun dari sini?"

Pinta Ino.

"Baik... Uh! Kita bisa melakukannya, dan pertama-tama kita harus melakukan itu. Tapi tampaknya akan sulit untuk menghubungi dia. Karena dia adalah orang yang aneh, kita memiliki titik pertemuan dengan dia di berbagai tempat. Kita tidak tahu kapan dia akan berada di tempat-tempat itu. Itu karena kita tidak mewajibkan dia untuk menentukan tempat pertemuan dengan Konoha."

"Ini seperti yang diharapkan kan?"

Suara Ino tenggelam.

Sakura juga menurunkan wajahnya kebawah.

Mereka tidak bisa berhubungan dengan Sasuke dari sini. Jika mereka melakukan penyelidikan, kabar tentang insiden ini pasti akan menyebar.

Jika Sakura dan rekan-rekannya mencoba melakukan sesuatu, ini akan berakhir sama seperti yang Kakashi katakan. Dan juga, mereka tidak bisa jika harus terus menunggu.

"Ya baiklah! Situasinya berubah. Aku akan menyuruh kalian yang mengerjakannya. Kakashi melanjutkan, menambahkan pernyataannya.

"―― Dan juga.. Satu lagi.."

"Aku punya kabar yang mengecewakan untukmu. Ini sebagian besar terjadi karena kekuranganku selama negosiasi itu. Kemarin adalah rapat dengan para eksekutif dan petinggi-petinggi negara. Anggaran untuk klinik perawatan mental anak-anak diturunkan. Anggaran selanjutnya secara besar-besaran akan dialokasikan kepada ANBU."

"Kepada ANBU. Untuk apa?"

Ino bertanya.

"Ini tentang insiden ketika tuan Daimyo dan tuan Homura diserang. Dan setelah itu.. Selain itu terjadi hal yang sedikit mencurigakan di desa. Karena itulah para eksekutif atas berpikir untuk lebih memperkuat ANBU."

"Mencurigakan bagaimana?"

Ino bertanya lagi.

"Maaf, untuk saat ini kau harus menunggu. Kita tentunya akan membicarakan ini jika sudah tiba waktunya."

Kakashi memberikan isyarat pada mereka menggunakan satu tangannya.

" Sensei! Kau dari tadi terlihat seolah hanya mengelak. Dengan mengatakan hal seperti 'jangan mengerjakannya.' Dan 'ketika tiba waktunya.' "

Karena Ino merasa tidak dianggap, Kakashi tersenyum kecut seolah-olah dia juga sedang muram.

"Kita tidak seharusnya menyalahkannya. Sebagai Hokage dia memiliki berbagai kepercayaan."

--- H S M ---

Kakashi mengatakan jika dia akan kembali ke rumahnya untuk beristirahat hari ini. Sakura dan Ino kemudian meninggalkan kediaman Hokage.

"Walaupun raut mukamu terlihat tidak sangat baik.. Tapi apakah kau baik-baik saja?"

Ino berkata ketika dia akan berpisah jalan dengan Sakura.

Akan tetapi, Sakura hanya menjawab "Aku baik-baik saja kok."
Ketika Sakura tiba di rumah dan melihat cermin, dia dengan jelas melihat jika raut wajahnya tampak lusuh.

Dia juga letih, baru tiba dari perjalanan pulang-pergi, tanpa henti dari Sunagakure. Yang paling utama, di dalam pikirannya masih terngiang tentang saksi mata yang melaporkan Sasuke yang dia dengar dari Gaara.

―― Sasuke-kun apa yang telah kau lakukan?

Meskipun demikian, dia ingin menolaknya. Sasuke sedang dalam jarak dimana suara Sakura tidak akan bisa untuk menjangkaunya. Dia tidak bisa mengatakan kata-kata yang bahkan ingin disampaikan pada Sasuke. Dia tak bisa melakukan apapun yang bahkan ingin dia lakukan untuk Sasuke. Perasaan ini secara terus, terus dan terus tertumpuk pada diri Sakura.

Dia melempar tubuhnya ke tempat tidur.

Setelah dia merasakan sensasi dingin menyenangkan dari sepreinya yang dia rasakan melalui wajah dan pipinya. Dia memalingkan wajahnya keatas.

Dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, dia mencoba untuk menyentuh dahinya.

―― Sampai jumpa di lain waktu.

―― terimakasih

Kata-kata pada hari itu kembali menyegarkan pikiran Sakura.

―― Kapankah 'lain waktu' itu Sasuke-kun?

Dia bergumam di dalam hatinya.

--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 03 Part 4 ---




Kembali Ke Daftar Isi
Klik


Sumber DNI.

NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01

NOVEL KONOHA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01

--Penulis: Shō Hinata
--Ilustrasi: Masashi Kishimoto

--- H S M ---

Hadiah Pernikahan, Kecepatan Penuh!

Jika kau bertanya pada orang-orang tentang 'desa-desa tersembunyi shinobi',maka kua akan menemukan sejumlah besar warga-semacam dengan tidak ada cinta untuk shinobi atau rumah mereka-yang membayangkan desa-desa tersembunyi sebagai kota-kota kecil tertutup oleh pegunungan di semua sisi.

Tentunya, warga yang akan mengatakan, desa-desa tersembunyi benar-benar terputus dari dunia luar, terisolasi sepenuhnya dari orang lain.'pulau terapung di laut', mundur dan terbelakang.

Jelas, mereka akan mengatakan, sebuah desa tersembunyi adalah tempat yang orang normal akan menjadi idiot ingin mengunjungi, dan Selain itu, di suatu tempat Anda hanya bisa menemukan dengan kesulitan besar. 'desa shinobi tersembunyi ' benar-benar harus tempat semacam itu.

Itulah yang orang banyak mengira.

Namun, kenyataannya sangat berbeda.

Jika orang normal memasuki Konoha untuk pertama kalinya, mereka akan tercengang oleh pemandangan yang menyambut mereka melewati gerbang: raksasa, luas desa yang dipenuhi dengan aktivitas dan padat penduduknya.

Desa itu terus dipertahankan dan berkembang, dan itu sama sekali tidak terbatas hanya wilayah pemukiman penduduk desa. Ada sekolah, rumah sakit, berbagai pusat perbelanjaan, dan bahkan tempat rekreasi. Ada segala sesuatu orang yang dibutuhkan untuk menjalani hidup mereka sepenuhnya.

Benar-benar setiap pembentukan yang mungkin bisa ditemukan di pusat desa saja. Ukurannya yang menakjubkan Konoha adalah untuk titik bahwa jika kau menyebutnya sebagai 'negara-kota', kau tidak akan menjadi jauh.

kau bisa hidup sepanjang hidup kau tidak pernah mengambil satu langkah di luar batas wilayah Konoha, dan tidak pernah ingin untuk apa pun, tidak pernah kekurangan fasilitas apapun . Dan kota sangat metropolis ini terletak di dalam kedalaman hutan.

Itu adalah desa Konohagakure benar-benar: sebuah kota besar yang tiba-tiba muncul dalam hutan.

Tidak ada shinobi lajang yang merasa sedikit pun tidak puas dengan desa semacam itu.

Konoha awalnya merupakan pertemuan beberapa shinobi dan kaum mereka, tapi ketika sekelompok orang hidup di suatu tempat, mereka secara alami berakhir ingin tempat yang akan membuat mereka makanan. Dan tentu saja, setelah itu ada permintaan untuk toko yang akan menjual kebutuhan sehari-hari juga. Mengikuti pola pikir itu, wajar bahwa kelompok orang lain akan datang dalam persamaan: pedagang dengan mata pada desa penuh pelanggan.

Jadi terjadilah bahwa sekelompok penjual -dari non-shinobi dan perajin yang ingin mengambil shinobi sebagai pelanggan-akan berakhir pindah untuk tinggal dekat dengan pemukiman shinobi itu.

--- H S M ---

Dan dalam cara yang sama bahwa shinobi punya marga dan keluarga, penjual dan pekerja tidak hanya datang ke desa sendiri . Mereka membawa serta klan dan keluarga mereka juga.

Ada banyak orang normal yang pindah ke desa bersama dengan keluarga mereka demi perdagangan, serta orang-orang yang awalnya shinobi tapi kini mengambil profesi yang berbeda. Ada juga orang-orang yang berpikir untuk diri mereka sendiri, "Aku tidak datang dari sebuah klan shinobi, tapi saya ingin mengirim anak saya ke Ninja Academy 'dan pindah ke desa dengan maksud itu.

Rumah tangga dan beberapa bulan dan tahun-tahun berlalu, itu adalah bersama orang-orang yang pemukiman menjadi kota metropolitan yang besar itu saat ini.

Shinobi , rumah tangga pedagang, rumah tangga perajin ... banyak, banyak orang yang berbeda dari berbagai latar belakang dan profesi yang semua datang untuk hidup bersama di desa.

Dan bahwa desa besar, bahkan sekarang, masih terus tumbuh dan maju.

Ukuran yang besar Konoha membuatnya menjadi agar mengelilingi mengelilingi seluruh desa bahkan pernah akan menjadi usaha yang luar biasa. Akan semacam jarak bahkan bisa berakhir mematahkan tulang mu.

Namun, untuk sementara sekarang, seseorang telah berlari mengitari desa Konoha.

Seseorang Itu adalah Rock Lee.



Pagi bahkan belum tiba lagi, dan ia mengejutkan ketika ia berlari di sekitar desa, dengan wajah yang tampak seperti dia bisa mati setiap saat.

Kenapa, sebenarnya, dia berlarian sendiri pada jam malam ini , ketika semua penduduk desa dan shinobi tanpa misi itu nyenyak tertidur?

Itu bukan untuk latihan rahasia khususnya. Karena Sesungguhnya, Lee bahkan tidak berlari karena dia merasa ia ingin lari. Jika dia bisa, maka Lee akan dgn senang kembali ke rumah dan tidur. Namun, ia memiliki kondisi tertentu yang berarti dia tidak bisa melakukan itu.

Semuanya itu dimulai sekitar setengah hari sebelumnya ...
Pada hari itu, Hokage Keenam Hatake Kakashi menyatakan tertentu, misi khusus untuk orang-orang yang berada di Konoha.

Ini merupakan operasi rahasia bahwa Uzumaki Naruto dan tunangannya Hyuuga Hinata benar-benar tidak bisa menemukan tentang. Jelas menyatakan:"Semua orang yang akan menghadiri pernikahan Naruto dan Hinata mendatang harus membawa hadiah pernikahan."

Sebuah misi konyol, bukan? Itu adalah sesuatu yang setiap orang kemungkinan besar akan telah berakhir dengan kau kerjakan.

kauakan dengan tepat berasumsi bahwa di antara para tamu pernikahan ada orang-orang yang sudah membeli hadiah pernikahan, atau menyediakannya untuk mereka.

Namun, sebagian besar dar iteman-teman Naruto dan Hinata itu semuda mereka. Sebagian besar dari mereka juga tidak pernah menghadiri pernikahan sebelumnya, atau menghadiri pernikahan seorang teman dekat untuk pertama kalinya.

--- H S M ---

Itu kemungkinan besar untuk kepentingan yang sebagian besar tamu pernikahan belum berpengalaman, bahwa Kakashi telah memberikan tugas ini memiliki status misi.

Setelah semua, saat ia tampak diam dan tenang di permukaan, Kakashi adalah seorang pria dengan rasa humor. Ini 'top secret misi' nya adalah sesuatu yang sesuai dengan gayanya.

Yang sedang berkata, ada seseorang di antara tamu pernikahan yang telah mengambil 'atas misi rahasia' kata-kata yang sama sekali pada nilai nominal. Seseorang yang telah menerima proklamasi misi bersama lebih semangat dari orang lain.

Bahwa orang itu, tentu saja, memproklamirkan diri sebagai Monster Hijau Liar dan Tampan Konoha Konoha : Rock Lee.

"Saya akan membalas persahabatan Naruto-kun dengan menempatkan seluruh tubuh dan pikiran saya ke dalam mencari hadiah pernikahan terbaik!" Lee telah dinyatakan Kakashi, dan kemudian lepas landas berlari ke tempat yang jauh.

Lee adalah seseorang yang sangat yakin bahwa kau bisa datang dengan banyak ide saat latihan. Kepribadiannya bukan seseorang yang akan berpikir sambil duduk diam. 'mengerakan tubuhku akan membantu saya berpikir lebih baik' adalah apa yang dia pikirkan.

Lee telah lari dan berkeliling desa berkali-kali besar, tapi ia tidak bisa memikirkan ide.Nah, untuk lebih akurat, ia telah memikirkan satu hal.

Suatu tempat di sekitar lari keduanya di sekitar desa, kata 'dumbbell' telah muncul dalam pikiran Lee

Tapi, itu konyol. Bahkan Lee tahu bahwa tidak ada yang pernah akan membawa dumbbells sebagai hadiah ucapan selamat untuk pernikahan. Jadi, idenya hanya tersebut telah ditolak segera.



Dan meskipun ia terus berlari dan berlari, sejak saat itu, Lee tidak memikirkan ide lain, apalagi

Sampai dengan ia memikirkan hadiah, ia tidak akan berhenti berlari!

Hatinya ditetapkan pada itu. "Aturan Pribadi" Lee adalah dalam gerak.

Itu Peraturan Pribadi 'dari Lee telah dibawa menjadi ada demi memperbaiki pikiran dan tubuh melalui latihan. Aturannya adalah ini: setelah Lee memutuskan dia akan melakukan sesuatu, kemudian bahkan jika itu tampak seperti dunia akan runtuh dan menghilang besok, ia masih akan melihatnya sampai akhir. Itu adalah prinsip yang menempel dengan pengabdian yang luar biasa.

salah satu yang baik.

Ini harus menjadi hadiah yang tidak ada orang lain akan membawa, sesuatu yang berbicara tentang karakternya sendiri juga ...

hadiah yang menyatakan hatinya ...

hadiah yang akan diterima dengan senang hati, hadiah terbaik yang pernah ada...

Tapi tak peduli betapa dia berpikir dan berpikir, jawaban yang benar hanya akan tidak datang.

"Ikatan antara saya dan Naruto harus lebih baik dari ini ...!" Lee telah bergumam sendiri sambil berlari.

Dia datang ke suatu resolusi:

Sampai dengan ia dapat memikirkan untuk hadiah, ia tidak akan berhenti berlari!

Hatinya ditetapkan pada itu. "Aturan Pribadi" Lee adalah dalam gerak.

Itu Peraturan Pribadi 'dari Lee telah dibawa menjadi ada demi memperbaiki pikiran dan tubuh melalui latihan. Aturannya adalah ini: setelah Lee memutuskan dia akan melakukan sesuatu, kemudian bahkan jika itu tampak seperti dunia akan runtuh dan menghilang besok, ia masih akan melihatnya sampai akhir. Itu adalah prinsip yang menempel dengan pengabdian yang luar biasa.

Sampai dia bisa memikirkan hadiah yang bagus selain dumbbells, Lee akan lari tanpa henti jika ia harus.

ngomong-ngomong, Lee tidak menghitung hanya berlarian perbatasan desa sebagai 'satu berjalan'.

Dengan cara yang sama orang pergi bolak-balik di sekitar ruang ketika mereka menyeka lantai-dengan contoh seperti itu, mudah untuk membayangkan kejadian, bukan? Untuk Lee, 'satu berjalan' di sekitar desa berarti berlari melalui seluruh desa, setiap sudut dan celah dan jalan bahwa desa miliki. Ini adalah cara yang sangat hasil penghitungan berpikiran sederhana .

Tentu saja, itu berarti bahwa jalan Lee juga termasuk melompati pagar, melompat dari pohon ke pohon, dan berjalan di atas atap rumah penuh ketat. Itu bukan sesuatu yang luar biasa, untuk shinobi untuk mengambil jalur yang tidak biasa seperti ini melalui desa tersembunyi. Bahkan, itu sangat umum, sehingga warga yang normal tidak lagi memperhatikan itu.

Jadi tidak akan ada apapun pemilik tanah mengeluh tentang Lee berjalan di atas atap. Paling-paling, satu orang mungkin akan mengirim satu keluhan di pagi hari: "Kadang pria dengan alis tebal berteriak 'KUUAAA' saat ia berlari melintasi atap kami saat fajar, ia benar-benar sangat berisik."

Dan, di bawah pengawasan mata dari wajah Hokage sebelumnya semua yang diukir di gunung yang menghadap Konoha, Lee melompat dan berlari dan melompat di seluruh desa.

dia terus melakukannya sepanjang malam tampa ada ide yang datang kepadanya

Dan itulah bagaimana Lee menemukan dirinya menyapa hari yang baru fajar tanpa mengedipkan mata untuk tidur.

Pada saat ini, cahaya matahari terbit sekarang menjangkau menyentuh wajah batu diukir pada monumen Hokage yang menonjol di pusat kota Konoha.

"Delapan ratus ... ... dan enam puluh ... empat ..."
Pernapasan Lee datang keluar mengeluarkan bunyi serak dan puff saat ia tersentak nomor itu.

Larinya telah menurun ke berhalusinasi yang mengejutkan, ke titik di mana orang berjalan akan lebih cepat dari dia.

Dia akhirnya mencapai batas nya.

Kaki Lee tertekuk dari arah bawah dia, karena ia tak berdaya melengking depan dan ambruk. Dia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk mencoba dan melembutkan pendaratan, jatuh langsung ke tanah dengan bunyi yang tiba-tiba.

Lee berbaring tak bergerak di tanah, menghadap ke bawah di tanah, dan bertanya-tanya di mana dia yang salah.

Pertama, ada ide bahwa pikirannya akan jelas jika ia menggerak tubuhnya. Apakah ia salah tentang hal itu? Tidak, itu tidak mungkin. Itu tidak salah. Lee cepat menolak pikiran itu.

Kemudian, itu yang ide untuk melakukan handstand berjalan di pertengahan dia berkeliling? Dia pikir itu akan membantu memberinya perspektif yang berbeda untuk berpikir dari, tetapi telah bahwa menjadi ide yang buruk? Tidak, kadang-kadang Anda perlu melakukan hal-hal berani untuk menghasilkan ide-ide baru. Belum lagi melakukan satu handstand menjalankan sekitar desa adalah bagian dari jadwal pelatihan normal. Itu tidak mungkin di mana ia ada yang salah.

Mungkinkah menjadi metode jarang ia coba jalan mundur? Tidak, itu adalah metode sempurna latihan,

Dia telah melakukan apapun yang salah.
Tapi kemudian, dalam kasus itu, kenapa ia tidak mampu memikirkan apa pun ...?

Lee menatap dengan kaku di tanah di depannya. Tubuhnya telah terbakar panas hanya beberapa saat yang lalu, tapi sekarang mulai dingin di udara pagi yang dingin. Keringat menutupi tubuhnya berubah dingin, dan tubuh Lee mulai menggigil. Tapi ia diberikan setiap otot dalam tubuh-Nya melewati jalur berbagai peringatan, dan tidak lagi memiliki energi untuk bangun.

Meskipun itu untuk seorang teman, meskipun aku bilang aku akan menaruh hati saya untuk mendapatkan hadiah pernikahan. Untuk berpikir bahwa saya belum bisa datang dengan satu ide yang baik. Mengapa saya begitu konyol ...?

Lee ditekan matanya tertutup rapat, marah pada dirinya sendiri karena kekecewaan.

Namun, ia tidak bisa membiarkan hal berakhir dengan mengatakan dia konyol dan tidak berguna. Dia telah memutuskan untuk menemukan hadiah yang layak bahkan jika ia harus menempatkan hidupnya dipertaruhkan, jadi dia tidak mungkin berhenti dan menyerah di sini.

kecapaian dan letih Lee membiarkan matanya pasang terbuka kembali, api membakar tekad di dalamnya sekali lagi.

Namun, setelah ia membuka matanya, Lee menyadari sesuatu:

--- H S M ---

Seseorang berdiri di depannya.

Kapan itu terjadi? Ada sepasang kaki dalam penglihatan Lee, dengan kenal melihat seragam. Lee terkejut bahwa ia tidak melihat orang itu sampai sekarang. Mereka sepertinya mengawasinya.

Lee perlahan mengangkat dirinya dari tanah, dan mendongak. Untuk melihat. Orang itu.
"Neji ..." Lee diam-diam bergumam.

Mungkin dia adalah ilusi atau mungkin dia adalah hantu, tapi ada dia berdiri: teman yang telah meninggal, Hyuuga Neji.

"Menjalankan tanpa istirahat sampai Anda ambruk." Kata Neji, mengawasinya dengan tatapan yang biasa tenang nya. "Kau masih sama seperti sebelumnya, Lee."
Lee tidak punya kata-kata.

Ada ratusan demi ratusan Hal yang Lee ingin memberitahu Neji pada saat mereka bertemu. Tapi dengan Neji di depannya, ia menemukan dirinya sedih tidak dapat mengeluarkan suara pun.

Tetapi bahkan jika ia tidak mengatakan apa-apa, Neji mengerti semuanya.
Untuk beberapa alasan atau lainnya, itu adalah pemikiran yang masuk pikiran Lee saat ia menatap selalu tahu segalanya mata Neji.
Neji berjongkok di samping Lee.

"Ada sesuatu yang saya benar-benar harus memberitahu Anda ..." kata Neji, meletakkan tangan di bahu baik Lee.
Tangan Neji terasa hangat dan menggembirakan. Lee tiba-tiba berpikir itu mungkin bahwa Neji telah muncul karena ia prihatin atas berapa banyak Lee telah mendesak dirinya.

"Neji ... aku ..."
"Aku tahu. Tidak perlu mengatakan itu. "Neji tersenyum, rambutnya yang panjang bergoyang sedikit. "Lee, ingat ini dengan baik. Lebih dari stamina ... kekuatan fisik. Dan, Hyuuga ... "
Neji berhenti. Tidak jelas apakah ia selesai dengan apa yang ia katakan atau tidak. Sosoknya mendapat terbungkus dalam kabut pagi, dan menghilang.
"... .eh?"
Angin bertiup dengan cepat, gemerisik pohon-pohon di dekatnya dan menarik diri kabut pagi.
"Eh menunggu-Neji ...? Neji ?! "

Lee melihat kiri dan kanan, putus asa mencari sekelilingnya, tetapi satu-satunya hal yang bertemu suara bingung Lee adalah keheningan pagi.
"EEH ?! Ke-kemana kau akan memberi saya beberapa saran tentang pernikahan hadiah Aku begitu panik tentang ...? Bukankah itu mengapa kau muncul? NEJIIIIIII ?! "
"NEJIIIIIII ?!" Lee bangun dengan kaget karena ia berteriak untuk temannya.
Sekarang sudah pagi. Cukup awal, tapi cukup terlambat bahwa mayoritas orang sudah terbangun dan mulai mempersiapkan untuk menyambut hari baru.

Kematian Neji sudah lama. beberapa tahun sudah berlalu.
Tapi bahkan sekarang, Lee masih sesekali melihat Neji dalam mimpinya. Biasanya datang padanya tidur siang buru-buru diambil di tengah-tengah misi sangat sulit, atau ketika Lee sedang mengalami kesulitan memikirkan sesuatu.
Tapi hanya sesekali. Sebagian besar waktu, tidak peduli berapa banyak Lee ingin melihat dia, Neji tidak akan muncul.
Ketika Neji tidak muncul, mimpi Lee biasanya tentang pergi melalui pelatihan yang kuat dengan Neji, atau menuju keluar pada misi berbahaya dengan Neji, mereka berdua bersama-sama melawan rintangan yang keras.

Telah ada sangat sedikit mimpi yang Lee benar-benar bisa menghadapi Neji dan berbicara dengan dia.
Sebagian besar mimpinya adalah tentang hal-hal yang sudah terjadi. Pelatihan, atau berperang melawan musuh, atau menyusun strategi misi. Akan Neji dengan tenang berbicara tentang strategi ligasi atau lain, dan Lee berdiri di sampingnya, mendengarkan dengan penuh perhatian.
Setiap kali Lee terbangun dari mimpi-mimpi, frase akan tumpah keluar dari bibirnya.
'Mari kita membuat serangan frontal yang lebih dinamis! "Atau" Aku akan pergi keluar di depan, jadi harap hati-hati untuk lingkungan kita!'.
Semua hal-hal yang tidak bisa mengatakan kepada Neji dalam mimpinya.

Jika saya mengatakan hal ini kepada Neji, seperti apa wajah akan dia buat? Bagaimana dia akan menjawab?

Akhir-akhir ini, itu semakin sulit dan sulit untuk membayangkan bagaimana Neji akan bereaksi.

Lee sangat, sangat menyadari fakta bahwa.

Sebuah suara yang kuat tiba-tiba bergegas keluar pada Lee merosot kembali.

"Lee, itu suatu semangat kaum muda yang bagus Anda punya di awal di pagi hari!"

Lee menoleh untuk melihat seorang pria di belakangnya, tersenyum lebar sehingga putih giginya menunjukkan, tangannya dibesarkan di jempol.

Itu gurunya semangat, Might Guy.

Namun ...

“Ga-Gai sensei…”

Lee menemukan dirinya di sebuah kehilangan kata-kata. Alasannya adalah bahwa Gai, yang telah dibatasi untuk menjalani hidupnya di kursi roda, entah bagaimana mendapatkan dirinya dan kursi rodanya ke atap dari gudang peralatan di dekatnya.
Selama Perang Dunia Keempat Shinobi, Gai telah menempatkan hidupnya dipertaruhkan selama pertempuran dengan Uchiha Madara, dan membuka Delapan Gates. Hidupnya setidaknya telah diselamatkan berkat Naruto, namun kaki kanannya telah kehilangan kemampuannya untuk berfungsi.
Sejak hari itu dan seterusnya, Gai telah menjalani hidupnya di kursi roda. Namun, ia tidak berubah cara berdarah panas nya, ukiran kata 'muda' ke pemain pada kaki kanannya, dan masih mendorong dan membimbing Lee seperti yang selalu dilakukannya.
Lee telah tertegun berkata-kata karena dia tidak bisa membayangkan bagaimana gurunya telah mungkin berhasil mendapatkan ke atap gudang peralatan dengan kursi rodanya.

--- H S M ---

tiba-tiba-
"TOU!" Gai memberikan sorak hebat, meluncurkan dirinya dan kursi dari atap gudang itu.
Dia entah bagaimana berhasil sudut kursi roda untuk mendarat mulus, jika dengan DOR sangat keras.
Lee berlari ke sensei, bingung dan khawatir.
"Sensei, itu sangat berbahaya! Mengapa Anda ingin melakukan sesuatu seperti itu ... "

"Harus ada sejumlah besar orang di dunia yang berpikir Anda tidak bisa terbang di kursi roda! Jadi saya telah memutuskan untuk membuktikan bahwa mereka salah dengan tubuh saya sendiri. "Gai berbicara tentang seperti gagasan menakutkan dengan mudah luar biasa dan tenang.
Seperti sebuah prestasi pasti sudah benar-benar mustahil untuk orang lain, siapa pun yang tidak memiliki kontrol yang luar biasa Gai atas tubuhnya dan cocok keadaan fisik.
"Semua orang di desa, Kakashi dan Ebisu dan Genma juga, mereka masih memperlakukan aku seperti shinobi. Itu membuat saya bahagia. Meskipun saya harus sudah pensiun lama ... Jadi, karena itu, saya telah memutuskan untuk terus membuktikan tidak mungkin menjadi mungkin, dan menunjukkan diri saya biasa untuk kalian! "Kata Gai, memberikan nya Nice Guy Pose. "Itu masa mudaku, setelah semua!"
Kata Gai ini sangat menyentuh hati Lee. Mereka selalu seperti itu. Ketika Lee menderita, ketika ia sakit, ketika hatinya merasa seperti itu akan pecah menjadi potongan-potongan, setiap satu dari kata-kata Gai telah menyelamatkannya, waktu dan waktu lagi.
Bahkan sekarang, Lee mengambil keberanian dari mendengar kata-kata Gai itu.

Dia ingin suatu hari nanti menjadi manusia biasa seperti Gai. Dia ingin menjadi seorang pria yang hangat akan mendorong lagi jiwa yang hilang dan bingung seperti dirinya.
Itu adalah mimpi Lee memegang bahkan ketika dia terjaga.
"Dengan cara, Gai-sensei, apa yang kau lakukan di sini?" Pertanyaan itu tiba-tiba terpikir Lee, dan Gai menjawab dengan obrolan ringan.
"Latihan pagi saya tentu saja. Saya berpikir bahwa saya akan menghabiskan hari perjalanan bolak-balik di sekitar desa. Bagaimana tentang hal itu Lee, Anda ingin bergabung dengan saya? "
"Terima kasih, saya sudah melakukan pelatihan tersebut."
"Mengesankan. Namun, hal yang mengganggu Anda masih belum diselesaikan, bukan? "
Mata Lee terbuka lebar karena terkejut pada pengamatan tajam Gai ini.

"ba-Bagaimana kau tahu ?!"
"Hanya butuh satu melirik Anda untuk menyadari bahwa Anda akan menghabiskan semua pelatihan malam dan mengkhawatirkan sesuatu. Berapa tahun kau pikir aku sudah menghabiskan waktu muda dengan Anda? Itu sebabnya sejak awal saya katakan kepada Anda bagus pemuda ini pagi '. "
Itu hanya setelah Gai mengatakan bahwa Lee menyadari betapa mengerikan ia tampak. Dia tertutup lumpur, dan benar-benar sedap dipandang dalam penampilan. Dia telah tersandung beberapa kali kelelahan nya, jatuh dan berguling-guling di tanah. Itu semua kotoran yang tersisa dari mereka runarounds.
"Dan itu sangat mungkin bahwa Anda prihatin atas masalah hadiah pernikahan, tidak benar itu?"
Lee mendapat panik dengan pertanyaan Gai bahkan shrewder.
"Gai-sensei, dapat Anda baca pikiran saya ?!"
"Tidak, itu karena saya diundang untuk pernikahan juga ..."
Gai prihatin atas hadiah pernikahan juga

Semua akan baik selama ini pernikahan tidak biasa.
Namun, masalahnya terletak pada memastikan saat ini tidak terlalu aneh, baik.
Tidak ada hadiah pernikahan yang dikombinasikan perasaan ia ingin menyampaikan, sesuatu yang terpancar perasaan kemenangan, persahabatan dan kerja keras?
Lee dan Gai berdua memeras otak mereka untuk jawaban.
Apa jenis hadiah akan mewujudkan gairah muda?
Apakah ada benar-benar ada hadir seperti di dunia ini?
Nah jika ada mewakili pemuda, akan bagaimana mereka berdua mengenakan pintar mencari jumpsuits ketat hijau mereka.
Ketika Anda mengatakan 'pemuda membakar' hal pertama yang datang ke pikiran akan keringat dan air mata, kan?
Bisa keringat dan air mata berubah menjadi hadiah entah bagaimana? Tidak ada?
Untuk mulai dengan, orang-orang hidup dari apa-apa kecuali kehendak kekuasaan, bukan?
Apa jenis kari yang lebih baik, hambar atau ekstra pedas?

Percakapan mereka mencapai klimaksnya.
"Tidak, setelah semua," Lee heatedly berkata, "saya hari ini pasti berpikir bahwa Curry Pilaf adalah lebih baik-"

"Tunggu, tunggu Lee." Gai mengulurkan tangan dan menyela. "Kami sudah off subjek terlalu banyak. Dalam hal seperti ini, seseorang harus berkonsentrasi. Kita harus menelusuri kembali langkah-langkah kita kembali ke akar percakapan ini. "

"Jadi kita harus kembali, untuk root ...?"
"Ya, awalnya, masalah ini dari pernikahan menyajikan semua tentang pernikahan itu sendiri, kan?"

Entah bagaimana pembicaraan mereka telah berubah terlalu filosofis.
Ketika Lee gagal berkontribusi lebih banyak untuk bicara, Gai mengajukan pertanyaan lain.

"Mari kita berpikir tentang hal seperti ini:? Apa satu hal yang Anda benar-benar harus membawa ke pernikahan"
Tatapan Lee difokuskan saat ia berpikir serius tentang hal itu.
Apa pernikahan? Sesuatu yang diperlukan untuk pernikahan ...
Sebuah pernikahan adalah upacara di mana dua orang yang saling mencintai menjadi suami dan istri. Dalam hal ini, sesuatu yang benar-benar penting untuk upacara yang akan menjadi-
"Ini ... cinta ..." kata Lee, melihat lurus Gai meskipun agak malu subjek. "Itulah yang diperlukan adalah bukan?"

"Itu sangat puitis. Tapi Lee, akan tidak jawabannya menjadi pengantin? "
Lee merasa seperti petir telah memukul dia bersama dengan kata-kata Gai itu. Seluruh tubuhnya menegang seperti dia baru saja dipukul dengan jutsu rilis petir. Tanpa disadari, keras "AHH!" Bocor keluar dari mulutnya.

"it- itu benar ...!" Lee mengatakan, "Jika pengantin tidak ada, tidak ada upacara pernikahan ...!"
"Benar? Sebuah upacara pernikahan tanpa pengantin hanya akan menjadi upacara polos, tidak pernikahan. Upacara berguna tanpa makna apapun! "
Lee telah buta.

Gai mungkin tampak seperti orang yang impulsif dan kikuk, tapi dia benar-benar orang yang bijaksana. Dia memiliki kemampuan untuk melihat melampaui permukaan dan menjadi akar dari masalah ini. Untuk Lee, yang selalu sesuatu tentang Gai bahwa dia mendongak dan bercita-cita juga melakukan.
"Dalam hal ini, kita perlu berpikir tentang hal ini dari perspektif pengantin, dan membawa hadiah yang mereka akan dengan senang hati menerima. Itu akan lebih baik, bukan? "
"Tepat." Kata Gai. "Yosh, maka saya akan memikirkan hadiah untuk pengantin pria! Lee, Anda memikirkan satu untuk pengantin wanita! "
"Roger, Gai-sensei!"

"Mari kita berpikir tentang hal ini tidak dari perspektif kita sebagai pemberi, tetapi dari sudut pandang mereka sebagai penerima ...!"
Kedua orang saling berhadapan dengan mereka rambut mangkuk dipotong dan alis lebat, dan menggenggam tangan satu sama lain, berpikir serius tentang masalah ini. Itu cukup tontonan di pagi hari.
Lee berusaha keras untuk berpikir dari sudut pengantin pandang.

Jika saya adalah pengantin, maka ... aku akan berpakaian dalam pakaian pengantin dan akan saya menikah ... Dan setelah itu ...
Pernikahan, melahirkan, pekerjaan rumah tangga, perawatan ...
Kata-kata dan gambar melintas di pikiran Lee dalam rangka berturut-turut.
Pergi pengiriman dengan bayi dalam pelukanku.
Mengawasi bayi yang saya membersihkan kamar nya.
Membawa bayi di punggung saya karena saya membuka Ketujuh dari Delapan Gates ... Gerbang Shock!
Memiliki bayi adalah masalah serius mengejutkan.
Untuk meningkatkan dan menjaga anak, maka tidak diragukan lagi, Anda perlu kedua kekuatan fisik dan ekonomis, kan?

Dalam hal itu, gambar memasuki pikiran Lee. Dia bisa membayangkan Hinata lembut memegang anak, dan Naruto menatap mereka berdua.

Dan tiba-tiba Lee menyadari bahwa sepanjang waktu ini ia telah hanya memikirkan apa yang harus memberikan Naruto sebagai hadiah pernikahan. Itu hanya sengaja mencoba memikirkan perasaan pengantin yang membiarkan dia menyadari bahwa. Pernikahan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan sendiri.
Yang mengatakan, hadiah terbaik untuk seseorang yang akhirnya akan menjadi ibu yang

Lee, ingat ini dengan baik. Lebih dari stamina ... kekuatan fisik ...

Saya akhirnya mengerti Neji. Anda khawatir tentang Hinata, bukan?

Lee mengangguk pada dirinya sendiri, dan kemudian ...
"Aku tahu apa itu ...!" Damai kata Lee. "Untuk melindungi rumah dan keluarga seseorang, kekuatan fisik yang dibutuhkan ... Dan di atas semua itu, tingkat tertinggi!"

Gai mengangguk, menjawab juga. "Saat ini, saya pikir semua pekerjaan yang masuk ke dalam memperbaiki kesalahan sekitar rumah. Pengendalian hama dan pipa dan membawa bahan makanan. Satu terampil harus mengembangkan otot lengan mereka untuk tugas-tugas seperti ... Dalam hal ini, jawabannya kami berdua datang dengan harus sama. Hadiah yang kita harus memberikan yang ... "Gai menyeringai Lee dengan gembira.
"... Dumbbells!"

Lee menyadari air mata bocor keluar matanya.
"Aku juga ..." Lee mendengus. "Sejak awal ... dari putaran kedua saya di desa ... Saya pikir itu juga ...!"
Air mata bergulir tak terkendali di wajah Lee sekarang.
"Gai sensei! Gai senseeeeeeeeiii! "Lee terisak, dan melemparkan dirinya untuk memeluk gurunya.

Lee sangat gembira. Pikirannya tidak pernah salah. Sensei telah menyetujui idenya. Sukacita murni dan sederhana.

Gai juga menangis. Seperti air mata bocor pipinya, ia diperketat memeluk. "Lee! Anda mendapatkan dumbbell untuk lengan kanan, dan saya akan mendapatkan dumbbell untuk leeeeeeeeeeeft yang! "
Gai teriak ke arah langit. "UOOOO! Saya AKAN DAPATKAN KIRI DUMBBEEEEEEEELLLLLLL !! "
Untuk waktu yang lama, dua menempel satu sama lain dan menangis.

Berkat Gai, Lee akhirnya menemukan hadiah pernikahan yang cocok perasaannya untuk pasangan. Hatinya terasa ringan dan jelas.

Segera setelah wahyu mereka, kedua telah pergi untuk membeli lonceng bodoh langsung. Pedagang sangat terkejut menjual dua lonceng bodoh begitu awal di pagi hari.
Silakan lihat ini, Neji. Aku akan menunjukkan hadiah pernikahan aku. Dumbbells ini ...!
Gai menyeringai tampilan yang kuat di mata Lee.

"Lee, dengan ini persiapan kami untuk pernikahan sepenuhnya lengkap!"

"Iya Nih! Bobot ini kami membawa ... mereka pasti akan menjadi yang terbaik hadiah pernikahan! "

"Yosh, mari kita berlomba sambil memegang ke mereka kemudian! Di sini kita goooooooooo! "

Menit kata-kata keluar dari mulutnya Gai, ia mulai sungguh-sungguh memutar ban di kursi rodanya, meluncur menjelang Lee dalam hembusan kotoran dan angin.

Lee ditinggalkan menatap mata perlahan-lahan menghilang dari belakang Sensei nya di kursi roda.
"Tunggu aku mohon, sensei !!"
Hari ini juga, Konohagakure penuh semacam sangat muda.

--- Bersambung Ke Chapter 02 ---



Kembali ke Daftar isi
Klik


Sumber Anime And Manga Is Love And Live.