NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01 Part 2
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
Translator Note: Unlike Kakashi Hiden, there are no descriptive titles for each chapter. In addition, each chapter is divided into 2-5 subsections ___ [Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam beberapa bagian].
--- Novel Sakura Hiden - Chapter 01 Part 2 by H S M ---
Rokudaime Kakashi sedang duduk di kursinya. Penampilannya terlihat formal dengan memakai pakaian Hokage lengkap dengan topinya.
"Sakura, belum lama ini kami mencari tau tentang persoalan itu (tentang klinik kesehatan), kami menerima jawaban dari Sunagakure, kelihatannya.. di sisi lain hal itu akan menjadi hal yang baik-baik saja setiap saat."
"Benarkah?" wajah sakura langsung berbinar-binar, Kakashi hanya meresponnya dengan meringis dan tertawa.
"Dengan Ino, akankah kalian berdua pergi kepada mereka (pihak Sunagakure)? Gadis muda itu juga secara mengagumkan mengasistenimu. Benarkan?" lanjut Kakashi.
"Ya!"
Ini sudah satu minggu sejak mereka menerima laporan tentang keberhasilan 'Klinik perawatan kesehatan mental anak-anak' dia telah bekerja bersama Ino di dalam departemen. Sakura dipanggil ke kantor Hokage.
Mengenai status 'Klinik perawatan kesehatan mental anak-anak' sekarang ini. Sakura juga ingin menyampaikan keberhasilannya pada sekutu mereka - Sunagakure. Sebagai tambahan, dia terlebih dahulu memohonkan Kakashi untuk melakukannya.
Karena ketegangan perang besar. Anak-anak yang hati dan pikirannya terluka karena kondisi ini, seharusnya terlepas dari semua itu, di bawah Konoha.
Jika dengan mempersiapkan infrastruktur klinik kesehatan mental dan mengembangkan keefektivitasnya di dalam Konoha, kemudian kerja mereka juga harus diaplikasikan oleh desa-desa yang lain, tentunya sistem ini juga sangat berguna untuk anak-anak di desa lain tersebut.
"Sistem yang benar-benar membantu ini belum disebarkan ke desa-desa lain bukan? Jadi secara terus menerus instruksikan pada mereka mengenai kemajuan kita."
"Ya! Bahkan dari Kakashi-sensei, aku benar-benar terbantu dalam persoalan itu. Akan tetapi tolonglah rencanakan sesuatu untuk akomodasi anggarannya."
"Karena kau dulu adalah muridku, entah mengapa aku juga ingin mengasistenimu. Iya kan? Juga.. Itu karena aku mengerti jika trauma mental adalah hal yang berat. Benar?"
Sewaktu kakashi berbicara, dia sedikit mengangguk.
"Aku akan menugaskan rencana 'perjalanan bisnis' ke Sunagakure ini padamu dan Ino. Berhati-hatilah. Aku akan melihatmu lagi!"
"Ya!"
Sakura meninggalkan kantor Hokage.
--- Novel Sakura Hiden - Chapter 01 Part 2 by H S M ---
Ini akan memakan waktu empat hari perjalanan sampai mereka tiba di Sunagakure, ketika berpikir tentang alat dan persenjataan shinobi yang diperlukan selama perjalanan, Sakura juga menyadari jika dia harus mempersiapkan dokumen itu sekali lagi. Meninggalkan kediaman Hokage, Sakura berjalan sambil mempertimbangkan "ini" dan "itu" untuk persiapan misinya. Sekelebat di depannya, dia melihat sosok Sai, mengenakan pakaian misinya, membawa sebuah gulungan besar.
"Sai!!" Sakura berteriak memanggilnya. Sai menjawab Sakura "Yo!"
"Apakah kau juga sedang mendapatkan perintah dari Kakashi-sensei?"
Sai hanya mendengarkan, kemudian meresponnya dengan jawaban singkat, "Mm- Yup."
Sai membalas pertanyaan Sakura dengan jawaban yang agaknya setengah hati.
"Mengenai dirimu Sakura. Mengapa kau begitu perhatian dengan urusan-urusan di kantor Hokage?"
Disisi yang berlawanan darinya, Sai bertanya pada Sakura lagi tentang pekerjaannya. Sakura mengatakan kepadanya tentang urusannya untuk melakukan 'perjalanan bisnis' ke Sunagakure.
"Aku mengerti, kau akan pergi ke Suna. Dalam masalah ini kau harus rajin-rajin menjaga hidrasi kulitmu, karena kulitmu akan mengering disana." Sai memberi nasehat.
Sakura menanggapi nasehat Sai dengan anggukan.
"Tidak apa-apa, aku akan membawa pelembab dalam jumlah yang tepat, karena hal semacam itu juga termasuk di dalam 'kekuatan wanita'."
"Oh! Begitu ya? Tapi tentang dirimu Sakura. Kau memiliki yang lebih daripada 'kekuatan wanita'. Aku mendapat kesan jika kau malahan memiliki kekuatan fisik. Jadi pastikan kau tidak akan menghancurkan botol-botol pelembab itu dengan tangan kosongmu. Okay?"
Sai tersenyum dengan manis ketika mengucapkan kalimat-kalimat itu, ketika Sakura juga ikut tersenyum, dia menanggapi kalimat Sai dengan perkataan. "Kemudian, bagaimana jika aku membuat diam mulutmu dengan kekuatan fisik?"
("Itu tidak perlu, karena terlalu mengerikan")
Walaupun ada sedikit rasa takut pada situasi itu dan dengan tidak berkata apa-apa lagi, Sai langsung berjalan kearah kantor Hokage. Tentu saja, Sakura tersenyum miring.
--- Novel Sakura Hiden - Chapter 01 Part 2 by H S M ---
** Page break -- Scan berubah **
"Anda memanggil saya? Benar?" Sai berbicara sambil berdiri di depan meja.
"Maaf karena memanggilmu dengan tiba-tiba." Kakashi menutup file yang sedang dipegangnya.
"Tidak, itu bukan suatu masalah. Tetapi secara personal adakah yang anda inginkan dari saya? Apakah ini sejenis misi?"
"Mm-, baiklah.. Sebuah misi adalah sebuah misi, tetapi tidak berarti jika hal itu adalah hal yang formal."
"Apa maksudnya?"
Sai sedikit menyipitkan matanya.
"Suatu hal, aku ingin kau menginvestigasi. Akan tetapi aku ingin kau mengerjakannya sendirian."
Kakashi mengangguk, kemudian melanjutkan.
"Satu minggu yang lalu, daimyo datang untuk memulihkan kesehatannya di Onsen (pemandian air panas) yang ada di desa. Apakah kau tau sebuah insiden terjadi ketika secara tiba-tiba mereka diserang oleh seseorang?"
"Ya, saya mendengarnya, ketika daimyo sedang merendam dirinya di air panas. Sebuah kunai melayang dekat kepada mereka."
"Baiklah! Mungkin itu 'baik' karena tidak ada kerusakan. Daimyo juga tidak menderita luka-luka. Pada hari itu, ANBU berada di area pinggiran Onsen (pemandian air panas) ketika daimyo datang. Mereka menyebar dan dengan ketat menjaga area sekitar. Bahkan, ketika sebuah kunai terlempar, itu tidak akan menjadi tindakan sederhana yang dapat dilakukan, dibawah banyak pengawasan dan banyaknya mata yang mengawasinya.
Dan kemudian Kakashi melanjutkan.
"Bagaimanapun juga, kejadian itu terjadi beberapa hari lalu. Untuk suatu alasan, pada arena latihan di desa, Hamura-sama (penasehat desa) datang untuk memeriksa dan menyampaikan pendapatnya disana. Dia telah dikawal oleh dua shinobi, tetapi mereka diserang oleh penjahat."
"Saya tidak tahu tentang kejadian ini."
Sejak Homura-sama benci jika membuat hal tersebut menjadi sebuah persoalan penting. Dia tidak akan membicarakannya secara terbuka.
"Tetapi bukankah ini mengganggu? Sejak seseorang eksekutif di negeri ini diserang?"
"Dan.. Insiden itu berjalan dengan sukses."
"Apakah anda menghendaki saya mengisvestigasi dua insiden itu?"
"Ya! Benar. Dua kejadian telah tertangani. Jika ada yang ketiga yaitu pelaku kejahatan di dua insiden yang lain. Atau mungkin oleh orang yang berlainan. Walaupun demikian, aku ingin kau menginvestigasi semuanya. Termasuk juga keadaan disekitar kejadian itu." Kakashi selesai berbicara.
Sai kemudian bertanya, "Bagaimana dengan ANBU? Mengapa mereka tidak digerakkan?"
"Tentu saja, mereka bergerak. Akan tetapi, aku berpikir jika aku ingin menangguhkan rangkaian kajadian ini kedalam investigasi secara personal."
"Dimengerti, saya akan dengan segera bekerja."
"Maaf."
"Ini akan baik jika Naruto dan Sakura bekerja dengan saya. Pada perhatiannya, mereka akan meningkatkan efisiensi investigasi.. Tidak! saya kira Naruto akan buruk pada misi semacam ini."
"Aku mengerti. Baiklah!" Kakashi tertawa.
"Karena orang itu tidak cocok untuk misi yang seperti ini. Selain sakura adalah Sakura, dia juga sedang mengerjakan sesuatu sekarang."
"Ini mengingatkan saya ketika dalam perjalanan kemari dan bertemu dengannya. Dia sepertinya sedang mengurusi 'perjalanan bisnis' ke Suna?"
"Mmmph- . Itulah mengapa saat ini, waktu untuk Sai bekerja sendirian. Aku pikir kau tidak akan terlihat mencolok. "
"Mengerti!"
"Tolong kerjakan dengan hati-hati."
Seperti yang Kakashi bicarakan, ekspresi wajahnya menciut.
"Aku rasa ini tidak akan terlihat seperti lelucon belaka. Sekalipun ini adalah tipikal pelaku kejahatan dengan kekerasan."
"Apakah ini intuisi anda sensei?"
"Ya! Ini adalah persepsi yang mengejutkan. Iya kan?"
"Saya akan bekerja dengan hati-hati. Tapi sensei, tolong anda juga harus waspada. Benar?"
"Eh? Aku?"
Itu karena eksekutif tinggi negeri ini telah diserang, tidak menutup sebuah kemungkinan jika target penyerangan berikutnya adalah Rokudaime Hokage.
"Ini kedengarannya masuk akal, baiklah.. Aku akan waspada."
Ketika kakashi mengangguk, dia berpikir tentang dirinya.
――"Tetapi itu akan bagus jika serangan berikutnya segera mengarah padaku."
Dia berpikir tentang itu untuk sesaat.
--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 01 Part 3 ---
Sumber DNI.
No comments:
Post a Comment