Sunday, 17 May 2015

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 02 Part 2

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 02 Part 2

--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---

--- Sakura Hiden - Chapter 02 Part 2 by H S M ---

Sudah kuduga, aku akan mendapatkan kesempatan seperti ini.

Tidak, ini bukan kesempatan yang akan terjadi, Sakura menarik kembali pikirannya, mungkin ini adalah reuni mereka yang pasti terjadi.

Sasuke sudah berada di sana ketika dia tiba di Sunagakure.

Sasuke menunggu Sakura di pintu masuk desa, dia memakai sorban dan mantel.

"Sasuke-kun!"

Sakura menghampirinya, saat ini Ino tidak ada. Untuk sesaat Sakura merasa khawatir, tapi sejak dia bertemu dengan Sasuke, dia merasa senang dan dia langsung melupakan kekhawatirannya.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Yup! Dan bagaimana denganmu, Sasuke-kun? Bagaimana kondisi tanganmu?"

"Jangan khawatir, aku sudah terbiasa berkat kau, ini tumbuh dan bergerak dengan baik."

Sasuke berbicara sambil menggerakan lengan buatannya yang terbuat dari sel Hashirama.

"Jika ada yang aneh ditanganmu segera katakan saja padaku, aku akan langsung memeriksanya."

"Aah.. terimakasih."

Setelah Sasuke menjawab itu, "Pon" Sasuke menepuk dengan lembut dahi Sakura. Dengan sendirinya, Sakura sudah sangat senang dia hampir saja berhenti bernafas. Lalu dia berfikir lagi: 'aku penasaran dimana Ino sekarang. Padahal aku sudah menunggunya bersama Sasuke."

"Sakura, kau terlihat bekerja keras ya? kenapa kau tidak melakukan sesuatu yang berbeda untuk perawatan mental anak-anak?"

"Sasuke-kun, kau tau banyak tentang itu ya?"

"Aah itu karena aku setim denganmu. Ketika aku tidak berada di desa, aku khawatir tentangmu, apa yang kau lakukan. Tidak juga...

Lalu sasuke melanjutkan setelah berhenti sebentar

...Aku mengkhawatirkanmu, itu bukan hanya kita setim, tapi karena ada hal lain, ada sebuah alasan pada kerisauanku."

"Eh....?"

Sakura memandang wajah sasuke, mereka saling bertatapan, lalu mereka terlihat mengunci matanya satu sama lain.

"Sakura."

Sasuke berbicara lagi..

Tiba-tiba, perasaan sakura menjadi tenang.

___ Aku bukan seorang anak kecil lagi, aku tidak akan terbawa suasana lagi, aku sudah menunggu untuk momen seperti ini.

"Sakura."

"Sasuke-kun."

Pada saat itu, Sakura merasakan angin yang sepai-sepoi menerpa pipinya.

Ini aneh, tiba-tiba angin berhembus sekarang, jika angin berhembus maka seharusnya semua pasir yang berada didekatnya akan bergerumuh. Tetapi semua pasir itu tidak bergerumuh, dengan begitu Sakura bisa merasakan anginnya.

Dia langsung mengerti penyebab dari perasaan anehnya. Sakura mencoba mengembalikan kesadarannya dari mimpi dan kembali ke kenyataan.

Sasuke dan Sakura saling berhadapan di pintu masuk desa Sunagakure, tapi itu hanyalah sebuah mimpi. Kenyataannya, Sakura sedang tidur di dalam hutan (lokasi sebenarnya) sebelum desa Sunagakure, pada saat Sakura tertidur hembusan angin itu menerpa pipinya lagi.

Sakura sudah sabar menunggu kepastian diantara mimpi dan kenyataan.

Aku tidak ingin bangun, aku masih ingin tetap bersama Sasuke-kun, aku ingin mendengar apa yang Sasuke-kun katakan. Sasuke-kun..

--- H S M ---

Sakura membuka matanya, ini sudah malam dan Sakura masih berada di dalam hutan. Terimakasih bulan atas atas sinar yang kau pancarkan, tempat disekelilingnya, menjadi tidak gelap. Didekatnya, ada Ino sedang tidur, hari ini adalah hari ketiga sejak mereka meninggalkan Konohagakure. Namun, ketika sudah malam mereka berhenti karena mereka tidak ingin memaksakan diri.

Pada malam itu, mereka sudah masuk kedalam hutan, mereka bersantai dan menghabiskan bekalnya lalu memutuskan untuk beristirahat, jika mereka berada di medan perang, mereka akan tidur bergantian untuk berjaga-jaga. Tapi sekarang mereka hanya membuat tanda penghalang disekitar mereka untuk berjaga-jaga jika ada musuh. Selama perjalanan, untung saja tanda itu tidak bereaksi terhadap siapapun.

Pada intinya dia mengingatnyan, kenangan yang masih tersimpan dari mimpinya, dalam pikirannya dia masih memikirkan tentang mimpi itu.

Dia senang karena Sasuke sudah datang kedalam mimpinya. Namun, itu juga menyayat hatinya, ketika dia bangun. Dia sadar Sasuke itu tidak ada, itu yang paling menyayat hatinya.

Sakura menghela nafas.

--Kenapa aku bermimpi sesuatu seperi itu....

Pikir Sakura. 'Kupikir, sepertinya aku menjadi sedikit tidak sabar. Aku...

Dalam rute selama perjalanan, aku mendengar cerita dari Ino tentang Shikamaru dan Temari. Selain itu, aku juga mendengar cerita tentang Chouji dan Karui, lalu. Aku mendengar dari Ino sendiri: Ino berkata bahwa dia menyukai Sai. Berbagai macam benih cinta yang sedang tumbuh di sekitar Sakura.

Dia tau berpikir menambah seorang yang penuh dengan cinta lagi untuk berkompetisi tentang siapa yang hubungannya maju duluan itu akan sia-sia dan itu bukanlah sesuatu yang harus diperhatikan.

Namun demikian, disana menyerupai pemicu ketidaksabaran di dalam hati Sakura.

Walaupun begitu, aku berharap mimpi ini akan menjadi kenyataan.

Tiba-tiba Sakura memikirkan tentang kemungkinan itu.

Walaupun aku hanya bermimpi seperti itu mungkin akan menjadi kenyataan. Jika Sasuke menghampiri kita, ketika kita sudah sampai di desa Sunagakure besok, maka...

"Itu mungkin tidak akan terjadi, ya kan?..".

Gumam Sakura dan tersenyum kecil.

--- H S M ---

Keesokan harinya, sesuai rencana Sakura dan Ino telah tiba di Sunagakure.

Beberapa orang yang menyambutnya adalah manajemen eksekutif dari bagian medis desa Suna, seorang laki-laki tua yang tampan dan berkumis mulai bicara dengan mereka berdua.

"Terima kasih atas kerjasama kalian. Tapi, setelah kalian beristirahat sebentar, saya ingin segera mendiskusikan sesuatu dengan kalian, tidak apa-apa kan?"

"Lebih baik begitu, kami telah menantikan untuk bekerja sama dengan anda".

Jawab Sakura kepada laki-laki tersebut, lalu laki-laki yang berkumis itu mengantarkan mereka berdua menuju rumah sakit desa.

Mereka berdua melewati beberapa ruangan di dalam rumah sakit, mereka melihat salah satu ruangan yang sangat luas, itu adalah ruangan serbaguna. Setelah beristirahat, orang-orang mulai berkumpul kedalam ruangan itu. Mereka yang menghadiri pertemuan adalah orang-orang yang berkaitan dengan perawatan medis (fasilitas).

Sakura berada dekat didepan orang-orang yang hadir, kemudian Sakura mulai berbicara.

Dia sedang berbicara tentang "Klinik kesehatan mental anak-anak dari desa Konohagakure, isu-isu permasalahan pada saat pertama memperkenalannya, itu adalah efektifitas saat ini, dan juga seterusnya.

Walaupun dia sudah berpengalaman berbicara di depan banyak orang yang sangat ramai, Sakura masih belum bisa melakukannya, tetapi karena ada Ino, yang sesekali menambahkan diskusinya, itu menjadi berjalan dengan mulus.

Setelah penjelasan dari Sakura, waktunya untuk bertukar ide dan pendapat masing-masing.

Dikarenakan disana ada perbedaan antara budaya dan sistem administrasi desa, mereka tidak bisa mengikuti penerapan yang sama dengan metode di konoha. Tapi jika mereka bisa menyesuaikannya, maka tingkat keberhasilan untuk Suna akan bertambah tinggi, manajemen eksekutif dan bagian medis berdiskusi untuk potensi perubahannya.

Semuanya telah selesai hampir 2 jam, termasuk ketika mereka rapat dan presentasi bertukar ide dan pendapat. Ketika para peserta yang hadir meninggalkan ruangan, kemudian laki-laki yang berkumis itu menghampiri Sakura dan ino. Dia adalah laki -laki yang sama yang telah mengantarkan mereka sebelumnya ke rumah sakit.

"Saya tau kalian masih lelah setelah presentasi, tapi kumohon bisakah kalian berkenan melakukan sesuatu untuk kami? maukah anda mengunjungi Tuan Kazekage? Tuan Kazekage dan Nona Temari sepertinya ingin berbicara dengan kalian."

"Baik, tentu saja kami mau."

"Kami sudah datang jauh ke Suna, kami tidak ingin kembali kerumah tanpa bertemu dengan mereka berdua."

Respon Ino, lalu tersenyum.

Laki-laki berkumis itu berdir lalu menjawab; "Kalau begitu, ayo kita kesana."

Kemudian mereka mulai berjalan, beberapa alasan, ekspresi wajah laki-laki itu menjadi kaku, mereka mengkhawatirkan itu.

Setelah meninggalkan rumah sakit, mereka berjalan ke arah bagian pusat desa. Yang dimana ada sebuah bangunan bulat disana, dipermukaan dinding bangunan tersebut, ada tulisan [Angin] yang menggunakan huruf kanji. Dia mengantar Sakura dan Ino menuju bangunan tersebut.

Ruangan yang sangat besar itu adalah pusatnya. Disana ada sebuah meja yang melingkar. Gaara sudah duduk disana dan juga Temari berdiri disampingnya.

"Izinkan saya membawa mereka masuk keruangan pertemuan.”

Gaara mengangguk ketika laki-laki itu bicara, lalu laki-laki itu membungkuk dan meninggalkan ruangan.

"Sakura, Ino... terima kasih untuk waktu kalian hari ini.”

Gaara berbicara dengan frase tunggal.

"Gaara-kun, Temari-san... apa kabar kalian baik-baik saja?"

Ketika Sakura bertanya kepada mereka, Gaara mengangguk dan menjawan "Ahhh". Temari juga hanya menjawab dengan "Hmmm".

Tak tau kenapa, mereka terlihat muram. Pada dasarnya Gaara memang bermuka datar. Tapi untuk hari ini ekspresi mereka benar-benar muram.

"Anoo... Apa yang sedang terjadi?”

Gaara dan temari langsung bertukar pandang, lalu mereka memandang Sakura dan Ino.

"Sasuke datang ke desa ini.”

--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 02 Part 3 ---







Kembali Ke Daftar Isi
Klik






Sumber DNI.

No comments:

Post a Comment