Wednesday 13 May 2015

KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 02


NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 02 "MOMEN ABAD INI"

--- Penulis: Akira Higashiyama ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---

Walaupun seharusnya ini adalah event rahasia, mereka membuat sebuah upacara penerbangan yang besar di pantai. Mereka membuka Kusudama, melepaskan merpati putih, mengadakan parade, melempar confetti, dan pidato selamat diberikan.

Semua orang menggunakan pakaian kehormatan di momen abad ini. Tobishachimaru memiliki panjang 223 meter, diameter 34 meter dan memiliki kecepatan maksimum hingga 70km/jam (sekitar 44 mil/jam). Memiliki enam set baling-baling, gondola berbentuk streamline, dan bagian penumpang.

Nama Tobishachimaru sendiri diambil dari paus Orca (Shachi) dengan sirip pectoral (sirip perut) dan sirip dorsal (sirip punggung) yang digambarkan secara hati-hati pada bagian balon. Cuacanya sempurna. Tazuna terharu dengan hasil pekerjaannya yang sesuai harapan. Kakashi kemudian memberi selamat kepada Tazuna.

Tazuna mengatakan bahwa balon tersebut diisi dengan gas Helium agar dapat melayang, karena gas Helium memiliki massa yang lebih ringan dari udara dan juga tahan api. Percobaan terbangnya sekitar 2,5 jam, hanya sampai ketinggian 5000 m, dimana negara lain tidak dapat melihat percobaan terbang ini. Badan kapal ini berwarna biru cerah, sama dengan warna langit.

Informasi ini hanya diberitahu ke Konoha. Walaupun Garyo telah dikirim ke Hyouzukijyou, sisa dari grupnya masih tersebar. Itulah kenapa shinobi Konoha dipilih dalam misi ini dan akan mengawasi kapal tersebut. Suara dari peron memotong pembicaraan Tazuna dan Kakashi, memberitahu bahwa 57 orang yang beruntung akan memperoleh undangan untuk menaiki Tobishachimaru.

Tazuna dipenuhi dengan emosi dan senyuman. Akhirnya inilah momen abad ini! Mereka tertawa bersama sambil melihat barisan orang-orang yang mulai menaiki Tobishachimaru. Orang-orang mengambil gambar untuk memperingati hari tersebut, tetapi tiba-tiba terdengar suara seseorang yang panik sambil berlari dari belakang. Seorang wanita dengan gaun biru panjang sedang berlari dengan kecepatan penuh, melambaikan tiket emasnya, memberitahu mereka untuk menunggu hingga dirinya naik. Tepat setelah ia berada di depan Kakashi, ia tersandung sesuatu dan terjatuh, lalu menjerit. Kakashi dengan instingnya menangkap tubuh wanita itu.

--- Novel Kakashi Hiden Chapter 02 by R A P ---

Mata wanita itu terbuka lebar, dan terjadi keadaan pemandangan saling menatap. Rambut keriting yang terurai, bibir lembab yang sedikit terbuka, pupil yang lebar. Waktu terasa berhenti untuk sesaat, dan dunia serasa hanya milik Kakashi dan wanita tersebut. Wanita itu terjatuh di tangan Kakashi. Ketika ia mengangkat wajahnya, rambut keritingnya yang panjang menyentuh lembut ujung hidung Kakashi.

Kakashi bertanya apakah ia baik-baik saja. Wanita itu menjawab sambil meminta maaf karena sudah menyusahkannya karena dirinya sedang terburu-buru, dan berterima kasih kepada Kakashi. Wanita itu kembali berteriak dan berlari ke arah kapal, memberitahu mereka untuk menunggu agar ia bisa naik. Kakashi mengatakan kepada Tazuna ketika ia melihat wanita itu berlari, Wanita itu terlihat sangat antusias. Kakashi juga mengatakan bahwa pasti menjadi pengrajin kayu adalah pekerjaan yang hebat.

Tazuna malah merespon dengan mengatakan bahwa wanita itu sangat cantik, dan berbicara soal kesempatan, ia menanyakan soal upacara pelantikan Kakashi. Ia kemudian melihat lagi ke arah wanita itu sambil menunggu kapal lepas landas. Tazuna kemudian mengatakan saat ini Kakashi menatap linglung di baling-baling ekor.

“Aku juga tidak terlalu mengerti, tapi mengenai upacara pelantikan Hokage, aku rasa itu seperti sebuah upacara pernikahan antara dirimu dengan desa Konoha, ‘kan?” ucap Tazuna.

Kakashi menjawab dengan sama-samar bahwa kurang lebih seperti itu. Tazuna berpikir seharusnya ia tidak perlu cemas, bahkan jika semua orang memiliki harapan yang tinggi kepadanya. Tiba-tiba, mata Kakashi melihat sesuatu bayangan di kapal. Tazuna tidak memperhatikan, ia tetap berbicara tentang wanita tadi, menanyai Kakashi contohnya, jika wanita itu meminta Kakashi untuk menikahinya.

Kakashi mengabaikan Tazuna hampir di seluruh pembicaran tadi. Tazuna melanjutkan, bagaimana jika ada seorang wanita yang tegas, dan berkata bahwa ketika ia masih muda, ia seperti anjing kelaparan, mengejar bokong-bokong wanita. Kakashi memotong pembicaran Tazuna sambil ia terus berkonsentrasi kepada seseorang yang yang baru saja melompat dari buritan kapal. Kakashi lalu berlari ke arah Tobishachimaru dimana penumpang terakhir telah naik, meninggalkan Tazuna yang masih kebingungan. Para staf kapal sedang bersiap untuk lepas landas.

--- Novel Kakashi Hiden Chapter 02 by R A P ---

Kakashi berteriak ke arah sesosok yang tengah menggunakan jubah berkerudung hitam, yang sedang berhenti untuk sejenak. Kakashi merasa bahwa orang tersebut tidaklah diundang. Orang tersebut berlari menjauh ketika Kakashi memberitahunya untuk berhenti.

Mereka saling bertukar serangan, dan Kakashi melancarkan serangkan kombinasi secara berturut-turut. Kakashi merasa bahwa orang yang bertarung dengannya sangat hebat, tidak ada satupun gerakannya yang sia-sia. Mereka saling bertukar taijutsu dan saling membaca pergerakan lawan. Pola serangan ini sepertinya Kakashi sudah tahu betul, dan Kakashi tidak merasakan adanya hasrat akan haus darah.

Kakashi menyadari bahwa tidak ada indikasi bahwa lawannya akan menggunakan ninjutsu. Ia telah melakukan double-check terhadap intuisinya dan melihat ke arah orang itu serta memperhatikan tingginya. Kakashi melancarkan serangkan ke arah dada musuh. Mereka saling melancarkan combo taijutsu secara berturut-turut. Orang tersebut lalu jatuh ke tanah, dan Kakashi melihat kearah orang tersebut dan berkata, “Karena kau disini, artinya Guy juga datang, ‘kan?”

Dia adalah Rock Lee! Kakashi pergi kearah kerumunan penumpang dan orang-orang yang mengambil gambar. Ia langsung menuju ke tali terakhir yang menghubungkan Tobishachimaru ke tanah.

Ketika kakashi melintasi jendela dari gondola tersebut, ia melihat orang-orang di dalamnya secara sekilas, tetapi tidak ada yang menyadarinya. Ia melihat ke arah kantung udara dan berlari kearah ekor kapal. Kakashi mulai berpikir bagaimana caranya Lee dapat menghindari para Jounin yang berjaga di sekitar tempat itu. Ia berpikir bahwa mungkin mereka disuap.

Kakashi kemudian begerak ke buritan kapal, bergantung dengan satu tangan. Di dalamnya terdapat sebuah baling-baling yang panjangnya kira-kira 5 meter. Ia menduga mereka mungkin telah menyusup lewat sini. Baling-baling tadi mulai berputar, perlahan semakin cepat dengan suara pelan. Ketika mereka mulai meningkatkan ketinggian, angin yang kuat mulai berhembus, dan suhunya lebih dingin dari yang Kakashi duga. Kakashi mengumpulkan chakra di tangan dan kakinya agar tidak tertiup angin.

Kakashi lalu lanjut merangkak ke bagian propulsi. Mesin Tobishachimaru berhenti sejenak di udara. Kakashi memberanikan diri melawan angin dan merangkak kedalam interior tepat sebelum baling-baling mulai berputar lagi, dan mengejutkan dirinya. Ia beruntung baling-baling tersebut tidak berputar terlalu cepat, atau ia akan menjadi daging cincang.

Kakashi merasa lega. Tetapi ia masih dalam bahaya akan terhisap, oleh karena itu ia mengumpulkan chakra lagi untuk dapat melekat ke kapal. Sedikit demi sedikit, ia berusaha keluar dari bagian interior dan akhirnya berhasil keluar, lalu mengecek sekeliling. Ia menyadari bahwa kantung udara depan diblok, tetapi terhubung ke tempat dimana ia berada dengan sebuah tangga sehingga ia dapat mengeceknya. Sepertinya rute ini mengarah ke ruang mesin. Kakashi mendengar suara bising mesin, kemudian ia mengecek seluruh ruangan itu hingga ke tiap sudut.

Kakashi sadar bahwa ada sesuatu yang terlihat seperti bayangan Lee, yang masih menggunakan jubah hitam sedang berlari. Kakashi melompat ke arah tangga besi. Di dasar kapal, ada banyak kotak-kotak kayu. Seorang pria dengan kursi roda terkejut di sudut ruangan. Kakashi melompat dan berkata, “Apa artinya ini, Guy!” Guy tiba-tiba menghentikan kursi rodanya.

Kakashi meminta penjelasan sambil menghela nafas. Kakashi bertanya apakah Guy memaksa Lee agar membawanya ke Tobishachimaru, karena ia menduga bahwa Guy mengancam Lee akan memutuskan ikatan guru-murid mereka. Dan kemudian Kakashi menyadari kondisi Guy .

Di tengah pertarungan dengan Madara, tulang kaki kiri Guy hancur. Semenjak insiden tersebut, ia harus hidup dengan menggunakan kursi roda. Menurut dokter, ia tidak mungkin dapat berjalan lagi. Bagaimanapun, dengan latihan yang rutin, pria ini tidak hanya ingin dapat kembali normal, tetapi ia juga menaruh semangat masa mudanya yang membuat di masa rehabilitasinya ia dapat berdiri dan berjalan.

“Bahkan jika ini bukan karena Lee, aku juga dapat melakukan apa yang aku inginkan,” ucap Guy. “Sebagai seorang manusia, bahkan tanpa satu atau dua kaki, ia masih dapat hidup dengan sempurna. Secara personal, akulah buktinya!”

Kakashi melihat ke arah kaki kanan Guy, dan bertanya apa tujuannya menyelinap ke dalam Tobishachimaru.

Guy menjawab,”Dengar, Kakashi... Ini bukan berarti masaku sebagai shinobi berakhir. Bahkan sekarang, kaki kiriku mampu melakukan squat 1000 hingga 2000 kali. Ini bukan apa-apa. Jika aku aku memikirkannya, dengan atau tanpa kursi roda sekalipun, menyelinap ke dalam kapal seperti ini adalah perkara mudah. Wahahaha!”

Kakashi mengingatkan Guy tentang mabuk lautnya. Guy mencoba untuk tidak muntah. Ia berkata kapal adalah kapal, tapi ini adalah kapal terbang, jadi situasinya berbeda. Kakashi mengingatkannya kembali bahwa kapal tetaplah kapal. Guy mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja, tapi wajahnya tiba-tiba mulai pucat. Kakashi bertanya-tanya apa yang akan Guy lakukan mengenai hal tersebut. Kemudian mereka mengganti subjek pembicaraan dengan membicarakan hal lucu, dimulai dengan Kakashi:

“Untuk seorang Jounin yang bersembunyi di kapal ini, mereka telah dilaporkan ke Negara Ombak. Semenjak kita tidak dilaporkan, dan jika kita ditemukan disini oleh Negara Ombak, hal ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri Konoha. Jika mereka berpikir bahwa kita mungkin mencuri informasi tentang Tobishachimaru, mungkin akan terjadi kesalahpahaman.”

“Bukan masalah!” ucap Guy.

“Hah?” imbuh Kakashi.

“Karena ini adalah percobaan terbang, tentunya ini rahasia bagi negara lain.” Guy tersenyum lebar dan tertawa. “Formalnya, Tobishachimaru itu tidak ada. Jadi, kau dan aku tidak dapat menyelinap di kapal yang tidak ada.”

“Oh, begitu ya.” imbuh Kakashi lagi.

--- Bersambung ke Novel Kakashi Hiden Chapter 03 ---

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01

NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01 "KERAGUAN"

--- Penulis: Akira Higashiyama ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---



Seperti biasa, Naruto sedang memegang mangkuk ramen, tiba-tiba mengeluarkan kepalanya keluar dari kedai Ichiraku. “Kakashi-sensei! Kakashi-sensei!” teriak Naruto.

Disisi lain, dari sudut pandang Kakashi, ia tidak merasa melihat Naruto. Setidaknya, tidak untuk saat ini. Dan kemudian, Kakashi mulai membuka dan membaca buku favoritnya, Icha Icha Tactic. Bab ketiga merupakan bab yang paling “Icha-Icha” dari seri buku tersebut. “Diam saja dan ikutlah denganku!” ajak Naruto. Kakashi pura-pura terhanyut dalam bacaannya, mencoba untuk mengabaikan komentar Naruto dan membiarkannya bagaikan angin lalu.

“Kakashi-sensei ‘tebayo!” teriak Naruto sekali lagi. Yah, meskipun begitu, untuk seseorang seperti Naruto, ia bukanlah tipe orang yang mengerti tentang sifat sentimentil seseorang, apapun yang terjadi.

“Ada yang salah? Aku terus memanggilmu… kau belum cukup tua untuk menjadi tuli, kan?“ ucap Naruto dengan kesal.

“Mm? Ah, Naruto?” jawab Kakashi, padahal dalam benaknya ia menghela nafas. “Ah, maaf.. aku sedang bingung karena buku ini, jadi aku tidak memperhatikanmu.. Oh! Bagaimana dengan tangan buatanmu?”

“Yah, masih agak kurang pas, tetapi…” sambil Naruto bicara, ia dengan canggung menggerak-gerakkan sumpit di tangan kanannya. “Aku juga tidak meminta terlalu banyak kok – tebayo."

“Oh, begitu.” sahut Kakashi.

“Selain itu, Kakashi-sensei, kau masih belum melakukan upacara pelantikanmu?” tanya Naruto.

“Eh?” Kakashi melangkah lebih dekat. “Yah, untukku, aku lemah untuk hal seperti itu.”

--- Novel Kakashi Hiden Chapter 01 by R A P ---

Belakangan ini Kakashi ditanyai tentang hal tersebut kemanapun Ia pergi, dan Ia akan sedikit menciut. Tentu saja, Kakashi sudah memantapkan dirinya untuk menjadi Hokage. Bagaimanapun, bagi dirinya sendiri, Kakashi berpikir bahwa ia sudah tidak memiliki kapasitas lagi sebagai seorang Hokage. Setelah upacara pelantikan selesai, ia tidak dapat kembali lagi. Sekarang Perang Dunia Shinobi Keempat telah selesai, jadi tak perlu untuk terburu-buru menjadi Hokage selanjutnya, kan? Kakashi terus memikirkan hal itu dalam benaknya.

"Tetapi bagaimana dengan Monumen Hokage, itu sudah selesai..” dengan menggunakan tangan kanannya secara canggung, Naruto dengan bisingnya menyedot ramennya.

“Tapi semua orang menantikan hal itu… pertama, siapa Hokage nya? Ini belum jelas, entah itu dirimu atau Tsunade. Kau memberi contoh yang buruk kepada desa lain – tebayo. Itulah inti dari pelantikan, kan?” jelas Naruto.

“Karena Tsunade-sama juga masih sehat. Dan juga bagiku...“

"Untuk Nenek Tsunade, dia sudah tidak cocok – tebayo.” potong Naruto. Naruto secara terus terang menyatakan hal keterlaluan dan tak terpikirkan seperti itu.

“Akibat perang terakhir kemarin, Nenek Tsunade berada di ambang kematian. Bagaimana caranya, maksudku ada beberapa jenis pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan secara maksimal.” ucap Naruto.

“Begitukah?” sahut Kakashi.

“Kurasa jika ia pergi tanpa tujuan di siang hari, dia mungkin minum sake... di tempat perjudian mencoba untuk memulai perkelahian. Ini adalah perang untuk dirinya sendiri di usia senjanya, tidakkah kau menyadarinya?” ucap Naruto sambil tertawa.

“Hey, kenapa kau harus membicarakan hal itu dengan antusias?” Hal ini bukanlah suatu bahan candaan bagi Kakashi. Setelah mengatakan hal tersebut, dari belakang Naruto muncul sebuah aura gelap haus darah yang tak biasa.

“Yah, Nenek Tsunade memang memiliki penampilan yang masih muda, tetapi ini dapat dimengerti bahwa ia secara bertahap akan menuju usia tua dan pensiun dalam waktu dekat, yah untuk bersenang-senang.” tambah Naruto.

“Eh... Err, seperti itu kah?” imbuh Kakashi.

Rasa haus darah tersebut semakin meningkat. Kakashi menjadi bingung.

“Tsu... Tsunade-sama, Aku rasa Ia masih mudah. Yeah. Kurasa begitu.” Kakashi gugup.

“Pada tingkat apa? Walaupun dari jauh, kau tidak tahu atau tidak perduli akan hal itu, tapi jika kau lihat lebih dekat, wajahnya itu dipenuhi oleh kerutan.” imbuh Naruto lagi.

“Whaa!” dalam pikiran Kakashi. “Jaga ucapanmu dan hentikan itu!”

Berbicara tentang suara yang berlebihan... Naruto bahkan seharusnya tidak perlu untuk berbicara tentang itu. Rasa haus darah itu semakin menjadi bertambah buruk.

“Mengapa kau terlihat begitu kebingungan, Kakashi-sensei?” tanya Naruto.

Sepasang mata yang mencolok bersinar dari belakang Naruto. Hanya Naruto yang tidak menyadarinya.

“Aku tidak dapat berbicara keras-keras. Belakangan ini, ia menjadi sangat pemarah. Kelupaannya juga sangat menyeramkan.” ucap Naruto lagi.

Dalam pikiran Kakashi “Matilah anak ini.”

Ketika Kakashi menutup matanya, Ia tidak melihat tinju Tsunade mendarat di kepala Naruto. Bam!! Suaranya bukan main, entah Kakashi ingin atau tidak, ia pasti mendengarnya.

“Siapa yang sangat pelupa?” kemarahan Tsunade menggema. “Aku menjadi pemarah, itu semua karena kau yang membuatku begitu!”

Ketika Kakashi membuka matanya, Ia melihat ada benjolan besar di kepala Naruto sambil tersungkur di tanah.

--- Novel Kakashi Hiden Chapter 01 by R A P ---

“Kakashi!” ucap Tsunade.

“Y...Ya!” jawabnya. Karena mata Tsunade yang bersinar menatap mereka, suara Kakashi menjadi terputus-putus. “A-Aku rasa Tsunade-sama masih cukup muda...”

“Kau masih belum memutuskan tanggal pelantikanmu?” ucap Tsunade.

Hening...

“Keraguan itu, aku mengerti betul.” ekspresi Tsunade melunak. “Karena aku juga pernah merasakannya.”

“Ya...” jawab Kakashi.

“Untuk menjadi seorang Hokage, Kau tidak dapat hidup seperti yang kau inginkan sebelumnya.” Tsunade menganggukkan dagunya ke arah Naruto yang sedang tersungkur di tanah. “Juga cepat atau lambat untuk si idiot ini, tidak akan bisa seenaknya sendiri.”

Kakashi terdiam mendengarkan Tsunade berbicara.

“Rokudaime Hokage bukanlah orang lain, tetapi hanya kau seorang.” ucap Tsunade. Naruto memang telah menjadi kuat, tapi seperti yang kau lihat, ia masih belum memiliki kaliber seorang Hokage. Selain itu, pada konferensi Lima Kage, bukankah sudah diputuskan bahwa kau akan menjadi Hokage?”

“Karena pada waktu itu, aku masih memiliki Sharingan” ucap Kakashi.

Hening...

“Semenjak kehilangan Sharingan, aku juga tidak dapat menggunakan Raikiri....” ucap Kakashi menambahkan. “Untuk Raikiri, itu karena aku memiliki penglihatan kinetik dari Sharingan. Itulah kenapa aku dapat menyelesaikan jutsu tersebut. Jika aku menjadi Hokage dengan keadaanku yang sekarang, bagaimana mungkin aku bisa melindungi Konoha? Itulah yang aku pikirkan.”

“Kakashi...” ucap Tsunade.

“Maafkan aku Tsunade-sama... tentang diskusi ini. Tolong tunggu hingga misi kali ini selesai.” dalam pikiran Kakashi.”Kau akan menjadi Rokudaime Hokage, Kakashi....” ia terbesit perkataan Obito dahulu. Setelah itu, ia diberikan Sharingan sebagai hadiah. “Buat apa aku ragu? Sejak awal Sharingan hanya dipinjamkan padaku untuk waktu yang terbatas, kan? Ahh... mungkin, aku terlau banyak bergantung pada Sharingan.” batinnya.

“Ia adalah pelindung Tobishachimaru ‘kan?” Tsunade mengganti topik pembicaraan. “Apakah orangnya cukup?”

“Mungkin di saat terakhir, baru dapat personil yang cukup. Tahun ini, sejak mereka bertugas di Houzukijyou, Tim Guy dan Tim 10 Shikamaru terus berada di sana.” jawab Kakashi.

“Houzukijyou... tapi mereka harus cepat memutuskan siapa raja Kaisar untuk kastil itu.” imbuh Tsunade.

“Untuk mencari seorang master seperti Mui, mereka mungkin tidak akan banyak menemukan seseorang sepertinya.” tambah Kakashi.

Beberapa tahun sebelumnya, dengan strategi gabungan antara Konohagakure dan Kumogakure, Houzukijyou ditumpas. Sebelum kastilnya dipulihkan dan para tahanan dikendalikan dengan jutsu yang disebut Tenrou no Hijutsu (Jutsu Rahasia Penjara Langit) oleh Kaisar kastil, Mui. Di tengah menjalankan strateginya, Mui kehilangan nyawanya. Semenjak itu, Konoha, Suna, Kumo, Iwa dan Kiri, saling bergantian untuk menjadi penjaga penjara.

“Untuk Naruto, semenjak ia perlu menjaga desa, kali ini para Jounin akan menemaniku dalam misi. Yah, karena kita hanya menjadi penjaga upacara, seharusnya tidak ada masalah. Bahkan jika kapalnya terbang, itu masih tugas kita.” jelas Kakashi.

“Hal ini mengingatkanku, bukannya Guy berkata bahwa ia ingin melakukan misi ini? Dengan kakinya yang seperti itu, iya tidak seharusnya berkata demikian.” kata Tsunade.

“Seperti biasanya, ia hanya ingin melihat kapal terbang.” ucap Kakashi. “Jika ini Guy, ia mungkin akan pergi ke Nami no Kuni (Negeri Ombak) dengan kursi rodanya.”

“Kapal terbang... Cerita yang luar biasa, bukan? Saat ini, kelihatannya keberadaaan Tobishachimaru adalah rahasia untuk negara lain, bagaimanapun...” ucap Tsunade.

“Ehh, ini akan segera diketahui secara luas. Jika informasi tentangnya bocor, hal ini akan segera diminta oleh tiap desa dari tiap negara. Mereka akan mencoba untuk mencuri teknologi Tobishachimaru dari Nami no Kuni.” tambah Kakashi.

Sejenak, dalam benak Kakashi, ia mengumpulkan semua pemikirannya. Mengenai izin dari langit dan bagaimana sesama shinobi menipu satu sama lain, pembunuhan bersama mungkin akan dimulai, atas hak ke langit.

--- Bersambung ke Novel Kakashi Hiden Chapter 02 ---