Tuesday 2 June 2015

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 Part 5

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 Part 5

--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: OrganicDinosaur ---
--- Indonesian Translation: Tachi No Hanabi (Hanabi #DNI)

~ Sakura Hiden: Thoughts of Love, Riding Upon a Spring Breeze

--- H S M ---

Keesokan harinya setelah berbicara dengan Naruto, Sakura menemui Tsunade karena dia ingin berkonsultasi.

Siang hari ini keduanya sedang duduk dengan posisi saling menghadap satu sama lain, disebuah meja di 'tempat makan'.

Tsunade sudah tahu mengenai Sasuke yang terlihat di berbagai tempat akhir-akhir ini, beberapa waktu telah berlalu sejak dia pensiun dari jabatan Hokage. Tetapi ada kalanya Kakashi mencari bawahannya untuk meminta nasehat tentang masalah-masalah penting.

"Tidak mungkin kalau mereka melihat Sasuke-kun yang asli, namun Gaara-kun berkata jika dia memiliki chakra yang sama seperti milik Sasuke-kun. Rahasia macam apa ini? Sebuah penjelasan yang tepat belum kunjung singgah di pikiranku."

Ketika Sakura berbicara, Tsunade melipat tangannya, meresponnya dengan "Uh huh" .

"Tidak hanya ciri-cirinya, tetapi bahkan metode mengcopy chakranya juga. Eh?"

"Memang benar jika ada shinobi di dalam ANBU yang menggunakan jutsu semacam ini. Tetapi sekarang ini dia sedang menjalankan misi. Nampaknya mereka tidak akan ada kaitannya dengan insiden yang terjadi baru-baru ini. ―― Tidakkah ada solusi yang datang kepikiranmu guru?"

Bahkan Henge no Jutsu sekalipun tidak bisa mengcopy chakra secara utuh. Mengenai Shouten no Jutsu kalau penggunanya tak terhubung langsung dengan Sasuke dia tidak bisa menghasilkan tubuh yang sama persis.

"Ini benar-benar sulit. Iya kan?"

Tsunade berbicara setelah diam beberapa waktu.

"Selain dari metode yang baru saja kau bicarakan, belum ada lagi yang terpikirkan olehku. Ya, aku tidak berpikir kalau masih ada Zetsu Putih yang selamat."

"Aku juga tidak berpikir jika salah satu masalahnya seperti itu."

Keheningan menyelimuti meja itu.

Segera Tsunade membasahi bibirnya dengan sake dan melanjutkan bicaranya.

"Seperti yang ku pikirkan, nampaknya ini lebih mirip dengan Shouten no Jutsu."

"Tapi jika itu masalahnya kemudian penggunanya terhubung dengan Sasuke-kun........"

"Itu karena chakranya telah disalurkan melalui tempat yang lain. Akan tetapi kalau entah bagaimana penggunanya menyerap chakra Sasuke tanpa diketahui olehnya.. Dan jika kita mengasumsikan apabila chakranya telah diberikan ke suatu ‘wadah’ yang lain tanpa sepengetahuan Sasuke.. Ini bisa membuat situasi jadi tak terkendali karena peniru itu."

"Tanpa diketahui oleh Sasuke-kun..."

"Benar! Namun ini juga kelihatannya kurang masuk akal."

Tsunade segera berbicara lagi.

"Untuk orang sekuat Sasuke bagaimana bisa chakranya diserap tanpa sepengetahuannya? Mulanya sangat sulit untuk dipikirkan, situasi semacam apa yang akan terjadi."

"Tentunya tidak seperti itu.."

Sakura sedikit mengangguk, akan tetapi dia kemudian berpikir, akan sangat berguna jika dia menyelidiki lebih jauh pandangan Tsunade saat ini.

Ini akan menjadi masalah penting jika laki-laki itu mempunyai keistimewaan yang sama. Henge no Jutsu sendiri bukanlah teknik istimewa yang mempunyai level sangat tinggi.

Masalahnya adalah.. Bagaimana dia juga bisa memiliki chakra yang sama. Dan kemudian, tentang perkataan Tsunade yang menyatakan soal musuh yang bisa menyerap chakra; chakra itu bisa ditransfer ke orang lain.

Transmisi.. Substitusi.. Migrasi. Adalah hal-hal yang mungkin saja terjadi pada sesuatu seperti chakra.

Walaupun Sasuke tidak tahu tentang itu ―― Chakra Sasuke telah di transfer.

Metode jenis apa yang digunakan? Sakura mencoba menelusurinya secara pelan dalam pikirannya yang buntu. Dia kelihatannya sudah mulai menemukan titik terang.

"Jadi orang itu sendiri tidak akan tahu ya?"

Sakura bergumam, pandangannya mengarah kebawah, dia sedang berpikir dengan penuh konsentrasi. Rambutnya menggantung di sekeliling sudut wajahnya. Ketika rambut-rambut itu perlahan menyentuh bagian telinga belakangnya.. Sesuatu secara tiba-tiba terjadi.

"Rambut..."

"Apa?"

Tsunade terlihat ragu-ragu.

--- H S M ---

Kemudian Sakura berbicara.

"Nona Tsunade, ini hanyalah contoh. Tapi bagaimana tentang hal-hal seperti rambut dan kulit? Apakah kau pikir akan mungkin jika mengekstrak chakra seseorang dari benda tadi?"

"Rambut ya? Ya! Ku pikir itu bukanlah hal yang tidak mungkin juga. Tetapi itu jarang sekali terjadi."

Kata Tsunade.

"Intinya adalah penyusun dari substansi yang terdapat di dalam tubuh individu, dan hal itu mengandung informasi tentunya. Jadi secara teori itu mungkin saja. Artinya semuanya tidak terbatas hanya dari rambut. Darah dan keringatpun juga masuk akal. Tergantung dari keadaan keawetannya, saat rambut dan kulit dari tubuh seseorang, berapa lama waktu yang telah berlalu? Tapi aku pikir ada banyak tuntutan untuk menjelaskannya. Baiklah.. Untuk saat ini. Sakura, ini juga...."

"Aku hanya kepikiran, aku sendiri tidak optimis soal itu. Tetapi jika Sasuke-kun bahkan tak mengetahuinya.. Aku memikirkan cara macam apa yang digunakan untuk memanfaatkan chakra Sasuke-kun."

"Dengan memperoleh rambut dan kuku sasuke.. Lalu menggunakan chakranya..."

Tsunade sedikit melamun, namun kemudian berkata.

"Itu mungkin bukan petunjuk yang buruk. Secara teknis, sebenarnya itu sangat sulit dilakukan. Tetapi diantara semua metode yang telah dianalisis sejauh ini, nampaknya itu yang paling mendekati dan juga adalah jawaban terbaik saat ini."

"Tetapi misalnya.. Bagaimana kalau chakra Sasuke dibuat melalui metode yang seperti itu? Dan diberikan kepada seseorang yang menjadi sejenis 'wadah' nya?

"Aku tidak mempertimbangkannya dari segi itu. Jika 'wadah'nya diberikan melalui operasi. Kemungkinannya adalah dengan memakai kapsul sebagai bentuk obatnya."

Ada banyak ide yang harus lebih dipilah dan disederhanakan lagi. Namun dia masih mampu untuk memulai memikirkannya.

"Guru! Terima kasih. Sisanya akan aku pikirkan sendiri. "

Sakura berterima kasih kepada Tsunade, Tsunade mengangguk.

"Lakukan yang terbaik Sakura, baiklah! Aku mungkin dapat menjadi teman bicaramu dan temanmu untuk berdiskusi. Tapi aku hanyalah seseorang yang sudah pensiun, aku akan menyerahkan sisanya padamu."

"Tinggalkan sisanya pada kami guru!"

Sakura mengangguk dengan penuh keyakinan.

'Lakukan sesuatu sendiri, dengan mengandalkan dirimu. Nampaknya Sasuke-kun juga akan mengatakan yang seperti itu.'

(-- Page Break // Scan berpindah --)

Tsunade meneruskan minumnya untuk beberapa waktu lebih lama. Kemudian dia berpisah dengan Sakura di 'tempat makan' tersebut.

Di rumah sakit Konoha, ada literatur yang bisa digunakan sebagai bahan referensi. Dia mulai berjalan, pergi kesana untuk mencarinya. Kemudian terdengar sebuah suara memanggilnya 'Sakura'.

Menoleh, dia melihat Sai berjalan menghampirinya.

"Sai.."

--- H S M ---

"Kau sudah makan?"

"Yap, dengan Guru! Setelah itu aku pikir aku akan pergi ke rumah sakit untuk menyelidiki sesuatu."

"Aku mengerti."

Sai memiliki urusan di kantor Hokage. Sakura mulai berjalan, begitupun dengan Sai.

Mengingat cerita yang dia dengar dari Kakashi, Sakura angkat bicara:

"Aku mendengar insiden tentang penyerangan Tuan Daimyo. Kau sedang menyelidikinya bukan?"

"Kau mendengarnya dari guru Kakashi ya?" ucap Sai.

"Ya! Dia menginformasikan itu pada kami kemarin, ketika aku dan Ino berada di kantor Hokage."

"Aku mengerti. Jadi karena itu kalian.. Maka guru menginformasikan hal itu juga ya? Eh?"

Sai tampak meresponnya dalam gumaman.

Dia ingin mencoba bertanya apakah penyelidikan itu menghasilkan perkembangan, tapi Sakura menahan diri untuk melakukannya. Dia berpikir jika keadaannya akan menjadi sulit, sepertinya dia tidak ingin bertanya sesuatu yang akan merepotkan. Kapanpun Sai butuh bantuan atau nasehat, Sai barangkali akan mengatakannya pada dirinya sendiri.

"Ngomong-ngomong, apa kau mendengar berita tentang Sasuke?"

Sai memelankan suaranya ketika dia bertanya.

Sakura mengangguk.

"Sebetulnya Ino dan aku sudah mendengarnya lebih dahulu sebelum Sai mengetahui adanya insiden ini. Ketika kami melakukan perjalanan untuk urusan pekerjaan kami ke Sunagakure, Gaara-kun menginformasikan hal ini pada kami."

Sakura kemudian berbicara mengenai peristiwa itu.

"Kau berkata jika bahkan pelakunya mempunyai chakra yang mirip dengan Sasuke?"

Sai tercengang-cengang.

"Yap! Gaara-kun berkata, kira-kira memang Sasuke-kun yang asli yang dilihatnya."

"Informanku yang menyampaikan insiden tentang Sasuke ini bahkan tak berbicara padaku mengenai chakranya."

Ekspresi wajah Sai menjadi buruk.

"Tapi beberapa waktu lalu aku berbicara dengan Nona Tsunade, aku jadi memikirkan sesuatu. Chakra bisa ditransfer, mungkin saja chakra Sasuke jadi disalahgunakan tanpa sepengetahuan Sasuke. Saat ini itu bisa menjadi masalah kan?"

"Bahkan tanpa sepengetahuannya...."

Sakura mencoba mengatakan pada Sai tentang dugaan sementara yang dia temukan saat berbicara dengan Tsunade beberapa waktu lalu.

"Rambut atau kulit? Eh?"

Sai bergumam dan kemudian dia berhenti berjalan.

"Ada apa?"

Sakura menoleh dan menatap Sai.

Ekspresi wajah Sai menjadi suram, dia meletakkan tangannya di dagu.

"Hey...." Ketika Sakura mencoba melanjutkannya, Sai kemudian berucap.

"Sakura? Bisakah kau ikut denganku ke Kantor Hokage?"

--- Chapter 04 Complete! Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 05 ---


Kembai Ke Daftar Isi
Kik



Sumber DNI

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 Part 4

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 04 Part 4

--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- English Translation: OrganicDinosaur ---
--- Indonesian Translation: Tachi No Hanabi (Hanabi #DNI)

--- H S M ---

Aku akan membuktikan jika Sasuke yang mereka lihat itu hanyalah Sasuke gadungan ――

Sejak dia mengatakan hal tersebut di kantor Hokage, dia mengatur ulang pikirannya saat kembali kerumahnya. Namun, tak ada satu ide pun yang singgah di benaknya.

'Bagaimana aku bisa membuktikan jika orang itu hanyalah Sasuke gadungan? Selain itu.. Akankah Sasuke kembali ke desa?' Hal itulah yang sedang dipikirkan oleh Sakura.

―― Cepatlah kembali.. Sasuke-kun.

―― Dia mengatakan sesuatu seperti, 'Diriku yang asli tidak mungkin melakukan hal semacam itu.' Aku merasa tidak tenang dan rentan, karena itulah aku jadi tidak bisa berpikir dengan baik. Aku ingin menemui Sasuke-kun. Semua itu dapat aku uraikan satu persatu, lebih dan lebih lagi.. Seolah pendoa ajaran Budha.

―― Itu tidak berguna! Ya, tidak berguna jika seperti itu.

Sakura meninggalkan rumahnya.

Dia berpikir jika menggerakkan sedikit tubuhnya akan membuat suasana hatinya lebih segar.

Dia mulai berjalan tanpa memutuskan kemana dia akan pergi, melangkah tanpa sebuah tujuan yang pasti, tapi kemudian dia melihat jika dia berjalan mendekati Akademi.

Barangkali itu adalah keputusan yang sebenarnya disadari olehnya, ingin menjauh dari kebisingan jalanan yang padat.

Karena ini masih awal siang, dia tidak bisa mendengarkan suara anak-anak.

Dia mencoba mengamati mereka dengan sedikit melewati pagar.

Berbalik arah ke halaman sekolah, dia melihat anak-anak yang umurnya kira-kira 10 tahun. Mereka bertarung berpasang-pasangan. Kemudian dia melihat guru yang bergabung dalam latihan itu. 'Ah!’ Dia berpikir. 'Itu Naruto ya?!'

"Hey, perhatikan!! Ini bukan hanya soal jumlah gerakan! Kendalikan tubuhmu dan pikirkan serangan berikutnya dengan tepat-ttebayo!"

Setelah perang besar dunia ninja, dia mendengar bahwa Naruto adalah instruktur spesial di Akademi. Seperti yang dia lihat, terlihat seakan Naruto melakukan tugasnya dengan baik.

"Oi! Kalau pertarungannya sudah selesai buatlah segel perdamaian dengan benar. Sebelum kalian, ada murid kuat dan lemah yang mengakhiri latihan bertarung mereka seperti ini karena ini adalah aturan ninja."

Naruto akan menjitak keras kepala murid yang tidak patuh pada aturannya.

―― Kau juga melakukan ini dulu, dulu sekali.

Dengan berkata hal itu di dalam pikirannya, Sakura tertawa kecil.

Seperti biasa, di akhir pelajaran Naruto membariskan muridnya berderet-deret untuk mengucapkan terima kasih satu sama lain.

Ketika Naruto mengangkat wajahnya, dia melihat Sakura. 'Ohh' dia meninggikan suaranya.

"Sakura-chan."

Sakura sedikit melambaikan tangannya.

"Tolong, kalian tunggu sebentar ya!"

Ketika Naruto meninggalkan pesan itu kepada murid-muridnya, dia segera datang menghampiri Sakura.

"Kenapa kau ada disini? Bukannya hari ini kau sedang istirahat?"

Ketika Naruto bertanya demikian, Sakura merespon.

"Ya! Tentunya seperti itu."

Dia mengatakannya dengan ambigu.

"Sebagai seorang guru, kau mengerjakan pekerjaanmu dengan sangat baik. Iya kan?" kata Sakura.

"Kau pikir begitu?"

Naruto meledak dalam tawa, mengusap hidung bawahnya dengan jari. Dia kemudian menepuk kedua tangannya secara bersamaan. 'Ah! Benar.'

"Karena kau sudah berada disini Sakura-chan, kau juga harus mengajari mereka tentang partner bertarung."

"Eh??! Tidak apa-apa. Aku...."

"Ini akan baik-baik saja kok. Ayolah.. Sedikit saja ajari mereka tentang keahlianmu yang luar biasa sebagai seorang Kunoichi (ninja wanita) dengan kekuatan supermu itu-ttebayo. "

"Erm.. Setiap waktu kau selalu menambahinya dengan 'kekuatan super'... "

--- H S M ---

"Oi..!! Hari ini ada guru tamu hebat yang datang untuk kalian anak-anak!"

Tanpa mendengarkan keberatan dari Sakura, Naruto mengatakannya dengan keras kepada anak-anak itu. 'Dia adalah Kunoichi dengan kekuatan super, Sakura Haruno-sensei-dattebayo.'

"Kau bahkan mengatakannya dua kali. Eh?"

Tak lama, setelah Sakura menjawabnya anak-anak itu kemudian menggabungkan suaranya.

"Kami menantikan itu, guru berkekuatan super."

"Hei.. Itu karena kau mengatakan hal yang berlebihan."

Meskipun Sakura membuang nafasnya dengan kasar melalui hidungnya pada Naruto, Naruto tidak meresponnya.

"Hei.. Cepatlah!" Dia kembali pada anak-anak itu.

―― Astaga! Orang ini.

Tapi karena segalanya menjadi seperti ini, Sakura tak punya pilihan lagi, selain mengajari mereka sebentar. Sambil menggoyang-goyangkan kepalanya, dia melangkah kearah halaman sekolah.

Dia sekarang bergabung dengan anak-anak itu, melatih mereka sebagai partner bertarung. Tak diduga, sekarang suasana hatinya sudah jernih kembali.

Singkatnya, tingkat keahlian anak-anak berbeda-beda. Sehingga ketika dia mengajar, dia harus mengubah metodenya berdasarkan partner berlatihnya. Yang mengherankan, ada murid yang belajar dengan cepat, tetapi ada juga murid yang tidak melakukannya dengan baik biarpun berkali-kali diajari. Ini tergantung pada individu masing-masing anak.

Ketika dia memperlihatkan pada mereka contoh pola-pola gerakan, sakura berpikir tentang kata-kata yang akan digunakan untuk mengajari murid-murid. Sakura menyesuaikan cara mengajarnya pada masing-masing individu yang diajarinya. Dengan menanamkan kedua aspek, tubuh dan pikiran dalam tindakannya. Dia menyadari sesuatu: Endapan yang terkumpul di dalam hati dan pikirannya sejak beberapa hari lalu telah hanyut.

Ada sebuah bunyi yang mengisyaratkan bahwa jam sekolah telah usai. Hingga tanda itu berbunyi, Sakura menjadi lupa diri.. terserap dan terbawa suasana pelatihan itu. Di akhir latihan mereka, Naruto memanggil murid-muridnya untuk berbaris.

"Semuanya.. Kalian sudah melakukan dan memberikan yang terbaik. ―― Baiklah! Untuk yang terakhir kalinya, karena hari ini yang mengajar adalah guru tamu, maka Sakura Haruno-sensei ingin menyampaikan kata-katanya. Dengarkan secara baik-baik."

"Haa?!"

Karena Naruto secara mendadak membuat Sakura dalam kesulitan, Sakura menjadi bingung dan terkejut.

"Tu-tunggu dulu! Apa yang kau lakukan?"

"Ini bukan masalah besar kan? Semuanya akan baik-baik saja. Sebagai seorang alumni. Katakan sepatah kata pada juniormu."

"Kau berkata jika 'ini bukan masalah besar' 'Semuanya baik-baik saja'. Hal semacam itu tiba-tiba menghampiri pikirannya ―― "

"Sakura-sensei, tolong katakan sesuatu dengan singkat."

Seorang murid berkata, ketika kemudian murid-murid lain yang berada disekitarnya meledak dalam tawa. Tidak peduli zaman apakah itu, selalu ada seorang murid di kelas yang akan mulai berbicara pada yang lainnya. Mereka akan terbawa emosi dan rasa antusiasnya dengan mudah.

―― Naruto sialan!

Sambil memberikan lirikan setengah geram kepada Naruto, Sakura kalut dengan kata-kata yang akan diucapkannya.

"Ummm.. Apa yang harus aku lakukan? Meskipun aku tidak mengantisipasi situasi seperti ini, baiklah! Ini sungguh cukup singkat."

Ketika memandang lurus mata anak-anak itu, Sakura kemudian berbicara pada mereka.

Karena dia bisa berlatih dengan semua murid hari ini, ini sungguh menyenangkan. Karena bertarung secara berpasangan (dalam latihan) akan menjadi dasar pada pertempuran shinobi. Mereka harus mengulang-ulang praktek itu tanpa mengabaikan latihan.

Kemudian dia menyimpulkan kalimat penutupnya seperti:

"―― Diantara kalian semua, mungkin sudah ada anak yang mengetahuinya, sebagai ninja medis aku mendirikan 'klinik perawatan kesehatan mental anak-anak' . Ini ditujukan untuk anak-anak yang mengalami luka karena penderitaan dalam pikiran mereka. Itu adalah suatu tempat dimana kita akan menjadi lebih dekat agar kita dapat menyembuhkan luka itu bersama-sama. Pikiran adalah sesuatu yang memang rumit. Iya kan? Meskipun itu wajar saja jika kita tidak memahami pikiran orang lain. Kadang-kadang kau mungkin tak paham apa yang terjadi di dalam pikiranmu sendiri. Walaupun tubuhmu akan menjadi lebih kuat dengan melakukan hal seperti latihan dan bertarung secara berpasangan, kau akan bertanya-tanya tentang bagaimana pikiranmu akan menjadi lebih kuat. Benar? Dari sini untuk kedepannya, bahkan jika tubuhmu itu kuat, aku rasa aku menginginkan jika kalian semua menjadi ninja yang memiliki hati yang kuat juga. Untuk melakukannya.. Setiap orang akan membuat kesalahan dan akan mengalami banyak perasaan malu. Dan kemudian yang terakhir, ini akan terjadi.. tolong jatuh cintalah kepada seseorang dengan benar. Ketika itu terjadi kalian pasti akan ―― "

--- H S M ---

Latar berubah. Naruto berkata "Hey" ketika dia mengulurkan sekaleng jus kepada Sakura. Ketika Sakura menerimanya, dia mengatakan "terima kasih". Saat pelajarannya telah berakhir, keduanya pergi ke taman umum di dekat akademi.

Keduanya duduk bersebalahan dibangku taman, meminum jus.

"Terima kasih Sakura-chan. Untuk bantuannya pada pelajaran tadi."

"Tidak masalah, itu sungguh menyenangkan untukku. Ini adalah aktivitas berbeda dari apa yang sudah pernah aku lakukan sebelumnya."

"Aku senang jika kau bisa menikmatinya."

"Tapi Naruto, aku benar-benar tercengang. Kau memiliki kualitas yang baik untuk menjadi seorang guru."

"Hehehhehe.. Mengenai aku - tteba , itu karena aku dulu adalah seorang murid yang tidak bisa mengikuti sekolah dengan baik. Aku bisa memahami perasaan mereka yang tidak bisa melakukannya dengan baik juga-dattebayou."

"Aku mengerti."

"Ummm.. Bagaimana aku harus menguraikannya ya?! Sakura-chan tadi benar-benar hebat. Aku hanya kadang-kadang saja datang ke akademi untuk mengajar. Tetapi Sakura-chan bahkan memiliki cara yang lebih baik ketika berpartner dengan anak-anak kan?"

"Tidak juga.. Kalau aku.."

Sakura menggoyangkan kepalanya, dia baru saja mendapatkan sanjungan secara terang-terangan. Tapi dia hanya sedikit menjawab saat ini.

Setelah menyesap jusnya dan membuang semua perasaan khawatirnya, dia melanjutkan.

"Aku tak melakukannya dengan baik. Belum lama tadi aku mengatakan kepada anak-anak untuk menjadi ninja yang memiliki hati yang kuat. Aku memang mengatakan hal semacam itu, tapi.. Aku bahkan tidak bisa melakukan yang terbaik pada hal itu. Karena aku yang sekarang.. Adalah sesuatu yang...."

"Apa yang terjadi?"

Ketika Naruto berbicara, dia melempar kaleng jusnya yang sudah kosong kedalam tong sampah yang berlawan arah dengannya, terletak beberapa meter dari tempat itu. Dia menilai jika itu bukanlah sebuah keputusan yang tepat untuk mencoba memberitahu Naruto tentang semuanya. Dia menjadi gelisah.

"Sasuke-kun.."

"Sasuke?"

"Sasuke terlihat diberbagai tempat di seluruh dunia, tetapi ―― "

Dia bertanya-tanya apakah akan benar jika membicarakan masalah ini dengan Naruto. Untuk beberapa waktu dia ragu-ragu. Tetapi sakura akhirnya berbicara. Cepat atau lambat, Naruto barangkali akan mendengarnya. Itu akan menjadi masalah, jadi dia ingin memberitahunya tentang hal itu melalui mulutnya sendiri.

Sasuke yang mereka lihat sudah pasti adalah Sasuke gadungan. Tetapi dia tidak tahu bagaimana harus membuktikannya.

Naruto mendengarkan cerita Sakura tanpa menyelanya. Setelah itu, dia kemudian berbicara.

"Jadi.. Bagaimana hal semacam itu bisa terjadi ya?"

Naruto menjawabnya dengan nada ringan, tanpa sedikitpun keseriusan. Sakura mendapat kesan jika dia sedang menghindari sedikit pertanyaan.

"Kau berkata 'Jadi bagaimana itu' tidakkah kau tercengang?"

"Untuk apa? Bukannya Sasuke yang mereka lihat itu hanya Sasuke gadungan kan?"

"Itu tampaknya benar. Tapi..."

Sakura sedikit kecewa dengan reaksi Naruto yang menanggapinya dengan enteng. Dia pikir Naruto akan tercengang atau marah. Setidaknya menunjukkan emosi yang lebih kuat.

"Aku mengatakannya karena itu hanyalah peniru, kita tidak perlu khawatir. Bahkan ku rasa Sakura-chan juga jangan terlalu merenunginya secara berlebihan."

"Tapi siapakah dia? Apa tujuan mereka, selain itu apa tujuan mereka membuat seorang 'peniru'? Kita masih belum tau kan?"

"Aku berkata jika itu akan baik-baik saja."

Sebagaimana yang Naruto katakan, dia kemudian tertawa.

"Haaa." keluh Sakura.

"Entah bagaimana, ketika aku berbicara denganmu. Hal yang selalu aku khawatirkan kemudian menjadi hal yang menggelikan, bahkan jika itu tentang Sasuke-kun. Dan tentang bagaimana kami belum mendapatkan responnya sama sekali mengenai pesan kami."

"Yeah! Itu...! Itu....!"

Naruto tiba-tiba berbicara dengan suara yang keras.

"Ada apa dengan ini? Begitu tiba-tiba?"

"Itu karena Sasuke tidak merespon, itu sebabnya aku juga tidak khawatir-ttebayo!"

"Aku tidak mengerti kau sama sekali."

"Itulah kenapa~"

'Bagaimana aku harus mengatakannya?' Ketika Naruto menggaruk kepalanya, dia kemudian melanjutkan.

"Bahkan jika itu adalah seorang peniru yang berkeliaran, menyamar menjadi dia. Dia tidak akan kembali ke desa sama sekali. Karena dia berpikir jika itu bukan urusan yang besar."

"Sasuke-kun...."

Sakura bergumam, jadi dia tidak berpikir kalau ini adalah urusan yang besar.

"Jika aku adalah dia, dia akan berkata sesuatu seperti ini - * jangan panggil aku kembali ke desa untuk hal tidak penting semacam ini. Lakukan sesuatu tentang ini sendiri. *'

Naruto mengatakan itu sambil dia menggabungkan, meniru-niru Sasuke.

Sakura tidak sengaja tertawa lepas. Dan kemudian terlihat seolah kabut di dalam dirinya sudah pudar. Hanya yang seperti Naruto katakan tentang itu.

'Aku bertanya-tanya apa aku khawatir tentang' pikirnya. Dia kemudian dengan sepenuhnya merubah pikiran lamanya. Punggungnya menegak saat dia memahaminya.

"Aku mengerti. Itu kelihatannya benar."

Jadi itu artinya Sasuke tidak akan kembali ke desa. Itu artinya Sasuke sendiri tidak menanggapi insiden yang terjadi akhir-akhir ini dengan serius ―― itu kelihatan sederhana bagi Naruto dan dia dengan jelas memandang hal itu. Tapi tentang Sakura, kata-kata Naruto itu telah menyelamatkannya lebih dari apapun saat ini.

Dia terlihat mengekspresikan senyuman dengan lebih alami.

"Yang terbaik itu ketika Sakura-chan sedang tersenyum-dattebayo!"

Ketika naruto mengatakan itu, Sakura tersenyum sambil memperlihatkan giginya.

Sakura mengambil nafas dalam-dalam, karena dia merasakan jika 'atmosfirnya' telah menjadi segar. Tampak seolah-olah bahwa suasana hatinya telah berubah.

"Terima kasih.. Naruto."

Ketika berbicara demikian, Sakura berdiri dari bangku.

"Berbicara denganmu membuatku terhibur."

Naruto tersenyum kecil dengan suara 'Nishishi'

"Namun tentang Sasuke-tteba.. Dia benar-benar orang yang merepotkan bukan? Karena dia hanya membuat Sakura-chan kesusahan karenanya."

Itu kelihatan aneh kalau Naruto bertingkah merendahkan begitu. Sakura kembali meledak dalam tawa.

--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 04 Part 5 ---

Kembai Ke Daftar Isi
Kik



Sumber DNI