Tuesday 26 May 2015

NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 12

NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 12

--- Penulis: Takashi Yano ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: Cacatua Tumblr ---
--- Indonesian Translation: Ayudhya Prameswari #DNI ---

--- H S M ---

―Balairung yang sangat megah, bahkan jauh lebih megah dari kediaman seorang Hokage di Konoha sekalipun.

Lantai ruangan besar tersebut dihiasi oleh bentangan permadani berwarna merah darah yang tergelar dari luar hingga masuk ke dalam, melewati dua buah pintu besar yang juga tak kalah mewahnya. Dan di atas hamparan indah itulah, Shikamaru tertunduk.

Kedua tangan Shikamaru terikat di belakang punggung. Sementara terlihat dua orang Kakusha berdiri di kedua sisinya, berjaga kalau-kalau dia berniat macam-macam. Bagaimanapun, para Kakusha adalah mantan Shinobi, kewaspadaan mereka masih belum luntur sedikitpun.

Rou dan Soku berada tepat di belakang Shikamaru. Nasib mereka juga sama saja, sepasang tangan terikat dan dijaga oleh dua orang Kakusha. Namun berbeda dengan Shikamaru, baik wajah Rou maupun Soku dihiasi barisan luka lebam dan bekas sayatan. Seakan tergambar dengan jelas, siksaan macam apa yang telah mereka lalui beberapa hari belakangan ini.

Bila perhitungan Shikamaru tepat, ini adalah hari kesepuluh sejak mereka menjadi tawanan. Dan selama sepuluh hari tersebut, tak sekalipun Shikamaru mengalami siksaan.

Gengo memang beberapa kali sempat datang menemuinya, namun dia hanya bicara sepatah dua-patah kata, lalu pergi. Semua yang dikatakannya juga hanyalah omong kosong. Basa-basi tanpa makna seperti ‘bisakah aku bicara padamu sekarang?’ atau ‘apa makan siang yang kau inginkan?’, dan hal-hal semacamnya.

“Tundukkan kepalamu!” Perintah seorang Kakusha yang berada di sebelah kanan Shikamaru, sembari mendorong kepala tawanannya itu ke arah lantai, memaksanya bersujud.

“Jangan seperti itu... mereka adalah tamu kehormatan, kita harus memperlakukan mereka dengan baik.” Suara Gengo tiba-tiba terdengar dari arah depan Shikamaru.

Begitu mendengar kata-kata pemimpinnya, Kakusha tersebut segera melepaskan kepala Shikamaru dan kembali siaga di posisinya semula. Wajahnya terlihat agak gugup.

“Anak buahku agak kasar, tolong maafkan mereka.” ujar Gengo. “Angkat kepalamu.”

Shikamaru sudah lebih dulu mengangkat wajahnya bahkan sebelum ‘diperintahkan’ oleh Gengo. Pandangannya tajam tertuju ke arah depan.

Tepat di ujung bentangan permadani indah di lantai balairung, terdapat barisan anak tangga yang terbuat dari batu pualam. Tangga tersebut menuju sebuah singgasana yang dihiasi oleh pahatan sepasang naga di kedua sisinya, terlihat begitu megah.

Gengo duduk di atas singgasana tersebut layaknya seorang kaisar agung. Kakinya berjigang, menumpangkan yang satu di atas yang lain. Dia bertopang dagu dengan tangan kirinya, sementara sikunya bersandar di atas pinggiran singgasana. Aura pemimpin besar sebuah negara benar-benar terasa darinya.

“Bawa mereka mendekat.” ujar Gengo.

Para Kakusha segera melaksanakan perintahnya, mereka menyeret Shikamaru, Rou, dan Soku mendekat ke arah Gengo. Mereka berhenti tepat di ujung permadani, tempat anak tangga menuju singgasana Gengo berawal.

“Apa sekarang kau sudah berubah pikiran?” tanya Gengo. “Apa sekarang kau ingin tahu apa maksud semua kata-kata ku?”

“Maafkan aku, tapi jujur, aku sama sekali tidak tertarik.” ujar Shikamaru.

Gengo hanya tertawa kecil mendengar jawaban Shikamaru.

Terlihat beberapa Kakusha berjejer rapi di samping kanan dan kiri singgasana Gengo, sepertinya mereka lebih istimewa dari para Kakusha yang lain. Shikamaru yakin, mereka adalah para penasehat atau pengawal pribadi Gengo. Sai juga berada di antara mereka.

Meski mereka adalah teman, atau setidaknya, pernah menjadi teman, pandangan Sai terhadap Shikamaru benar-benar dingin. Dari dulu Sai memang jarang menunjukkan ekspresi yang berlebihan, namun ini jelas berbeda. Tatapan matanya terasa jauh lebih kosong, lebih datar dari biasanya.

“Oh, ayolah... Kalau benar kau secerdas reputasimu, aku rasa kau sudah paham apa sebenarnya yang kuinginkan darimu.” ujar Gengo.

Tentu saja. Shikamaru paham benar apa yang diinginkan Gengo darinya, bahkan dia sudah mengetahuinya sejak sangat awal. Tapi itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, dan tidak ingin Shikamaru wujudkan. Oleh karenanya, dia memilih diam.

“Jadilah tangan kananku, Nara Shikamaru.” ujar Gengo. “Bersama-sama kita akan mewujudkan dunia yang baru. Aku yakin, kau adalah orang yang mampu melakukannya.”

“Lupakan saja.” jawab Shikamaru singkat. Sorot matanya menatap tajam ke arah Gengo. Begitu tajam, seakan-akan Shikamaru ingin membunuh Gengo saat itu juga.

Tapi pemimpin Shijima no Kuni itu tak sedikitpun gentar, lebih tepatnya, dia tak peduli. Gengo membalas sorot mata penuh amarah Shikamaru dengan tatapannya yang terlihat tenang, namun sangat mengancam.

“Bagus, Shikamaru. Orang lain pasti akan langsung menerima tawaranku tanpa pikir panjang, tapi tidak dirimu. Dan aku tahu, itu yang membuatmu berbeda.” ujar Gengo.

“Kau benar-benar membuatku muak dengan semua omong kosongmu. Kau bicara seolah- olah kau tahu segalanya. Memangnya kau tahu apa tentang aku!” ujar Shikamaru. Nada suaranya meninggi, sepertinya dia benar-benar sedang marah.

Ah tidak, Shikamaru bukan orang yang gampang terbakar emosi. Dia hanya berpura-pura bersikap seperti itu untuk melihat reaksi Gengo selanjutnya.

“Mengerti orang lain sepenuhnya ya... Hal yang sungguh mustahil.” ujar Gengo. “Itulah kenapa aku berusaha bicara denganmu, aku ingin lebih mengerti tentang dirimu.”

“Aku ini sudah hidup lebih lama darimu, Shikamaru. Karena itulah... Aku sedikit banyak bisa membaca emosi anak muda sepertimu. Bila menurutmu tingkah ku ini arogan, aku benar-benar minta maaf.” lanjutnya.

“Heh, kau lihat kan? Bicaramu yang seperti barusan itulah yang membuatku muak.” timpal Shikamaru ketus.

“Begitu ya...” Gengo menutup kedua matanya, lalu tertawa.

Usai tawanya, suasana hening sejenak. Pandangan mata Gengo menerawang ke seluruh sudut balairung, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

Sekilas, Gengo terlihat seperti orang yang sengaja menghentikan sejenak percakapan untuk memikirkan apa yang akan dia katakan selanjutnya.

Namun, kenyataannya berbeda. Gengo paham benar, bila dia melanjutkan pembicaraan dalam keadaan seperti ini, maka situasi tidak akan berada dipihaknya. Shikamaru sedang dalam keadaan emosi, bila Gengo terus bicara, bisa-bisa dia akan semakin marah hingga tak lagi mau mendengar apapun darinya.

Karena itulah, Gengo sengaja diam sejenak, menunggu suasana sedikit lebih dingin.

Menciptakan jeda bagi kedua pihak untuk mengambil nafas dan menenangkan diri adalah langkah yang tepat dalam sebuah pembicaraan seperti ini. Bilapun Shikamaru tetap meluapkan kemarahannya, tanpa ada reaksi dari Gengo, itu justru akan membuat amarahnya berkurang sedikit demi sedikit.

Gengo mengarahkan pembicaraan ini sesuai keinginannya.

Dia benar-benar seseorang yang ahli dalam negosiasi.

--- H S M ---

Setelah beberapa saat teralihkan, akhirnya pandangan Gengo kembali ke arah Shikamaru.

“Aku punya sebuah pertanyaan untukmu, Nara Shikamaru. Maukah kau menjawabnya?”

“Apa?” Shikamaru sepertinya menyesal menanggapi pertanyaan Gengo, tapi sudah terlambat untuk menariknya kembali.

“Kenapa para Shinobi begitu tertindas?”

Tertindas? Shinobi? Shikamaru sama sekali tidak paham apa maksud pertanyaan Gengo. Dia terdiam, namun diamnya itu justru seakan memberi isyarat bagi Gengo untuk melanjutkan kata-katanya.

“Desa-desa tempat para Shinobi tinggal selalu disebut sebagai ‘desa tersembunyi’. Apa para Shinobi harus selalu bersembunyi?”

“Di semua negara, entah kecil atau besar. Seberapa banyak wilayah yang dikuasai oleh para Shinobi? Tanah yang dapat mereka sebut sebagai ibu pertiwi? Sangat sedikit, Shikamaru... sangat sedikit. Kita adalah minoritas.”

“Kau tahu mengapa itu bisa terjadi, Shikamaru? Benar sekali, itu karena ada pihak lain yang menguasai mayoritas. Yaitu para Daimyo.” tutup Gengo.

Apa yang dikatakan Gengo tidak keliru. Desa-desa para Shinobi memang memiliki gelar ‘desa tersembunyi’ disamping nama mereka masing-masing. Dan benar, sebagian besar wilayah memang dikuasai oleh para Daimyo.

―Lalu, memangnya kenapa?

Para Daimyo menjalankan pemerintahan negara, sementara para Shinobi tinggal di ‘desa tersembunyi’ mereka masing-masing. Itu sama sekali tidak membuat para Shinobi merasa ditindas.

Shikamaru merupakan salah satu tulang punggung Serikat Shinobi, wajar bila dia mengetahui keadaan politik dunia lebih dari kebanyakan orang. Daimyo, dan seluruh rakyat negara yang dipimpinnya, dapat hidup berdampingan dengan para Shinobi dalam sebuah hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan.

―Lalu apanya yang tertindas? omong kosong.

Itulah yang ada di benak Shikamaru saat ini.

“Pikirkanlah, Shikamaru. Mengapa Daimyo-Daimyo itu menindas para Shinobi?” tanya Gengo lagi.

“Memangnya sejak kapan kami ditindas oleh para Daimyo? Shinobi tidak pernah merasa tertindas sedikitpun.” jawab Shikamaru, ketus.

Gengo hanya tersenyum mendengarnya. Namun tak lama, raut wajahnya berubah serius.

“Ini bukan hanya soal Daimyo. Kita para Shinobi telah ditindas oleh semua orang... Semua orang yang bukan Shinobi.” ujar Gengo. “Aku akan bertanya padamu sekali lagi...”

“Kau bilang kau hanya akan bertanya satu―”

“Aku akan tanya lagi.” potong Gengo, suaranya terdengar meninggi. “Shinobi memiliki kekuatan yang membedakan kita dari manusia biasa, apa kau setuju akan hal itu?”

Lagi-lagi, apa yang dikatakan Gengo bukanlah sesuatu yang keliru.

Olah chakra dan Ninjutsu. Tidak bisa dipungkiri kedua hal itu adalah pembeda jelas antara para Shinobi dengan manusia biasa.

Kali ini Shikamaru mengangguk, dia tak bisa mengelak dari fakta tersebut.

Melihat reaksi Shikamaru, Gengo melanjutkan kata-katanya.

“Berarti kau juga setuju bahwa kekuatan para Shinobi telah melampaui batasan-batasan yang dimiliki oleh seorang manusia?”

Shikamaru lagi-lagi mengangguk. Karena memang apa yang dikatakan Gengo itu benar adanya.

--- H S M ---

Perang besar yang terjadi dua tahun silam adalah sebuah pertempuran yang menentukan nasib seluruh dunia. Bila saja waktu itu aliansi para Shinobi kalah, maka entah Shikamaru maupun Gengo tak akan bisa leluasa bicara seperti saat ini.

Dan baik Uchiha Madara, seseorang yang berusaha menyeret umat manusia ke dalam dunia mimpi, maupun Naruto Uzumaki, seseorang yang berusaha mewujudkan perdamaian dengan menghentikan perang, keduanya sudah tidak lagi bisa disebut manusia. Seiring waktu berjalan, Shinobi seakan telah melepaskan sisi ‘manusia’ mereka sedikit demi sedikit.

“Kenapa kita para Shinobi yang telah melampaui batasan seorang manusia, harus terus dipaksa untuk hidup bersembunyi? Kenapa mereka harus menjalani kehidupan yang semacam itu?”

“Kenapa kita dipaksa bekerja menjadi suruhan para Daimyo? Padahal, dalam perang besar dua tahun silam, siapa yang menyelamatkan dunia dari kehancurannya? Jelas bukan mereka.”

Suara Gengo semakin keras, seakan menyudutkan Shikamaru dari segala arah.

“Bukan mereka... Tapi kita, para Shinobi lah yang telah menyelamatkan dunia ini.”

―Apa ini... Sebenarnya apa yang kurasakan ini...

Suara Gengo membuat jantung Shikamaru berdegup tak menentu.

Shikamaru merasakan sesuatu yang belum pernah dirasakannya seumur hidup. Sensasi aneh yang sulit untuk dijelaskan. Entah kenapa, hatinya terasa sangat bersemangat.

―Kenapa aku merasa seperti ini? Mungkinkah...

Mungkinkah itu karena Gengo berhasil menarik keluar pikiran yang selama ini tersembunyi di relung hati Shikamaru yang paling dalam? Sebuah pemikiran berbahaya yang berusaha keras Shikamaru tekan, bahkan hilangkan.

Gengo benar...

Dua tahun silam, para Shinobi adalah penyelamat dunia.

“Shinobi yang tak terhitung jumlahnya telah merelakan nyawanya terenggut demi melindungi dunia ini. Tapi seberapa banyak orang yang tahu akan hal itu?”

“Uzumaki Naruto... seseorang yang dikagumi oleh para Shinobi di seluruh dunia sebagai pahlawan besar yang mengakhiri perang. Tapi seberapa banyak rakyat Daimyo yang mengenalnya?

“Sangat sedikit, Shikamaru... Sangat sangat sedikit.”

“Belum lagi tokoh-tokoh seperti Uchiha Madara, Uchiha Obito, Uchiha Sasuke, Hatake Kakashi, kelima Kage, Akatsuki, semuanya... Bukankah sebuah fakta yang menyakitkan, bahwa selain para Shinobi, sangat sedikit orang yang mengenal mereka. Alih-alih menghargai apa yang telah mereka korbankan demi dunia ini.”

Itulah yang coba disampaikan Gengo. Tak peduli seberapa banyak pengorbanan yang dilakukan oleh para Shinobi untuk melindungi dunia, orang-orang yang hidup di luar lingkungan Shinobi tak akan pernah mengetahuinya.

“Masa-masa damai sekarang ini dibangun di atas tumpukan jenazah para Shinobi. Meskipun begitu, para Daimyo duduk di atas kekuasaannya tanpa ada keraguan sedikitpun. Sama halnya para penduduk yang melanjutkan hidup mereka seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Pengorbanan kita tak terlintas sedikitpun di pikiran mereka.”

“Padahal, demi bajingan-bajingan itulah kita maju ke medan perang. Para Shinobi dengan suka rela menjadi perisai hidup bagi orang-orang sialan itu. Tapi apa balasannya? Sama sekali tidak ada.”

Tidak ada yang berubah.

Shikamaru mendengar kata-kata Gengo dengan seksama. Dia merasa, apa yang dibicarakan Gengo tersebut merupakan sesuatu yang tidak masuk akal.

Pihak musuh, yaitu Uchiha Madara dan sang dewi, Kaguya Ootsutsuki, berniat menyeret seluruh makhluk hidup ke dalam dunia mimpi, sehingga mereka dapat menyerap chakra mereka semua hingga kering.

Tujuan mereka nyaris tercapai. Tepat dipuncak perang, sebuah Genjutsu yang skalanya luar biasa besar berhasil diaktifkan. Sebagai akibatnya, hampir seluruh umat manusia terlelap dalam tidur panjang, termasuk para Daimyo dan rakyatnya.

Tapi tetap saja...

Pertempuran telah berlangsung beberapa hari sebelum Genjutsu tersebut aktif, para Daimyo dan rakyatnya tahu pasti akan hal itu. Namun setelah perang usai, tak ada lagi yang membicarakannya. Membicarakan perjuangan heroik para Shinobi. Membicarakan pengorbanan mereka yang telah gugur.

Mereka seakan tak mau melakukannya. Atau mereka tak peduli? Entahlah.

“Mengapa para Shinobi harus terus hidup dalam bayangan?” Gengo berdiri dari singgasananya. “Apakah ini benar-benar yang terbaik bagi kita?”

Dia perlahan berjalan menuruni anak tangga di depannya. Pandangannya masih tertuju pada Shikamaru.

“Shikamaru... Yang sebenarnya ingin aku tanyakan kepadamu adalah...”

Gengo menapaki anak tangga terakhirnya, lalu melangkah lurus ke arah Shikamaru.

“Bukankah akan lebih baik, bila kita... para Shinobi lah yang memimpin dunia ini?”

―’Kau salah!’

Biasanya Shikamaru akan langsung meneriakkan kata-kata itu, tapi entah kenapa, saat ini dia tak bisa melakukannya. Dia sama sekali tak mampu menjawab pertanyaan Gengo.

Shikamaru tak lagi tahu mana yang benar, dan mana yang salah. Keraguan mulai merasukinya.

―Kita adalah Shinobi, karena kita bertahan demi suatu tujuan.

Tak peduli seberapa hebat seorang Shinobi, dia harus menjalankan segala tanggung jawabnya secara diam-diam, bergerak di dalam gelapnya bayangan. Itulah inti dari seorang Shinobi sejati.

Namun...

Potensi tak terbatas terkandung dalam chakra dan Ninjutsu yang digunakan oleh para Shinobi. Bila Shinobi benar-benar mengambil alih kendali dari para Daimyo, bila mereka memerintah negara-negara seperti yang dikatakan Gengo, bukankah dunia akan jauh lebih berkembang?

Yang manakah yang lebih baik?

Shikamaru tak mampu memberi jawaban.

“Dengan kekuatan yang dimiliki oleh para Shinobi, aku akan mengangkat derajat negeri ini.” ujar Gengo. “Aku akan mengakhiri era para Daimyo. Ya... dengan kekuatan para Shinobi, itu semua mungkin terjadi!”

Membunuh orang ini, Gengo...

Apa ini benar-benar jalan yang terbaik?

Apa ini perlu dilakukan?

Shikamaru tak lagi yakin...

--- Bersambung ke Novel Shikamaru Hiden Chapter 13 ---

Kembali Ke Daftar Isi
Klik


Sumber DNI.

NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 11

NOVEL SHIKAMARU HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 11

--- Penulis: Takashi Yano ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: Cacatua Tumblr ---
--- Indonesian Translation: Ayudhya Prameswari #DNI ---

--- H S M ---

Sai.

Pemuda itu mengeluarkan sebuah kuas lukis, dan seketika menggoresnya di gulungan yang dia genggam erat dengan tangan kirinya. Dan tepat setelah kuasnya terangkat, beberapa ekor harimau yang terbuat dari tinta keluar dari gulungan tersebut, menerjang cepat ke arah Shikamaru.

Shikamaru mencoba menghindari terkaman mereka. Dia berguling keluar panggung dan jatuh tepat di tengah kerumunan yang terlihat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Shikamaru panik. Sai bukanlah satu-satunya yang dia khawatirkan saat ini, pikiran Shikamaru benar-benar sedang kacau.

Mengapa bayangannya tidak berfungsi?

Mengapa penyamaran sempurna mereka bisa sampai ketahuan?

Apa Soku baik-baik saja?

Pikiran-pikiran itulah yang saat ini berlarian di benak Shikamaru.

Shikamaru masih terus menghindari terjangan mahkluk-mahkluk buas itu. Dia sempat melirik ke arah Rou, terlihat ada lebih dari selusin Kakusha sedang mengepungnya. Rou mencoba berontak, namun mustahil dia mampu melepaskan diri dari belenggu orang sebanyak itu.

Pipi Shikamaru terasa perih akibat cakaran salah satu harimau tinta milik Sai. Namun bukan rasa sakit itu yang dia khawatirkan.

Topeng getah damar yang dibuat Rou untuk menyembunyikan wajah Shikamaru mulai mengelupas akibat cakaran tersebut. Sedikit demi sedikit memperlihatkan wajah asli yang berada dibaliknya.

“Topengmu itu akan lepas sebentar lagi, mungkin itu akan membuat wajahmu terasa sedikit lebih nyaman.” ucap Sai dengan sebuah senyum. Senyum yang entah tulus, ataukah sinis.

Tangannya masih belum berhenti melukis. Harimau demi harimau terus bermunculan, mengepung Shikamaru dari segala penjuru.

“Kenapa kau lakukan ini...” gumam Shikamaru.

“Aku heran... Kau ini bicara seolah-olah kau mengenalku, apa kau mengenalku?” ucap Sai, masih dengan senyumnya yang penuh misteri.

Shikamaru terdiam. Dia tidak ingin memberitahu Sai siapa dia yang sebenarnya. Lebih tepatnya, dia tidak bisa melakukan itu.

Seorang Shinobi tidak boleh mengungkap namanya ketika berada dalam situasi seperti ini. Itu adalah sesuatu yang sangat beresiko. Karena bila dirinya tertangkap, musuh dapat menggunakan informasi sekecil itu untuk melacak, bahkan menyusup balik ke desa asalnya. Itu adalah aturan pakem bagi semua Shinobi yang sedang bertugas di wilayah asing.

Diantara sebarisan Kakusha yang menerjang ke arahnya, Shikamaru dapat melihat Gengo yang masih berada di atas panggung. Dengan kedua tangannya yang terlipat di belakang punggung, Gengo berdiri tenang mengamati Shikamaru yang sedang berjuang mati-matian menghindari serangan Sai dan para Kakusha.

“Andai saja aku bisa mencapainya sekali lagi...” gumam Shikamaru.

Shikamaru melompat ke atas salah satu harimau Sai, menusuknya dengan Kunai, dan segera melompat turun dengan cepat. Begitu kakinya menapak tanah, Shikamaru berlari keluar dari kepungan melalui celah yang dibuatnya tersebut. Sekilas, dia melihat harimau yang ditusuknya tadi menghilang seiring ledakan tinta yang menghambur.

Namun Shikamaru belum sepenuhnya lepas, begitu banyak Kakusha yang menghalangi langkahnya.

“Mudah-mudahan ini berhasil...” gumam Shikamaru, sembari merapal sebuah segel dengan tangannya.

Seketika, sulur-sulur berwarna hitam yang tak terhitung jumlahnya keluar dari bayangan Shikamaru, menyebar ke segala arah.

―Kagenui no Jutsu, teknik penyulam bayangan.

Teknik yang menggunakan sulur-sulur bayangan untuk mengikat lawan, layaknya berhelai-helai benang sulam dengan jarum di ujungnya. Shikamaru mampu menciptakan benang bayangan dalam jumlah berlipat, sehingga jutsu ini sangat berguna bila berhadapan dengan banyak lawan sekaligus.

Shikamaru mengincar harimau-harimau Sai dan juga para Kakusha yang mengepungnya. Benang-benang bayangan miliknya menyebar dengan cepat, bergerak tanpa halangan ke arah targetnya.

“Berhasil!” teriak Shikamaru, suaranya lantang bagai genderang perang.

Benang-benang tersebut mencapai sasarannya masing-masing, berdiri tegak, bersiap untuk membelenggu mereka, namun―

“Berhentilah melakukan hal yang sia-sia.” ucap Gengo dari atas panggung. Dan seketika itu pula, entah kenapa, tiba-tiba benang-benang bayangan Shikamaru tersungkur lemas. Perlahan memudar dan hilang tanpa bekas.

“A-Apa... APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN?!” Shikamaru berteriak penuh amarah ke arah Gengo.

Kenapa suaranya berpengaruh pada bayanganku?

Sebenarnya apa yang dia lakukan?

Deretan pertanyaan itu seketika menghantui benak Shikamaru.

“Hmm? Kurasa aku kenal jutsu barusan.” ucap Sai, sembari melompat ke depan Shikamaru, berdiri menghalangi jalannya.

“Sai, jangan coba-coba menghalangiku...”

“Tingkahmu itu benar-benar membuat mataku sakit.” ucap Sai, masih dengan roman wajahnya yang sangat tenang.

Tangannya kembali menggoreskan kuas lukisnya dengan cekatan. Dan kali ini, seekor harimau belang keluar dari gulungannya. Binatang buas tersebut berukuran jauh lebih besar dari harimau-harimau yang lain.

“Kau akan mengalaminya sendiri. Baru setelah itu... kau akan mengerti.” ujar Sai, sembari menunjuk kuasnya ke arah Shikamaru. Harimau belang itu bereaksi pada isyarat tuannya dan mulai bergerak mendekati sasarannya.

“K-kau, dasar sial...” geram Shikamaru sembari mengeluarkan sebuah Kunai. Tatapannya tajam ke arah harimau tersebut, Shikamaru bersiap untuk bertarung.

Namun tiba-tiba...

Shikamaru merasakan ada sesuatu yang menghantam kaki kanannya. Sedetik kemudian, sesuatu yang lain juga menghantam kaki kirinya. Ternyata itu adalah para Kakusha yang melompat menangkapnya. Dan tepat ketika Shikamaru menyadari itu, semua sudah terlambat.

Shikamaru jatuh tersungkur. Para Kakusha yang lain segera menimpa tubuhnya, menahan Shikamaru hingga tak bisa bergerak.

“Orang secerdas dirimu sampai tidak menyadari bahwa harimau ini hanya pengalih perhatian... Pikiranmu pasti sedang kacau.” ujar Sai, pandangan sinisnya tertuju pada Shikamaru yang masih berusaha berontak dari para penangkapnya.

Samar-samar, Shikamaru melihat ada seseorang yang muncul dari belakang Sai, dan berjalan pelan ke arahnya.

Itu adalah Gengo.

“Lepaskan topengnya.” perintah Gengo pada para bawahannya.

Seorang Kakusha memasukkan jarinya ke dalam celah topeng Shikamaru yang tadi terkelupas, dan merobeknya dalam sekali tarikan.

“Benar kan... Ternyata memang Shikamaru-san.” ujar Sai.

“Jadi inilah si jenius dari Konoha, Nara Shikamaru...” Suara Gengo terdengar seperti seorang kolektor yang berhasil menemukan benda yang selama ini dia cari-cari.

Shikamaru mendongakkan kepalanya, menatap tajam sepasang mata Gengo yang berbinar biru. Dia lalu tersenyum kecil.

“Asal kau tahu saja...” ujarnya pelan. “Kalau kau tidak membereskanku sekarang juga, hati-hati... Nanti akan terjadi hal-hal yang mengerikan.”

“Aku sama sekali tidak takut. Kau akan hidup di sini, bersama kami.”

Bersamaan dengan kata-kata Gengo yang penuh keyakinan itu, rasa sakit yang amat sangat menghantam leher Shikamaru.

Dia tak sadarkan diri.

--- H S M---

Gelap. Tempat ini teramat gelap.

Tak ada secerca pun cahaya di sini, Shikamaru bahkan tak mampu melihat dengan jelas kedua tangannya yang berada tepat di depan wajahnya.

Dalam kegelapan inilah Shikamaru terduduk, tenggelam dalam pikirannya.

Dia tak yakin, sudah berapa hari berlalu sejak dia ada di sini. Bila dilihat dari berapa kali mereka memberinya makanan, dan juga kondisi perutnya, setidaknya ini sudah lima hari. Atau lebih, entahlah.

Bagaimana bisa jadi begini?

Apanya yang salah?

Tak peduli seberapa keras Shikamaru berpikir, dia tak mampu menemukan satupun jawaban atas pertanyaannya tersebut.

Ini bukan hanya soal Sai.

Shikamaru yakin, dia sudah mencapai Gengo dengan tekniknya. Namun entah kenapa, bayangannya itu tak mampu menjerat sasaran, mereka seperti kehilangan arah di hadapan Gengo.

Gengo juga mampu merasakan kehadirannya dan Rou, bahkan memanggil mereka dengan sebutan ‘tikus’. Padahal Shikamaru yakin, berlapis-lapis penyamaran yang mereka kenakan sudah sangat sempurna, tanpa ada celah sedikitpun. Tapi tetap saja, kedok mereka seakan tak ada artinya di hadapan Gengo.

Seolah-olah ada semacam penghalang di sekitar orang itu. Sebuah penghalang yang mampu membuat segala jutsu yang diarahkan kepadanya kehilangan dayanya.

Apa Gengo benar-benar mampu melakukan itu?

Apa dia benar-benar mampu menetralkan jutsu?

Shikamaru sama sekali belum yakin.

Bayangan Shikamaru tak mampu mengikat Gengo. Lalu ketika dia mencoba menggunakan Kagenui terhadap harimau-harimau Sai, hasilnya juga sama, benang-benang bayangannya itu tiba-tiba jatuh tak berdaya.

Satu-satunya kesimpulan yang terpikirkan oleh Shikamaru ialah, ada sesuatu di luar sana yang melemahkan kekuatan Kagemane miliknya. Entah itu Gengo sendiri, ataukah sesuatu lain yang berada di sekitarnya.

Shikamaru yakin, teknik penyamar chakra milik Rou juga bernasib sama dengan Kagemane-nya, dilemahkan hingga luntur tak berbekas. Mungkin karena itulah kehadiran mereka berdua dapat diketahui oleh Gengo.

Setidaknya itulah teori yang ada di kepala Shikamaru saat ini.

Jutsu tak berfungsi menghadapi Gengo.

Tapi kenapa?

Shikamaru benar-benar tidak tahu. Dia tak punya cukup petunjuk, apapun yang bisa digunakannya untuk mengungkap kebenaran dibalik kejadian ini. Segalanya terjadi begitu cepat, dia tak sempat menyelidiki apapun.

Keadaan seperti ini membuat Shikamaru gusar.

Pikirannya kalut, dia benar-benar hilang akal.

“Uarghhh! Arghhh!”

Dari sebuah sudut di balik kegelapan yang teramat sangat itu, teriakan Rou mencapai telinga Shikamaru. Samar-samar terdengar pula jeritan Soku, sepertinya mereka tengah menghadapi siksaan. Tak ada hal lain yang terdengar selain rintihan dan ratapan kesakitan mereka berdua.

Namun entah kenapa, Shikamaru tak mengalami nasib yang sama dengan mereka.

“Aku mohon, maafkan aku...” ratap Shikamaru, kedua matanya menatap kosong ke arah sudut gelap dimana teriakan Rou berasal.

―Ini semua salahku...

Bukankah akan lebih baik jika aku menyelidiki orang itu sedikit lebih jauh sebelum bertindak...

Ada banyak rencana lain yang bisa ku pakai...

Tapi, aku ceroboh...

Ini semua salahku―

Rasa bersalah menghantui Shikamaru. Dia terus menghantamkan tangannya yang mengepal itu membabi-buta dalam kegelapan, berulang kali mengenai lantai dingin tempatnya berada saat ini. Lagi, dan lagi...

--- H S M ---

“Kau masih hidup?”

Suara Gengo tiba-tiba terdengar dari balik kegelapan.

“Atau kau sudah mati?” Nada suaranya terdengar seolah-olah dia khawatir karena tak ada jawaban dari Shikamaru.

Chakra Shikamaru memang menipis, namun dia jelas masih hidup, dan Gengo tahu itu. Pertanyaannya tadi tak lebih dari sekedar sarkasme. Atau lebih buruk, hinaan.

“Kulihat kau memakan makanan yang kami berikan, apa rasanya enak?”

Shikamaru memakan apapun yang mereka berikan padanya, tentunya setelah memastikan itu tidak diracuni. Kemampuan merasakan racun dalam sekali kecap merupakan keterampilan dasar yang wajib dikuasai oleh semua Shinobi, terlebih lagi para ANBU.

Shikamaru melakukan itu karena dia belum menyerah.

Dia harus bertahan hidup, karena sekecil apapun, pasti akan ada kesempatan untuk melarikan diri. Bila tubuhnya lemas tak berdaya ketika kesempatan itu tiba, maka semuanya tamat, dia akan mati di sini.

Tak ada satupun Shinobi yang menyerahkan harapannya untuk hidup. Tetap bertahan apapun yang terjadi, tetap menjunjung tinggi tanggung jawabnya apapun yang terjadi, itulah Shinobi yang sebenarnya.

Kita adalah Shinobi, karena kita bertahan untuk sebuah tujuan.

Karena itulah, Shikamaru sangat yakin bahwa Rou dan Soku juga belum menyerah, sama sepertinya.

“Sudah cukup lama kau berada dalam kegelapan seperti ini, apa kau sudah bisa lebih tenang?” tanya Gengo. “Apa sekarang kau mau mendengarkan ku?”

“Sayang sekali...” ujar Shikamaru. “Sejujurnya, aku dan kegelapan adalah teman akrab.”

“Hahahahaha... Kau ini orang yang sangat menarik.” Gengo tertawa sinis. “Aku akan datang lagi nanti.”

Pria itu melangkah pergi dari hadapan Shikamaru, keberadaannya memudar dalam kegelapan.

“AARRRRGGHHHHHHH!”

Bersamaan dengan itu, jeritan Rou kembali terdengar.

--- Bersambung ke Novel Shikamaru Hiden Chapter 12 ---


Kembali Ke daftar Isi
Klik



Sumber DNI.

Epilog: 「拝 啓, 六 代 目 火影 様」 // [Yang terhormat Rokudaime Hokage-Sama,]

Epilog: 「拝 啓, 六 代 目 火影 様」 // [Yang terhormat Rokudaime Hokage-Sama,]

--Penulis: Akira Higashiyama
--Ilustrasi: Masashi Kishimoto

--- H S M ---
里 の 西 の 森 で, カ カ シ は 大 き な 楓 の 根 元 に 腰 を 下 ろ し た.
Di hutan barat desa, Kakashi duduk di dasar pohon maple yang besar.

三月にしては暖かく、頭上をおおう針葉樹の梢から降りそそぐ陽光は、汗ばむほどだった。
Meskipun itu Maret, itu hangat sampai-sampai ia berkeringat. Sinar matahari hujan terus-menerus melalui puncak pohon konifer, yang meliputi dia dari atas kepala.

胸ポケットから一通の手紙を取り出す。封を切ったとたん、そこはかとない、いい香りが鼻先をかすめた。
Dia mengambil surat dari nya sakunya. Begitu ia memotong segel, aroma samar dan menyenangkan menyerempet ujung hidungnya.

その香りが、四か月前の、あの事件の記憶を。。。そう、飛鯱丸が龍波武装同盟に襲撃された、あの日の記憶を呼び覚ました。
Itu wangi (dipicu) kenangan bahwa insiden dari empat bulan yang lalu ... Itu benar. Tobishachimaru diserang oleh Ryuuha Persenjataan Alliance. Dia teringat kenangan hari itu.

そして、この偶然を、少し面白がった。つい昨日、五影のあいだで、鬼燈城の管理運営に関しての正式な合意が取り交わされたばかりだったのだ。
Dan kemudian tiba-tiba, ia menikmati dirinya sedikit (saat itu). Baru kemarin, mereka telah hanya bertukar perjanjian formal antara Lima Kage mengenai kontrol dan manajemen Houzukijyou.

あれから、土影、水影、風影、雷影が鬼燈城へ視察に訪れた。雷影などは、華氷の力量を自分の眼でたしかめると言って、彼女と手合わせまでした。
Setelah itu, Tsuchikage, Mizukage, Kazekage, Raikage dan mengunjungi Houzukijyou untuk inspeksi. Karena Raikage (dan Kage lain) mengatakan bahwa (mereka ingin) memastikan kemampuan Kahyo dengan mata mereka sendiri, Raikage bahkan memilih bertarungan dengan dia.

その場に居合わせた者の話によれば、雷影の剛拳は城の壁に新しい穴を数個あけただけでなく、年甲斐もなく、雷塾熱刀まで繰り出したそうだ。
Menurut cerita rakyat, yang kebetulan hadir untuk acara ini, tinju kuat Raikage tidak hanya menciptakan beberapa lubang baru di dinding benteng, tapi ia juga bertindak tak pantas untuk anak seusianya. Itu tampak seolah-olah ia ingin melepaskan menjerat.

もちろん、雷影が本気を出していたとは、だれも思っていない。しかし、雷影が五分の力しか出していないとしても、並の忍では、華氷ほど優雅に戦うことはできなかっただろうと、だれもが口をそろえて言った。
Tentu saja, tidak ada yang berpikir bahwa Raikage sedang membuat upaya serius (selama pertempuran mereka). Namun, bahkan jika Raikage tidak diberikan hanya seperlima dari kekuatannya, atau (jika ia seperti) seorang shinobi normal, mungkin dia tidak akan mampu untuk pertempuran sebagai elegan terhadap Kahyo. Semua orang dengan suara bulat berkata begitu.

雷影の攻撃をかわし、華氷は相手の懐に飛び込んだ。そして、雷影の顔の前で、パチンと指を鳴らした。
Sementara bertukar serangan dengan Raikage itu, Kahyo terjun ke dada lawannya. Dan kemudian, di depan wajah Raikage, ia menjentikkan jarinya dengan 'Pachin' suara.

そ れ だ け だ っ た.
Dengan hanya itu, (itu adalah akhir dari pertempuran mereka).

雷 影 の, ヒ ゲ が 凍 り つ い た.
Jenggot Raikage membeku.

「う ぬ ぬ ぬ, い つ の 間 に 術 を ...」
"Urghh, kapan kau menggunakan jutsu itu ...."

「すみません、雷影様」眼を見開いた雷影に、華氷はにっこり笑ってみせた。「素敵なおヒゲを台無しにしてしまって」
"Maafkan aku, Raikage-sama" Mata Raikage terbuka lebar. (Di matanya, ia melihat bahwa) Kahyo tersenyum manis dan tertawa. "Saya hancur jenggot yang indah".

この手合わせは、どちらも怪我なく終わった。雷影は自慢のヒゲを失い、雲隠れの衆に陰でさんざん笑われることにはなったが。
Pertarungan yang berakhir tanpa cedera baik dari mereka. Raikage kehilangan jenggot sombong nya. Di belakang punggungnya, ia berharap bahwa orang-orang dari Kumogakure yang kasar menertawakannya.

ほ か の 影 た ち は, こ の 一件 を 面 白 が っ た.
Adapun Kage lain, mereka geli dengan kejadian ini.

「あのきかん坊の、鳩が豆鉄砲を食らったような顔が見えるようじゃぜ」と、土影が言った と か 言 わ な い と か.
"Itu anak nakal seperti dia benar-benar tercengang" Hal itu tersirat bahwa Tsuchikage mengatakan begitu.

いずれにせよ、きちんと自分自身の眼で見て、ほかの影たちは結論を下したのである。
Bagaimanapun, Kage lain justru melihat kesimpulan untuk diri mereka sendiri.

[T / N]
• The Tsuchikage menggunakan ungkapan ini: 鳩 が 豆 鉄 砲 を 食 ら っ た よ う な 顔 が 見 え る よ う. Ekspresi literal adalah agak seperti "Wajahmu terlihat seperti merpati yang telah dimakan senapan anak". (A senapan anak adalah mini-gun yang dimuat dengan kacang kecil). Ini berarti bahwa ekspresi Anda begitu terkejut, Anda melihat tercengang. Setara Inggris idiom ini seperti "Kau tampak seperti bebek mati dalam badai"

--- H S M ---
華氷の実力は、前任の草隠れの無為と互角、華氷をおいて鬼燈城の新城主にふさわしい者はおらず、六代目火影の采配を全員が支持する、と。
Bakat Kahyo adalah setara dengan Mui, yang sebelumnya di posisi (menonton selama Houzukijyou) dari Kusogakure. Dengan pengecualian Kahyo, ada tidak ada orang lain yang sesuai untuk menjadi penguasa Houzukijyou. Semua orang mendukung perintah dari Rokudaime Hokage.

カ カ シ は, 四 つ に 折 り た た ま れ た 手紙 を, 開 い た.
Surat itu dilipat ke perempat. Kakashi membukanya.

拝啓、六代目火影様におかれましては、いかがお過ごしでしょうか?私は。。。
Dear Sir, sebagai Rokudaime Hokage-sama, bagaimana kabarmu? Seperti untuk saya ....

「よおし!」森の中に谺したのは、ガイの暑苦しい大声だった。「今日も青春パワー全開でいくぞ、リー!」
"Oke!" Menggema di dalam hutan itu Guy terik, suara nyaring. "Hari ini, mari kita pergi dengan kecepatan penuh-Power kami Pemuda, Lee!"

「は い, ガ イ 先生!」
"Ya, Guy-sensei!"

そしてリーに車椅子を押させて、カカシの眼の前を、エッホ、エッホ、と何度も行ったり来たりするのだった。
Dan kemudian, ia membuat Lee mendorong kursi roda. Mereka berada di depan mata Kakashi. Mereka akan kembali dan sebagainya beberapa kali, membuat suara yang 'ehho-ehho'.

「おや?」と、ガイが驚いてみせた。「そこにいるのは、六代目火影のはたけカカシ様ではないか?」
"Oh?" Kata Guy. Dia terkejut. "Di sana, tidak bahwa Rokudaime Hokage, Hatake Kakashi-sama?"
「......」

「そして、その手紙……」ガイは聞こえよがしに、リーに耳打ちをした。「カカシのやつはな、飛鯱丸の一件のとき、オレが搭乗客の命を救わんと奮闘していたころ、なんと破廉恥にも敵のくノ一をひっかけていたんだぞ」
"Juga, surat itu ...." Bisik Guy ke telinga Lee. Dia sengaja berniat untuk didengar oleh Kakashi. "Orang itu Kakashi, saat insiden dengan Tobishachimaru, dan sementara aku mengajukan upaya keras untuk menyelamatkan nyawa para penumpang ... . berani dia! Ia mengambil seorang gadis, seorang kunoichi musuh. "

「里のみんなが言ってたことは、本当だったんですね」リーがひそひそとささやきかえす。
"Semua orang di desa itu berbicara tentang hal itu. Jadi itu benar, kan? "Bisik Lee dan bergumam kembali.

「ぼ く は あ ん な 大人 に は な り ま せ ん よ, ガ イ 先生」
"Saya tidak akan menjadi semacam dewasa, Guy-sensei"

「お 前 た ち ね え ......」 カ カ シ は 手紙 を た た ん で, 胸 ポ ケ ッ ト に し ま っ た.
"Ini kalian, eh? ....." Kakashi melipat surat itu dan meletakkannya kembali ke nya sakunya.

「オ レ と 華 氷 は そ ん な ん じ ゃ な い っ て, 何 度 も 言 っ て る で し ょ う?」
"Saya mengatakan bahwa Kahyo dan saya tidak seperti itu. Bukankah aku mengatakan bahwa beberapa kali? "

が, ガ イ と リ ー は カ カ シ の 言 う こ と な ど 無視 し て, 片 足 ス ク ワ ッ ト を は じ め て し ま っ た.
Namun, Guy dan Lee diabaikan apa Kakashi mengatakan. Mereka mulai jongkok berkaki satu.

「よく言った、我が弟子よ!」ガイは左足一本で、スクワットを軽々と続けた。「あんなやつが火影でも、オレがちゃんと補佐してやるつもりだ!よおし、今日は片足スクワット 五千 回 だ! 」
"Murid saya, Anda sudah mengatakan itu baik!" Dengan kaki kirinya, Guy dengan mudah dilanjutkan dengan squats. "Meskipun pria tersebut adalah Hokage, aku berniat untuk membantu dia sempurna! Oke, hari ini akan menjadi 5.000 squats berkaki satu! "

「は い, ガ イ 先生!」
"Ya, Guy-sensei!"

カ カ シ は 腰 を 上 げ て, そ っ と そ の 場 を 立 ち 去 っ た.
Kakashi mengangkat punggungnya. Dia diam-diam berangkat dari tempat itu.

次 に 手紙 を 読 も う と し た の は, 茶屋 の 店 先 だ っ た.
Tempat berikutnya yang ia berusaha untuk membaca surat itu di toko dari rumah minum.

抹茶を一杯注文して、茶が運ばれてくるまでのあいだに、華氷からの手紙を開いた。
Dia memesan secangkir teh hijau matcha. (Sementara ia menunggu) untuk teh tiba, ia membuka surat dari Kahyo.

拝啓、六代目火影様におかれましては、いかがお過ごしでしょうか?私は。。。
Dear Sir, sebagai Rokudaime Hokage-sama, bagaimana kabarmu? Sepertinya untuk saya ....

[T / N]
• 聞 こ え よ が し adalah ketika Anda sengaja mengatakan sesuatu dengan tujuan yang jelas membiarkan orang yang dituju mendengar Anda. Jadi itu seperti 'keras-bisikan' di bahwa Anda ingin orang lain mendengar apa pun sarkastik atau berarti komentar bahwa Anda harus membuang. Guy begitu centil ~
• 女 の 子 を 引 っ 掛 け る berarti untuk mengambil seorang gadis ~ Jadi 敵 の く ノ 一 を ひ っ か け て い た = mengambil sebuah kunoichi musuh. Meskipun kata kerja akar agak seperti "menangkap / curang / menjerat / trap".女 を 引 っ 掛 け る pada dasarnya berarti bahasa sehari-hari yang Guy berpikir bahwa ia menggodanya: P

--- Penerjemah Englis : OrganicDinosaur

--- H S M ---
「お っ, カ カ シ 先生」
"Oh, Kakashi-sensei"

眼 を 向 け る と, シ カ マ ル と チ ョ ウ ジ が だ ら だ ら と 茶屋 へ や っ て き た.
Memutar matanya, (Kakashi menyaksikan) sebagai Shikamaru dan Chouji perlahan datang dan menuju kedai teh.

「なに読んでるの、カカシ先生?」ポテトチップスをバリバリ食べながら、チョウジが訊いた。「あっ、ひょっとして、カカシ先生が職権濫用でものにした女からの手紙?」
"Apa yang kau baca, Kakashi-sensei?" Tanya Chouji sementara ia sedang makan keripik kentang dengan 'baribari' berderak suara. "Ah, kebetulan, adalah bahwa surat dari wanita itu? Kakashi-sensei menang atas hatinya karena penyalahgunaan wewenang, kan? "

「『ものにした』って、あのねえ……」カカシはそそくさと手紙をポケットに押し込んだ。
"Permisi, Anda mengatakan「 Won di dada 」..." Kakashi buru-buru mendorong surat itu ke dalam sakunya.

「お前たち、まだ誤解があるようだけど、あれはオレの火影としての初仕事であって、けっして職権濫用なんかじや。。。」
"Adapun kalian, ada nampaknya masih kesalahpahaman. Namun, yang terjadi menjadi perintah pertama saya sebagai Hokage. Nah, tidak berarti adalah bahwa penyalahgunaan wewenang .... "

「まあ、そう言ってやるなよ、チョウジ」と、シカマルがかぶせた。「カカシ先生だって、とっくに三十歳過ぎてんだぜ。女のひとりやふたり、いたっておかしくねェだろ」
"Nah, jangan mengatakan hal-hal seperti itu, Chouji" Shikamaru berkata, meliputi (untuk Chouji). "Bahkan untuk Kakashi-sensei, dia sudah melebihi berusia lebih dari 30 tahun. "Satu atau dua perempuan, itu mungkin tidak benar-benar aneh, kan?"

「い や, だ か ら ね ...」
"Tidak, itu sebabnya ..."

「あ の 華 氷 っ て 人, き れ い だ っ た も ん ね」 と, チ ョ ウ ジ. 「年 増 だ け ど」
"Itu Kahyo orang, dia cantik." Kata Chouji. "Tapi dia setengah baya"

そ れ か ら, ふ た り で ニ ヤ ニ ヤ し な が ら, カ カ シ を 眺 め て い た.
Dan kemudian sementara dua dari mereka tersenyum, mereka menatap Kakashi.
「......」

カ カ シ は 茶 も 飲 ま ず に, 金 だ け 払 っ て 茶屋 を あ と に し た.
Tanpa minum teh apapun, Kakashi hanya membayar uang. Dia meninggalkan rumah minum.

里の目抜き通りを歩いていると、里人が次々に挨拶をしてくる。が、どうも通り過ぎるはしから、クスクス笑いが聞こえてきてしまうのだった。
Berjalan di sepanjang jalan utama desa, penduduk desa menyambutnya satu per satu. Namun, entah bagaimana hanya sepintas, ia bisa mendengar mereka cekikikan.

これはおかしい……すっかり自意識過剰になっているカカシはそう思った。なんでオレが華氷から手紙を受け取ったことを、みんなが知っているんだ?
Itu aneh ... Kakashi benar-benar berpikir bahwa ia telah menjadi terlalu sadar diri. Bagaimana semua orang tahu tentang surat-surat yang saya terima dari Kahyo?

カ カ シ は 歩 き, だ れ も い な い 路地 に 入 っ た.
Kakashi masuk ke gang di mana ada tidak ada.

路地の両端を見渡し、しつこいほど人影が見当たらないことを確認してから、またぞろポケットから手紙をひっぱり出した。
Survei kedua ujung gang, dia tidak bisa melihat angka-angka dari setiap orang mendesak. Setelah ia menegaskan (bahwa ia sendirian), dia menarik keluar surat dari sakunya lagi.

拝 啓, 六 代 目 火影 様 に お か れ ま し て は ...
Dear Sir, sebagai Rokudaime Hokage-sama ....

「見 て よ, あ れ」
"Lihat ke sana"
「!?」

「ニ ヤ ニ ヤ し ち ゃ っ て, い や ら し い」
"Dia menyeringai. Bagaimana menjijikkan "

声のほうをさっとふりかえると、サクラと、いのと、ヒナタが、板壁の上から顔をのぞかせていた。
Cepat memutar kepalanya kembali ke arah suara, (Kakashi melihat) wajah Sakura, Ino, dan Hinata. Mereka mengintip dari dari atas dinding kayu.

「わ っ!」 び っ く り 仰天 い た カ カ シ の 手 の 中 で, 手紙 が 躍 っ た.
"Wha!" Kaget dan ngeri, surat itu melompat canggung dalam tangan Kakashi.

--- H S M ---
「お ま, お ま, お 前 た ち ...... ど こ か ら 現 れ た ん だ!」
"Kau-, kau-, kalian .... Dari mana kalian datang dari! "

「見てよ、あの慌てっぷり」いのが、言った。「心にやましいことがあるから、あんなに慌てるのね」
"Lihatlah bagaimana bingungnya dia" kata Ino. "Ini adalah bersalah sadar dalam hatinya dari apa yang terjadi. Itu sebabnya dia begitu bingung "

サ ク ラ が, ま る で 汚 い も の で も 見 る か の よ う な 眼 を 向 け て く る.
Mata Sakura berbalik ke arahnya, seolah-olah dia juga tampaknya melihat sesuatu yang kotor.

「噂は本当なんですか?」ヒナタが言った。「カカシ先生が鬼燈城の城主のポストと引き換えに、華氷さんに迫っているっていうのは……」
"Jadi rumor itu benar? "Kata Hinata. "(Saya mendengar bahwa) Kakashi-sensei ditekan Kahyo-san menjadi pertukaran untuk jabatan menjadi penguasa Houzukijyou ..."

「そ, そ そ, そ ん な わ け な い で し ょ う!」 カ カ シ は 叫 ん だ.
"Ah, ah-ah, Seolah-olah hal seperti itu akan terjadi bahkan!" Teriak Kakashi.

「い っ た い だ れ が, そ ん な 根 も 葉 も な い 噂 を 流 し て い る ん だ ん だ!?」
"Siapa sih yang mendistribusikan seperti rumor benar-benar palsu dan tidak berdasar !?"

が、女の子たちは、もう聞いちゃいない。ひそひそとささやき合っては、まるで三羽の雀のように「えー、ほんと?」とか「信じらんない」とか「もうそんなことまで?」とか、ピ ー チ ク パ ー チ ク さ え ず る ば か り だ っ た.
Namun, gadis-gadis itu sudah tidak mendengarkan. Mereka berbisik dan bergumam antara satu sama lain, seolah-olah mereka tiga burung pipit tweeting dengan suara 'piichikupaachiku'. Mereka hanya berkicau "Ehh, benar-benar?" ... "Ini sulit dipercaya" ... "Ini sudah sedemikian rupa?"

カ カ シ は ま た 歩 き だ し た.
Kakashi mulai berjalan lagi.

どうやら、プライバシーを保てる場所は、火影の執務室しかなさそうだった。
Entah bagaimana atau lain, tampaknya seolah-olah kantor Hokage akan menjadi satu-satunya lokasi di mana ia bisa menjaga privasinya.

目抜き通りへ戻り、とぼとぼ歩いていると、ちょっとした人だかりに出くわした。人だかりのむこうで、だれかが声高にわめいている。
Kembali ke jalan utama, ia berjalan trudgingly bersama. Kemudian, ia kebetulan menemukan kerumunan kecil. Di sisi berlawanan dari kerumunan, seseorang berteriak dengan suara nyaring.

集 ま っ た 皆 の 衆 が, ド ッ と 笑 っ た.
Semua orang yang berkumpul di sana kemudian tertawa.

「オレはマジでこの眼で見たんだってばよ!」人の輪の真ん中にいたのは、ナルトだった。
"Aku serius, aku melihat dengan mata saya sendiri dattebayo '!" Orang yang berada di pusat cincin orang ... adalah Naruto.

「カカシ先生が、手紙を書いては破り、書いては破りしていたんだってばよ……ありゃ、ぜ っ て ー に ラ ブ レ タ ー っ て や つ だ っ て ば よ! 」
"Kakashi-sensei merobek-robek surat itu ia menulis. Dia menulis dan kemudian merobek itu, 'dattebayo ... .Jeez, pria yang pasti menulis cinta huruf' dattebayo! "
「......」

「あんなんで、六代目火影として、大丈夫なのかなあ!」ナルトは太平楽に声を張りあげた。「いや、恋をするなとは言わねーけどよ、ありゃちょっと重症だってばよ……こないだなんか、花を摘んでさ……こうやって一枚一枚花びらを引っこ抜きなが ら, 好 き, 嫌 い, 好 き, 嫌 い, な ん て や っ て た ん だ ぜ!
"Sebagai Rokudaime Hokage, aku ingin tahu apakah itu baik-baik saja baginya untuk melakukan hal seperti itu!" Naruto mengangkat suaranya dengan cara happy-go-lucky. "Tidak, aku tidak mengatakan bahwa ia tidak jatuh cinta, tapi ya ampun, itu sedikit dari penyakit serius 'dattebayo .... Sesuatu seperti hari lainnya, dia memegang bunga. Dengan cara ini, satu per satu sambil memetik dari kelopak, dia (mengatakan) hal-hal seperti 'dia mencintaiku, dia tidak mencintaiku, dia mencintaiku, dia mencintai saya tidak ...'.

「おまえか…」眼を光らせたカカシが、ナルトの背後にそびえ立った。「おまえが、あることないこと、言いふらしていたのか」
"Ini kan? ..." Kakashi membuat matanya berkaca-kaca saat ia berdiri di belakang Naruto, menjulang di atasnya.

「……え?」ふりかえったナルトの眼には、恐怖の色がありありと浮かんでいた。「カ、カ カ シ 先生! ち ょ, ち ょ っ と 待 っ て ... 」
"... .Eh?" Naruto berbalik. Sebuah warna ketakutan jelas naik ke matanya. "Ka-Kakashi-sensei! Tung- Tunggu sebentar ... "

ゴ ツ ン ッ!
Gotsunn! (/ Buk!)

--- H S M ---
「いったいなんだって、こんなことをするんだっ!」ナルトの頭に落とした拳骨を、カカシはふり回した。「事と次第によっちゃ、許さないからなっ!」
"Kenapa sih kau melakukan sesuatu seperti ini!" Kakashi mengayunkan tinjunya dan menjatuhkannya ke kepala Naruto. "Karena aku tidak akan memungkinkan Anda untuk membuat hal ini bahkan lebih buruk!"

「だ っ て, だ っ て ......」 涙 目 の ナ ル ト が, 頭 を さ す り な が ら, 訴 え た. 「オレだけ仲間はずれにしてさ……みんなが鬼燈城で戦っていたのに……カカシ先生が死にそうになっている と き に, オ レ は 里 で ボ サ ッ と し て た ん だ ぞ! 」
"Tapi Tapi- ..." Naruto adalah berlinang air mata. Sementara menggosok kepalanya, ia mengeluh. "Saya adalah satu-satunya kawan yang ditinggalkan ... .everyone lain yang berjuang di Houzukijyou ... Ketika Kakashi-sensei berada di ambang kematian, saya melakukan apa-apa di desa!"

「ナ ル ト ......」
"Naruto ..."

ナ ル ト は 腕 で 眼 を ゴ シ ゴ シ こ す っ た.
Naruto cepat mengusap matanya dengan suara 'goshigoshi'.

「悪かったよ、殴ったりして」カカシは言った。「それに、お前に隠していたのは、オレになにかあったときでも、お前には里を守っていってもらわなきゃならないからだ」
"Saya buruk, (maaf untuk) memukul Anda" kata Kakashi. "Selain itu, ada alasan mengapa kita tersembunyi (bahwa misi) dari Anda, meskipun ada saat-saat ketika (Anda bisa memiliki) melakukan sesuatu untuk saya. Itu karena kami membutuhkan Anda untuk melindungi desa. "

「そ ん な の, 分 か っ て る っ て ば よ ......」
"Saya mengerti bahwa 'ttebayo ..."

「あぁあ、シャレが分かんねェ人だな」シカマルとチョウジが通りのむこうからやってくる。「このバカがあることないこと吹いて回ったところで、だれも本気でそんなこと信じち ゃ い ね ェ よ 」
"Ahh, itu orang yang tidak tahu tentang lelucon" Shikamaru dan Chouji datang dari seberang jalan. "Idiot ini pergi sekitar tempat, semburan setengah kebenaran dan campuran keduanya fakta dan fiksi. By the way, tidak ada yang serius percaya pada hal-hal seperti itu. "

チ ョ ウ ジ が う な ず い た.
Chouji mengangguk.

「そうよ」通りの反対から、サクラと、いのと、ヒナタも連れだってやってきた。「ちょっとみんなでカカシ先生のことをからかっただけじゃない」
"Itu benar!" Dari seberang jalan, Sakura, Ino, dan Hinata juga datang. "Semua orang hanya menggoda Kakashi-sensei sedikit, kan?"

「ナルトくん……大丈夫?」ヒナタが、ナルトに手を貸して立たせる。「こんなことで殴るなんて、カカシ先生、ひどい」
"Naruto-kun, kau baik-baik saja?" Hinata meminjamkan tangannya sehingga ia bisa membantu Naruto berdiri-up. "Melakukan hal seperti itu seperti memukul Anda ... Kakashi-sensei, itu mengerikan"

「え ...... だ っ て, ナ ル ト の や つ が ...」
"Eh ... tapi orang itu Naruto ..."

「ナルトは傷ついてたんだぜ」シカマルが言った。「火影なら、そんぐれー分かるだろ」
"Naruto terluka" kata Shikamaru. "(Bahkan jika Anda) Hokage, saya kira Anda tidak mengerti (apa yang terjadi)."

「い や, そ ん な こ と 言 わ れ て も ...」
"Tidak, tapi aku bahkan tidak mengatakan hal-hal seperti ..."

「謝るべきだと思います、カカシ先生」サクラといのが、ギャーギャー言った。「ただの無邪気なイタズラじゃないですか」
"Kami pikir Anda harus meminta maaf, Kakashi-sensei" Sakura dan Ino mengoceh dengan suara yang 'Gya Gya-'. "Itu hanya sebuah lelucon yang tidak bersalah, bukan?"

「ああ、もう!」とうとう、カカシは叫び出してしまった。「分かったよ、分かりましたよ……どうしたら許してくれるの?」
"Ah, itu benar!" Akhirnya, Kakashi mengeluarkan (sebuah jengkel) menangis. "Saya mengerti ... Aku mengerti ... Bagaimana Anda bisa memaafkan saya?"

ナ ル ト と シ カ マ ル が 目 配 せ を し て, ニ ヤ リ と 笑 っ た.
Naruto dan Shikamaru bertukar pandang (dan mengedipkan mata satu sama lain). Mereka secara luas tersenyum dan tertawa.

しまった!それを見たとたん、カカシは自分が罠にハメられたことを知った。こいつらに、やられた!
Sialan! Begitu dia melihat itu, Kakashi sendiri mengerti bahwa ia telah ditempatkan ke dalam perangkap.

「オレのこの傷ついた心を癒すには…」と、ナルトが言った。「ラーメンしかねェってばよ!」
"Dalam rangka untuk menyembuhkan hati yang terluka ini saya ...." Kata Naruto. "Tidak ada pilihan lain selain ttebayo ramen '!"
「......」

全員 が 固 唾 を 呑 ん で, カ カ シ の 返 答 を 待 っ て い た.
Karena itu adalah situasi yang tegang, semua orang menelan air liur yang telah mengumpulkan di mulut mereka. Mereka menunggu jawaban Kakashi.

Penerjemah english ; OrganicDinosaur

--- H S M ---
「分かった、分かった……」カカシは両手をあげて、降参のポーズを取るしかなかった。
"Saya mengerti, aku mengerti ..." Kakashi mengangkat kedua tangannya. Dia tidak bisa (bantuan tapi berdiri) dalam 'Aku menyerah' berpose.

「じ ゃ あ, い ま か ら み ん な で ラ ー メ ン で も 食 い に い く か」
"Kalau begitu, mari kita semua pergi untuk makan ramen sekarang"

「イ ェ ー イ!」 歓 声 が あ が っ た. 「や っ た あ!」
"Yay!" Pecah di sorak-sorai sukacita. "Hore!"

「作 戦 成功 だ っ て ば よ!」
"Itu adalah strategi yang berhasil 'dattebayo!"

やれやれ……カカシは心の中で、首をふった。不意に可笑しさが込みあげる。火影になっても、やってることは同じじゃないか。毎日、食って、寝て、つまらないことで悩んで。オレの務めは、こいつらとこうやってバカできる日を、一日でも多く守っていくことなんだろうな。
Oh dear kebaikan ... Dalam pikiran Kakashi, ia menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba, sebuah perasaan aneh membuncah dalam dirinya. Meskipun saya menjadi Hokage, tidak saya melakukan hal yang sama? Setiap hari, saya makan, tidur, dan khawatir atas hal-hal sepele. Tampaknya bahwa bahkan tanggung jawab saya untuk terus melindungi mereka. (Untuk beberapa hari mungkin), mungkin saya bisa (melindungi mereka hari ketika) orang-orang bisa menjadi bodoh sedemikian rupa.

な あ, そ う だ ろ ...... オ ビ ト?
Hei, tidak benar itu, Obito?

そ れ か ら, 喜 び 勇 ん で 一 楽 へ と 向 か う 生 徒 た ち の あ と を 追 い か け た.
Dan kemudian, bersemangat tinggi, ia mengejar setelah murid-muridnya yang sedang menuju Ichiraku.

降 り そ そ ぐ 陽光.
Sinar matahari hujan tak henti-hentinya.

ど こ か で, ウ グ イ ス が 囀 っ て い た.
Di suatu tempat, semak-warbler bernyanyi.

拝啓、六代目火影様におかれましては、いかがお過ごしでしょうか?私は、日々の仕事に追われていますが、日増しに春めいていく季節のなかで、心穏やかに務めを果たしております。。。
Dear Sir, sebagai Rokudaime Hokage-sama, bagaimana kabarmu? Seperti untuk saya, saya sedang ditekan oleh pekerjaan sehari-hari saya. Namun, hari demi hari, sedangkan musim mulai menunjukkan tanda-tanda menjadi lebih seperti musim semi, saya dengan tenang memenuhi tanggung jawab saya ...

春 は, そ う, す ぐ そ こ ま で 来 て い た.
Itu benar. Sebelum lama, itu akan menjadi musim semi.

[T / N]
• Meskipun Kakashi mengatakan 分 か っ た = Saya tahu / saya mengerti berulang-ulang secara harfiah, ia berarti lebih seperti "Urgh, aku sudah!" Atau "Oke, oke, cukup!" Karena dia hanya frustrasi orang untuk trolling dia dan menghukum dia tentang memukul Naruto.
• Baris terakhir memiliki konotasi halus untuk itu. Biasanya ketika 'musim semi hanya sekitar sudut' disebutkan, kadang-kadang dapat menjadi metafora untuk 'cinta mekar' (= jenis romantis karena pohon-pohon sakura mekar di musim semi). Ini tidak menafsirkan hal itu berarti bahwa (saya pikir mereka memiliki / platonis kerja-hubungan persahabatan yang terjadi). Tapi garis ini dibuat 2ch meledak pada novel ringan ini rilis hari ... karena cara yang Anda bisa membacanya.
• Cara lain untuk menafsirkan baris terakhir (cara saya akan meletakkannya?) Adalah bahwa hal itu mengacu pada cara-cara hal-hal yang akan berubah dan mencari dari sana dan seterusnya (seperti awal yang baru menyegarkan pada sesuatu). Waktu-skip dalam bab ini adalah bulan Maret, sehingga Anda juga bisa mengambil 'Musim semi akan datang segera' untuk menjadi literal

Selesai.....

NOVEL Kakashi hiden BAHASA INDONESIA - Chapter 14

NOVEL Kakashi hiden BAHASA INDONESIA - Chapter 14

--Penulis: Akira Higashiyama
--Ilustrasi: Masashi Kishimoto

--- H S M ---
や が て 雨 が 止 み, 暗 雲 は 風 に 吹 き 流 さ れ て い っ た.
Sebelum lama, hujan berhenti. Awan gelap tertiup pergi oleh angin.

鬼 燈 城 の 混乱 は, 一 段落 つ き つ つ あ っ た.
Kekacauan di Houzukijyou telah mencapai titik.

城の火災は消し止められ、粘り強く逃走を続ける収監者がちを、暗部の忍たちがじりじりと追いつめていった。
Api di benteng itu padam. Para tahanan yang melarikan diri ulet kemudian bertahap terpojok oleh ANBU.

風が冬枯れした野原をドッと吹き抜けると、大地に横たわった飛鯱丸のを残骸を、木の葉の忍たちが用心深く取り囲んだ。
berangin, musim dingin-hawar meniup melalui lapangan. Puing-puing dari Tobishachimaru meletakkan di tanah. Shinobi Konoha waspada mengelilinginya.

飛鯱丸は、浮力部がすっかり燃え落ちていた。気嚢を支える骨格は、落下の衝撃で、ほとんど砕け飛んでいる。まるで大きな手に半分もぎ取られたかのような客室ゴンドラに風が吹き込むと、木端がパラパラと落ちた。
Adapun Tobishachimaru, komponen daya apung benar-benar dibakar. Karena dampak dari musim gugur, kerangka mendukung kantung udara hampir hancur jauh. Seolah-olah tangan raksasa telah robek setengah dari gondola tamu kamar. Angin bertiup melalui itu. Woodchips jatuh dengan suara percikan 'parapara'.

最初 の 人影 が, 破 れ た 船 側 か ら よ ろ め き 出 て く る と, 綱 手 の 怒号 が 轟 い た.
Sosok pertama seseorang terhuyung keluar dari sisi kapal robek. Tsunade meraung dengan bawah marah.

「両 手 を 頭 の 上 に 挙 げ て, ゆ っ く り と 出 て こ い!」
"Angkat kedua tangan di atas kepala Anda, dan perlahan-lahan keluar!"

その声を合図に、キバ、チョウジ、シノ、リー、テンテンが慎重に飛鯱丸に近づいていった。
Pada sinyal suara itu, Kiba, Chouji, Shino, Lee, dan Tenten yang hati-hati mendekati Tobishachimaru.

搭 乗客 た ち の 中 に, 敵 が ま ぎ れ て い な い と も か ぎ ら な い. 上空 で は, サ イ が 待機 し て い る.
Mungkin ada musuh yang bersembunyi di antara penumpang. Di langit, Sai sedang siaga.

「大丈夫ですか?」サクラだけが、搭乗客のあいだを駆けずり回って、みなの怪我の具合をあらためていった。 「怪 我 を さ れ た 方 は い ま せ ん か?」
"Apakah kau baik-baik saja?" Hanya Sakura bergegas sekitar penumpang. Dia memeriksa setiap orang pada kondisi dan luka-luka mereka. "Apakah ada siapa pun yang terluka?"

ひ と り, ま た ひ と り と, く た び れ は て, や つ れ は て た 搭 乗客 が 船 か ら 出 て く る.
Satu demi satu, para penumpang kelelahan keluar kapal.

だれもが茫然と空を見上げ、そして、自分の足が踏みしめている大地の感触をたしかめるかのように、ゆっくりと歩を進めた。中には、地面に足を下ろしたとたん、崩れ落ちて倒れる者もいた。
Semua orang melihat ke atas langit dengan takjub. Mereka dengan hati-hati melangkah dengan kaki mereka sendiri, seakan memastikan perasaan tanah. Mereka perlahan-lahan melangkah maju. Begitu beberapa dari mereka menurunkan kaki mereka di tanah, mereka runtuh dan jatuh.

綱手がうなずくと、忍たちは搭乗客を毛布で包んでやり、水を飲ませてやった。
Ketika Tsunade mengangguk, shinobi yang membungkus penumpang di selimut dan menawarkan mereka air minum.

落下のときに骨折した者や、流血している者は、サクラが手当てをして回った。
Ketika mereka jatuh, ada orang-orang dengan patah tulang, serta orang-orang berdarah. Sakura berjalan tentang memberikan perawatan medis kepada mereka.

「動 く な!」
"Jangan bergerak!"

綱 手 の 視線 の 先 に い た の は ... 華 氷 だ っ た.
Sebelum tatapan Tsunade ... .was Kahyo.

木 ノ 葉 の 忍 た ち が, さ っ と 戦 闘 態勢 を 取 る.
Konoha shinobi cepat dipersiapkan untuk pertempuran.

華氷は、しかし、大破した船体のそばに、ただひっそりとたたずんでいた。途方に暮れたようなその大きな瞳は、なにかを探しているようだった。長 い 巻 き 髪 を, 風 に た な び か せ な が ら.
Namun, Kahyo diam-diam dan hanya berdiri diam di dekat kapal hancur. Mata besar dia tampak seolah-olah mereka bingung. Dia tampaknya mencari sesuatu. Panjang, rambut keriting nya sedang bergulat dengan angin.

--- H S M ---
「龍 波 武装 同盟 の 華 氷 だ な?」
"Apakah Anda Kahyo dari Ryuuha Persenjataan Alliance?

綱 手 を 認 め た 華 氷 が, 小 さ く う な ず い た.
Kahyo mengakui Tsunade dengan anggukan kecil.

「船 の 中 に, ま だ 仲 間 が 残 っ て い る の か?」
"Apakah masih ada kawan onboard kapal?"

ゆっくりと、かぶりをふる華氷。それが綱手の質問に対する答えなのか、分からないということなのか、それとも、いまさらそんなことはもうどうでもいいという諦めなのか、だれにもなんとも言えなかった。
Perlahan-lahan, Kahyo menggeleng. Dan, dalam menanggapi pertanyaan Tsunade, dia tidak tahu (apa yang dikatakan). Meski begitu, itu sekarang sudah terlambat. Dia menerima apa pun (yang akan terjadi padanya). Dia tidak bisa mengatakan apa-apa kepada siapa pun.

「だ い そ れ た こ と を し て く れ た な ... 貴 様 ら の せ い で, 木 ノ 葉 の 信用 は ガ タ 落 ち だ」
"Anda melakukan hal yang keterlaluan ... Karena Anda ****** s, kredibilitas Konoha anjlok. "

華 氷 は, 沈 黙 を 守 っ た.
Kahyo tetap diam.

「波の国も、飛行船の開発を完全に断念したぞ」綱手が押し殺した声で言った。「このまま、ただで済むとは思ってないな?」
"Bahkan Wave Country sepenuhnya ditinggalkan rencana untuk pengembangan pesawat itu." Tsunade berbicara dengan suara (yang terdengar seperti) itu sedang tertimpa runtuhan. "Seperti itu, apakah Anda berpikir bahwa Anda akan pergi dengan itu?"

眼 に 覚 悟 の 色 を 浮 か べ て, 華 氷 が う な ず く.
Dengan tampilan pengunduran diri di matanya, Kahyo mengangguk.

「こ い つ を 引 っ 立 て ろ!」 綱 手 が 腕 を ふ っ て, 命令 を 飛 ば し た. 「追 っ て 沙汰 が あ る ま で, 牢 に ぶ ち 込 ん で お け!」
"Haul dia pergi!" Tsunade melambaikan tangannya dan mengeluarkan perintah. "Sampai kita berurusan dengan insiden ini nanti, melemparkan dia ke penjara!"

「ち ょ っ と 待 っ て く だ さ い, 綱 手 様」
"Tunggu sebentar, Tsunade-sama"

そ の 声 に, 綱 手 だ け で な く, ほ か の 忍 た ち も い っ せ い に ふ り か え る.
Tidak hanya Tsunade, tetapi juga semua shinobi lain secara bersamaan berbalik suara itu.

驚 き と, 安 堵 の 入 り 混 じ っ た 表情 が, 華 氷 の 顔 を 赤 く 染 め た.
Dengan ekspresi wajah dengan campuran heran dan lega, wajah Kahyo memerah.

そ こ に い た の は, シ カ マ ル に 肩 を 支 え ら れ た カ カ シ だ っ た.
Di sana, Kakashi sedang didukung oleh bahu Shikamaru.

「カ カ シ!」 綱 手 が 声 を 張 っ た. 「無 事 だ っ た か」
"Kakashi!" Tegang suara Tsunade. "Kau aman?"

「綱手様」シカマルの肩から離れると、カカシはすっくと立った。「彼女の。。。華氷の処分は、オレにまかせてもらえませんか?」
"Tsunade-sama" Memisahkan diri dari bahu Shikamaru, Kakashi kemudian berdiri tegak. "dia ... hukuman Kahyo ini ... Anda akan mempercayakan itu padaku?"
「な に?」
"Apa?"

綱 手 の 視線 と, カ カ シ の 視線 が, つ か の 間, 交差 し た.
Tsunade dan mata Kakashi menyeberang sebentar.

「な に か 考 え が あ る の か?」
"Apa yang Anda pikirkan?"

が, カ カ シ は 綱 手 の 質問 に は 答 え ず, 華 氷 と 向 き 合 っ た の だ っ た.
Namun, Kakashi tidak menjawab pertanyaan Tsunade. Dia menghadapi Kahyo.

ふたりのあいだを風が吹き抜け、言いようのない懐かしさと、悲しみを舞い上げた。
Angin bertiup melalui ruang antara mereka berdua. Ini menyapu nostalgia yang tak terlukiskan dan kesedihan.

「つ い さ っ き ま で, あ そ こ に い た ん だ な」
"Sampai sekarang, ia pergi buruk di sana"

そ う 言 っ て, カ カ シ は 広 大 無 辺 の 天空 を 仰 い だ.
Saat ia berkata demikian, ia memandang ke atas langit terbatas.

ま だ ら に 残 っ た 雨雲 の あ い だ か ら, 淡 い 光 が 射 し は じ め て い た.
Dari tempat peralihan awan hujan yang tersisa, cahaya redup mulai bersinar.

「よ く 生 き て 帰 っ て こ ら れ た も の ​​だ」 華 氷 に 眼 を 戻 す.
"Ini hal yang baik bahwa kita kembali" Dia dipulihkan matanya pada Kahyo.

「だ け ど, み ん な が オ レ の よ う に 運 が よ か っ た わ け じ ゃ な い」
"Namun, itu tidak berarti bahwa semua orang seberuntung saya"

華 氷 が 眼 を 伏 せ た.
Kahyo menunduk.

「搭 乗客 五十 七名 の う ち, 十八 名 が 亡 く な っ た」 カ カ シ は 言葉 を 継 い だ.
"Di antara 57 penumpang yang naik, 18 dari mereka meninggal" Kakashi terus berbicara.

--- H S M ---
「きみの仲間も、きみと、オレが食糧庫に閉じ込めたふたり以外、みんな死んだ……それについて、なにか言うことはあるか?」
"Dengan pengecualian dari Anda dan dua rekan Anda yang dipenjara di gudang persediaan makanan, (semua rekan Anda yang lain) meninggal. Apakah Anda memiliki sesuatu untuk dikatakan tentang itu? "

華 氷 は 唇 を 噛 ん で, 首 を ふ っ た.
Kahyo menggigit bibirnya. Dia menggeleng.

「華 氷」
"Kahyo"

「... は い」
"... Iya Nih"

「お 前 の 処分 を 言 い 渡 す. 飛 鯱 丸 襲 撃 の 主犯 と し て, お 前 に は ...」
"Saya akan mengumumkan hukuman Anda. Sebagai pelaku serangan pada Tobishachimaru, Anda akan .... "

「あの。。。」背後からの声が、カカシの言葉をさえぎった。「ちょっと待ってください」ふ り む く と, 女性 が ひ と り, 子 供 の 手 を 握 っ て 立 っ て い た.
"Umm ..." Sebuah suara dari belakang mereka, terganggu Kakashi. "Tunggu sebentar" Saat ia berbalik, itu adalah seorang wanita. Dia berdiri dan memegang tangan anak.

カ カ シ は 眼 を す が め た.
Kakashi menyipitkan matanya.

「私は、あのとき……あなたに助けてもらった者です」その女性は華氷に頭を下げた。
"Aku ... .Dari saat itu ... aku orang yang Anda simpan" Wanita itu menundukkan kepalanya ke Kahyo.

「喘息の発作を起こした息子といっしょに、あなたがあの船から解放してくれたんです。おかげさまで、息子の発作は治まりました……あなたたちがしたことは、許されることではありません」カカシのほうをチラリと見やり、「それでも、ひと言だけ, ど う し て も お 礼 を 言 い た く て ...... 本 当 に, 本 当 に あ り が と う ご ざ い ま し た 」
"Dengan anak saya yang memiliki kejang asma, saya dibebaskan dari kapal yang oleh Anda ... Terima kasih kepada Anda, kejang anak saya berkurang. Tapi apa yang kalian lakukan adalah tidak diperbolehkan. "Dia melirik ke arah Kakashi sesaat. "Namun demikian, saya hanya satu kata. Tidak peduli apa, saya ingin mengucapkan terima kasih ... Sungguh, benar-benar, terima kasih banyak. "

華 氷 が 苦 し げ に 顔 を 伏 せ た.
Kahyo menyakitkan menurunkan wajahnya.

す っ か り 元 気 に な っ た 男 の 子 が, 母親 の 手 を 放 し て 駆 け だ す.
Anak itu menjadi benar-benar sehat. Ia memisahkan diri dari tangan ibunya dan mulai berjalan.

華 氷 の と こ ろ ま で 走 っ て く る と, 上 目 づ か い で, ニ ッ コ リ 笑 っ た.
Dia berlari sampai di mana Kahyo (berdiri). Dengan mata terbalik, dia tersenyum dan tertawa.

「あ り が と う, お ば ち ゃ ん」
"Terima kasih, oba-chan (/ bibi)"
「...!」

「ぼ く, と て も 怖 か っ た け ど ......」 そ し て, 小声 で 急 い で 付 け 加 え た. 「で も ...... ち ょ っ と だ け 楽 し か っ た よ」
"Meskipun saya benar-benar takut ...." Dia kemudian cepat membisikkan sesuatu di samping (untuk apa yang baru saja dikatakan). "Tapi ... .it bahkan sedikit menyenangkan"

母親のもとへと走り去る男の子を見送る華氷の眼に、涙がふくれあがった。
Dia kembali ke ibunya. Di mata Kahyo, dia bisa anak itu lari. Air mata mengalir (di mata Kahyo ini).

「華氷」カカシが呼びかけた。「飛鯱丸襲撃の主犯として、お前には死んでもらわねばなら な い 」
"Kahyo" Kakashi memanggilnya. "Sebagai pelaku serangan pada Tobishachimaru, kita harus menempatkan Anda mati"
「...!」

「あ れ だ け の 犠 牲 を 出 し た ん だ. こ れ は 当然 の 処分 だ ろ う」
"Ini untuk sejauh yang Anda disebabkan (begitu banyak) korban. Saya tampaknya bahwa itu adalah hukuman yang cocok "

「……はい」華氷の声は震えていたが、全てを受け入れる覚悟がにじみ出ていた。「どんな処分でも……謹んでお受けします」
"... .Ya" Suara Kahyo ini bergetar. Dia memancarkan (perasaan) bahwa ia akan menerima tanggung jawab untuk semuanya. "Apapun jenis hukuman ... Aku hormat akan menerimanya"

「ただし、お前が忍五大国の役に立つ人間だということが証明できれば、罪一等を減じて終身刑にする」
"Namun, jika Anda dapat membuktikan bahwa Anda akan menjadi manusia yang berguna untuk Lima Negara Besar Shinobi, saya akan mengurangi hukuman mati hidup-penjara"

「...... ど う い う こ と で す か?」
"... Apa maksudmu?"

「オ レ の 見 る と こ ろ, お 前 の 地 鎖 連 氷 は 使 え る」
"Dari bagaimana saya melihatnya, Jisarenhyou Anda akan berguna"

--- Penerjemah English : OrganicDinosaur

--- H S M ---
「......」
「なにを言っているんだ、カカシ?」と、綱手。「こいつの忍術が、いったいなんに使えるというんだ?」
"Apa yang Anda bicarakan, Kakashi?" Kata Tsunade. "Apa sih itu tentang ninjutsu nya yang membuatnya berguna?"

「綱 手様」カカシは綱手を見やり、「彼女の地鎖連氷は、普通の人がかけられたら、たちまち凍りついてしまいます。だが、チャクラを練ることができる忍なら、そ のチャクラを巡らせて熱を作り出し、体が凍りつくのを防げるんです。だから、地鎖連氷を打たれたら、つねにチャクラを練っていなきゃならない。つまり、収 監者たちは、逃亡のためにチャクラを使えなくなるんです……どうでしょう?いま、鬼燈城には収監者を監禁できる城主がいません。彼女こそ、ま さ に 適 任 だ と 思 い ま す が 」
"Tsunade-sama" Dia menatap Tsunade. "Jika orang biasa dipukul dengan Jisarenhyou dia, mereka akan langsung dibekukan. Namun, jika itu adalah shinobi yang dapat uleni chakra, chakra yang harus digunakan untuk mengelilingi tubuh dengan panas. Yang mencegah tubuh dari yang beku. Oleh karena itu, jika Anda menyerang dengan Jisarenhyou, Anda harus selalu menguleni chakra. Dengan kata lain, para tahanan tidak dapat menggunakan chakra untuk melarikan diri ... Apa pendapat Anda tentang hal ini? Untuk saat ini, tidak ada Tuhan di Houzukijyou yang dapat membatasi para tahanan. Apakah Anda berpikir bahwa dia pasti akan cocok (untuk tugas)? "

「な るほど……」うなずいたのは、シカマルだった。「前の城主の無為は、たしか収監者がチャクラを練ったら体が燃えちまう天牢って術を使ってた……この女の地 鎖連氷は、その逆ってわけか……綱手様、こいつはイケるかもしれませんよ。第四次忍界大戦で、どの里も疲弊している。どこもかしこも人手が足りてねェか ら、このくそめんどくせー監視当番から解放してやったら、木ノ葉の株もちょっとは上がるんじゃないですかね。それに、い い 見 せ し め に も な り ま す よ 」
"Saya melihat ..." Shikamaru mengangguk. Mui, mantan penguasa kastil, menggunakan jutsu disebut "Tenrou" (/ Sky Penjara). Ini membakar tubuh para tahanan jika mereka uleni chakra. Jisarenhyou wanita ..ini adalah kebalikan (teknik yang) ... Tsunade-sama, orang ini mungkin baik di (tugas). Karena Perang Dunia Keempat Shinobi, semua desa menjadi miskin. Karena ada tidak cukup daya manusia di mana-mana, itu sialan sulit untuk bergiliran pemantauan (penjara). Jika Anda melepaskan kami (dari tugas ini), tidak akan Konoha (reputasi) naik sedikit? Selain itu juga akan menjadi pelajaran yang baik. "

「見 せ し め?」 と, 綱 手. 「な ん の 見 せ し め だ?」
"Pelajaran?" Kata Tsunade. "Apa pelajaran?"

「だって我龍は、究極の正義ってやつは、個人の自由を管理することだって説いてるんでしょ?」シカマルはひょいっと肩をすくめ、「だったら、てめェの思想を信じてるこの女に...」
"Namun, seperti untuk pria Garyo, dia tidak menganjurkan untuk wujudnya keadilan utama, yang merupakan kontrol kebebasan individu? "Shikamaru cepat mengangkat bahunya. "Dalam hal ini, jika wanita ini percaya bahwa **** ideologi 's ..."

「て め ェ 自身 の 自由 を 管理 し て も ら い ま し ょ う よ」
"Itu **** 's kebebasan individu akan dikendalikan oleh ideologi sendiri."

綱手はとくと思案し、うむ、とうなずいた。「この件は、カカシ、お前にまかせたぞ」
Tsunade seksama, dan kemudian mengangguk dengan 'ya'. "Aku akan mempercayakan hal ini kepada Anda, Kakashi".

「あ り が と う ご ざ い ま す, 綱 手 様」
"Terima kasih, Tsunade-sama"

「た だ し, 就任 式 は ち ゃ ん と や れ よ」
"Namun, kita akan melakukan upacara pelantikan yang tepat"
「......」

「こ れ を お 前 の, 六 代 目 火影 と し て の 初 仕事 に し ろ」 綱 手 が ニ ヤ リ と 笑 っ た. 「ま さ か, い や と は 言 う ま い な?」
"Jadikan ini urutan pertama Anda bisnis sebagai Rokudaime Hokage" Tsunade luas menyeringai dan tertawa. "Nah, Anda mungkin tidak akan mengatakan 'tidak', kan?".

カカシはしっかりと綱手の眼を見て、強くうなずいた。それから、華氷に向き直った。
Kakashi tegas menatap mata Tsunade. Dia sangat mengangguk. Dan kemudian dia berbalik untuk menghadapi Kahyo.

「船 の 中 で, き み は 言 っ た.「 力 を 持 っ て い る ほ う が, い つ だ っ て 正義 に な る 」.鬼燈城の城主になったら、きみはその力を持つことになる……オレにきみの正義を見せてくれ」
Di kapal, Anda mengatakan bahwa 「Sisi yang memiliki kekuatan yang lebih besar akan selalu keadilan」. Jika Anda menjadi tuan Houzukijyou, Anda akan memiliki kekuatan yang ... Jadi, tunjukkan keadilan Anda "
「......」

「や っ て く れ る ね?」
"Anda akan melakukannya?"

「……はい」華氷の眼から、涙がとめどなく流れ落ちた。それは頬を滴り落ちる、けっして凍りつくことのない、熱い涙だった。「あ、ありがとうございます……ありがとうございます……」
"... Ya" Dari mata Kahyo ini, air mata mengalir tanpa henti. Mereka menetes di wajahnya, tapi tidak beku. Mereka air mata panas. "Th- Terima kasih ... terima kasih ...."

--- H S M ---
「そ れ で は, 六 代 目 火影 と し て 申 し 渡 す」と、声を張った。「華氷、お前の身柄を鬼燈城に拘束する。期限は無期限。ここで己の行いを反省すると同時に、収監者たちの監視業務に従事し、ひとりの逃亡者も出さないよう日々努めよ!」
"Kalau begitu, aku menyatakan ini sebagai Rokudaime Hokage" Suaranya tegang. "Kahyo, Anda akan secara pribadi terbatas di Houzukijyou. Batas waktu yang tidak terbatas. Sekaligus merenungkan perbuatan Anda, Anda akan terlibat dalam tugas jaga untuk para tahanan di sini. Membuat upaya sehari-hari, sehingga tidak ada buronan pernah melarikan diri! "

綱 手 が, う な ず い た.
Tsunade mengangguk.

忍 た ち は, 誇 ら し げ に, 新 し い 火影 を 見 つ め た.
Shinobi bangga menatap Hokage baru.

「オレは心配してないよ」カカシの眼もとが、ふと和む。「きみは、他人の痛みが分かる人だから」
"Saya tidak khawatir (tentang hal itu)" mata Kakashi bahkan tiba-tiba melunak. "Karena Anda adalah seseorang yang mengerti rasa sakit orang lain"

「ご期待に添えるように…一生懸命やります」華氷は涙をぬぐった。「カカシ様のお役に立てるのなら……どんなことでも」
"Dalam rangka untuk memenuhi harapan Anda ... Aku akan melakukannya dengan sekuat tenaga" Kahyo menyeka air matanya. "Jika saya dapat berguna bagi Kakashi-sama ... Aku bahkan akan melakukan apa pun (untuk Anda)."

「カカシ」綱手がカカシの肩にふわりと羽織をかける。「うむ、よく似合ってるぞ」
"Kakashi" Tsunade lembut menggantungkan haori atas bahu Kakashi. "Yup, itu cocok untuk Anda sangat bagus"
「......」

カ カ シ は 首 を ね じ っ て, 自 分 の 背 中 を 見 た.
Kakashi memutar lehernya dan diperiksa kembali sendiri.

<六 代 目 火影>
<Rokudaime Hokage>

ず っ し り と 重 た い そ の 羽 織 を, カ カ シ は ギ ュ ッ と 握 り 締 め た.
Kakashi erat memahami haori, yang jauh berat.

そ の 後 ろ で は, 里 の 仲 間 た ち が 穏 や か な 微笑 を 浮 か べ て い た.
Di belakangnya, rekan-rekannya dari desa itu dengan lembut tersenyum.

燃 え 尽 き た 飛 続 丸 が, そ よ 風 に 吹 か れ て い た.
The Tobichachimaru terbakar habis bertiup di angin lembut.


[T / N]
• haori The / 羽 織 adalah jenis kimono resmi Jepang atau mantel. Ini mungkin jubah Hokage bahwa dia memakai di sampul novel cahaya ~


Selesai.....

Kembali Ke daftar Isi
Klik