Friday, 15 May 2015

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01 Part 1

NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01 Part 1

--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---

Untuk informasi, setelah manga Naruto tamat, Jump berencana untuk merilis enam epilog berupa novel setiap bulannya. Dan April ini adalah rilisan ketiga, yaitu novel Sakura Hiden, side story yang akan mengulas apa yang terjadi setelah Perang Besar Dunia Ninja Keempat.

Translator Note: Unlike Kakashi Hiden, there are no descriptive titles for each chapter. In addition, each chapter is divided into 2-5 subsections ___ [Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam beberapa bagian].

Seorang ninja perempuan sedang menjelaskan dokumen yang kini berada di tangannya. Dia berusia kira-kira dua tahun lebih muda dari Sakura.

“-- Cara aku melihat dan mengerti isi data dari dokumen yang sedang dibagikan, jumlah anak-anak yang mengalami guncangan fisik dan mental akibat perang telah berangsur mengalami penurunan.“

“Sejak klinik ini diperkenalkan setahun dan separuhnya telah berselang, data menunjukkan perkembangan yang teratur.“

Setelah Sakura menyatakan hal itu, ninja medis yang bertanggung jawab menjelaskan dokumen tersebut kemudian melanjutkan “Ya, ini benar-benar memuaskan.” Dia mengangguk. Pipinya yang kecil dan wajahnya terlihat memerah oleh karena ketegangan dan rasa groginya.

“Sebagai gejala yang berkepanjangan kemajuan tidak dapat diamati dengan penyuluhan melalui percakapan. Untuk kasus itu, kita akan berkolaborasi dengan departemen lainnya di dalam rumah sakit. Kita akan memastikan jika resep obat dan seterusnya bahkan akan termasuk juga dukungan untuk kesembuhan mereka."

“Itu akan menjadi masalah. Benar kan?“ Selanjutnya kepada Sakura Ino berucap terus-terang.

Sakura mengangguk “Ya! Itu benar.“ Kemudian melanjutkan. “Tetapi untuk mengkoordinasi dengan departemen-departemen lainnya, tolong agar kita maju dengan sehati-hati mungkin. Karena kesejahteraan pasien tidak akan ditingkatkan dengan hanya beberapa diskusi, bukan pengobatan dengan obat. Pertama-tama dan dengan cermat dengarkan cerita anak, Karena disinilah tujuan awal pembangunan klinik perawatan kesehatan mental anak-anak ini.“ Itulah yang Sakura tambahkan pada diskusi itu.

Sesudah itu mereka melanjutkan diskusi dan menjelaskan isi dari dokumen. Rapat itu berakhir ketika mereka mengkonfirmasikan rencana bersama untuk masa mendatang.

Sakura dan Ino keluar dari ruang rapat yang berlokasi di dalam rumah sakit Konoha.

“Apa tadi gadis muda itu sedikit tegang dan grogi?“ Ino berbicara terus terang ketika berjalan di sepanjang koridor.

“Gadis muda yang menjelaskan data kepada kita. Dia masih membiasakan diri dengan situasi. Benar kan?“

“Tetapi mungkin selain itu aku berpikir karena dia berada di depan Sakura-senpai. Dia bercita-cita untuk menjadi sepertimu.“

“Apa maksudmu?"

Sakura bertanya pada Ino yang kemudian hanya direspon Ino dengan tawa setengah menggoda.

“Apakah kau tau? Jika menurut junior-junior kau itu sangat populer. Walaupun kau adalah seorang ninja medis, tapi kau juga sangat kuat dalam pertempuran. Selain itu kau juga mampu bekerja dengan sangat rajin. Lebih dari itu, kau juga cantik. Karena alasan itu kau akan tumbuh bahkan menjadi lebih populer."

“Bahkan aku ingin membagikan keberuntunganmu.“ Ino menyatakan dengan tawanya.

“Hentikan Itu!“ Sakura menanggapinya dengan senyuman masam.

Setelah melakukan percakapan terangan-terang dengan sentuhan keakraban pertemanan. Ino mengubah arah pembicaraan, kembali pada perkerjaan.

“Tapi aku merasakan hal-hal akhirnya akan berjalan sesuai dengan rencana untuk klinik perawatan mental anak-anak. Benar kan?“

“Ya, Itu benar.“ Sakura mengangguk.

--- Novel Sakura Hiden - Chapter 01 Part 1 by H S M ---

Dengan rumah sakit Konoha, Sakura telah menciptakan sebuah posisi dimana secara khusus dia bertanggung jawab terhadap perawatan mental anak-anak. Sakura mengusulkan ide tersebut kepada management rumah sakit.

Kira-kira dua tahun yang lalu perang besar dunia shinobi ke empat telah berakhir. Ketika, kira-kira separuh tahun telah berlalu.

Ini adalah peperangan besar, dimana semua shinobi dari penjuru dunia bergabung di dalam sebuah aliansi untuk menghalangi kebangkitan Kaguya Ootsutsuki.

Dia adalah musuh dengan kekuatan tak terbatas. Seringkali, mereka akan terjatuh ke dalam keputusasaan. Meskipun demikian dengan Naruto sebagai inti (mata) dari aliansi shinobi. Mereka tidak bisa hancur dan tidak bisa mengalah. Mereka telah bertarung habis-habisan. Cita-cita Kaguya telah hancur.

Semua orang merasa senang dengan datangnya sebuah perdamaian. Dunia telah terselamatkan.

Sebelum pembangunan kembali dimulai, seperti halnya sebuah perang besar, mereka secara terus menerus memperbaiki kerusakan tanah dan infrastruktur.

Sebagai seorang ninja medis Sakura juga mengobati sejumlah besar shinobi yang terluka.

Ada banyak orang yang menderita luka besar, banyak orang mengunjungi perawatan kesehatannya. Akan tetapi semua ekspresi wajah pasiennya terlihat kalem dan tenang. Sejak perang telah usai, mungkin karena pengertian mereka dan mereka telah merasa aman.

Sakura tiba-tiba berpikir. “Aku berpikir bagaimana yang dilakukan anak-anak………?"

Dia berpikir tentang hal itu, sementara dia bersantai di rumah sakit. Sakura kebetulan melihat Kurenai, yang memeluk bayinya.

Sebagai seorang anak yang secara tidak langsung terlibat di dalam pertarungan barangkali secara fisik mereka tidak tersakiti. Akan tetapi bagaimana dengan mentalnya?

Sejak anak-anak tidak tahu kapan perang akan berakhir, hati mereka yang muda dan lembut. Kemungkinan akan mengalami stres pada kondisi begini. Seperti yang anak-anak lihat jika negara dalam keadaan runtuh atau mengetahui kematian seseorang yang sangat dekat dengan mereka. Barangkali mereka akan menanggung luka besar di dalam hati dan pikirannya.

Sakura mencoba memeriksa data pasien yang mengunjungi rumah sakit. Setelah perang besar, rupanya ada banyak anak yang datang dengan keluhan kesehatan fisik memprihatinkan yang tidak diketahui penyebabnya.

Sakura berpikir jika itu hal yang tidak dapat diabaikan.

“Anak-anak adalah harta karun bagi desa.“―― Sandaime Hokage – Hiruzen Sarutobi seringkali membicarakan hal itu. Bahkan semua shinobi senior secara umum mengetahuinya. Dan juga sejak saat itu mereka mengukir ‘kata’ tersebut di dalam dada mereka.

Mengapa tidak bisa menciptakan sebuah infrastruktur untuk perawatan mental anak-anak dan sebuah tempat unit spesial dibawah rumah sakit? Pertama-tama Sakura mencoba mengkonsultasikannya dengan gurunya, Tsunade.

“Aku kira ini adalah hal yang hebat.“ kata Tsunade. “Dengan kepemimpinanmu cobalah untuk memajukannya Sakura.”

Dengan sebuah dorongan dan dukungan dari gurunya Sakura menyusun segala persiapannya.

Sakura memerlukan personil-personil yang bisa dipercaya kemudian melatih mereka. Berkoordinasi dengan rumah sakit Konoha, dia perlu membangun sebuah fondasi (untuk rencananya). Dan kemudian bagaimana akan meminta mereka agar setuju dengan anggarannya?

Sehingga ada banyak hal yang harus dilakukan. Ini benar-benar tidak mungkin dikerjakan sendirian oleh Sakura. Teman sebaya Sakura – Ino Yamanaka – dengan sukarela mau menjadi asisten Sakura.

“Selain itu bukankah ini tempat serius tak terduga untuk berada di dalamnya? Karena ini adalah serangkulan untuk dibebani saja. Jika kau harus ‘meledak’ karena stres maka aku kasihan padamu. “

--- Novel Sakura Hiden - Chapter 01 Part 1 by H S M ---

Dengan berkolaborasi dengan Ino tahap persiapannya berakhir selama enam bulan, kemudian mereka bisa menjangkau dan memperkenalkan ‘Klinik perawatan kesehatan mental anak-anak’. Mereka mulai untuk melihat hasilnya secara instant. Keefektifan dari klinik mereka terus menerus berkembang.

“Aku benar-benar berterimakasih atas asistensi yang telah kau berikan padaku Ino. Terimakasih.“

“Jika kau akan memberiku sebuah bonus spesial, berikan aku kesenangan untuk sesuatu!”

Merespon sindiran Ino, Sakura tertawa lepas.

Ketika mereka meninggalkan rumah sakit, Ino menawarkan ajakan pada Sakura, “Bagaimana kalau kita minum teh?”

Akan tetapi Sakura melipat kedua tangannya secara bersamaan, kemudian merespon dengan jawaban “Maaf.“

“Jadi untuk hari ini ada banyak dokumen yang ingin aku susun lebih dahulu. Aku bermaksud untuk mengerjakannya setelah kita berpisah jalan, hingga waktu berikutnya.“

“Aku mengerti.“

Tetapi seperti yang Ino katakan, ada sedikit kekangan yang tersirat pada roman mukanya. Mata itu sepertinya ingin menunjukkan suatu pesan. “Benarkah? Jangan terlalu memforsir dirimu terlalu banyak. Oke?“

Sakura pura-pura tidak melihat ekspresi Ino, dia melambungkan tangannya seraya berkata “Selamat tinggal.“

Dia kemudian berjalan sendirian pada jalanan yang terlihat sibuk. Walaupun ini masih terlalu sore, jalanan begitu padat oleh orang-orang.

Salju-salju yang tertumpuk sedikit demi sedikit di desa telah meleleh. Musim dingin telah berganti menjadi musim semi. Bahkan orang-orang yang berjalan turun ke jalanan telah melepaskan mantel tebal mereka.

“Huh! Sakura-chan.“ Tiba-tiba dia mendengar suara dari arah belakang. Suara yang dia kenal dengan baik.

“Naruto! Hinata!”

Memutar tubuhnya, Sakura melihat dua sosok orang, masing-masing dari mereka mengenakan pakaian sipil. Terkesan seperti orang yang sedang jalan-jalan.

“Apakah kalian berdua sedang berkencan?“ Sakura bertanya.

“Apa kabar Sakura-chan?“ kata Hinata.

“Aku dirumah sakit, dalam sebuah pertemuan penting dengan Ino.“

“Aku mendengar tentang diskusi itu-dattebayo! Ah seperti biasa, apa lagi itu, anak-anak, err…. sebuah klinik?“

“Itu adalah klinik perawatan kesehatan mental anak-anak.“ Setelah membenarkannya, Sakura bertanya. “Mau pergi kemana kalian? Mencari makan?“

“Ya! Kita akan pergi ke Ichiraku.“ Hinata mengangguk.

“Hey.“ Naruto mulai berbisik ke telinga Sakura.

"Aku meminjam, ‘an-an’ dari Sai. Di dalam majalah itu tertulis jika laki-laki yang pergi berkencan harus membiayai kencannya. Tapi harga makanan di restaurant terlalu mahal."

Sakura sedikit terkikik dengan pernyataan Naruto, yang kemudian membuat Naruto berubah sedikit pucat. Dia membalas bisikan Naruto “Itu baik-baik saja. Jangan terlalu keras pada dirimu.“

“Apa yang sedang kalian berdua bicarakan?“ Hinata memiringkan kepalanya kesamping.

Naruto membalas respon itu dengan tawanya. “Ah-, ya-, Bu-bukan apa-apa kok!”

Naruto menggosok-gosok perutnya. “Aku melihat kedepan untuk menikmati ramen~.“

Sejak gerak-gerik Naruto terlihat konyol, Hinata meledak dalam tawa. Sebuah kenampakan dari kehangatan hati dua orang. Bibir Sakura juga pecah dalam senyum lebar.

Keduanya telah diakui sebagai pasangan resmi di desa, semenjak mereka bersama selama beberapa bulan.

Dalam hubungan mereka, Hinata terlihat malu ketika Naruto terlihat konyol. Ketika Sakura dekat dengan keduanya, mereka berdua membuat perasaannya menjadi hampir khawatir. Akan tetapi sekarang Naruto dan Hinata adalah pasangan yang berbahagia. Ketiganya juga riang gembira dan terkenang manis.

Kejadian ini, membawa mereka kembali dekat. Mengingatkan kembali seperti musim salju yang lalu.

--- Novel Sakura Hiden - Chapter 01 Part 1 by H S M ---

Keturunan terakhir dari Ootsutsuki klan – Toneri Ootsutsuki yang tinggal di bulan. Dia menculik adik perempuan Hinata – Hanabi. Dengan merampas byakugan milik Hanabi Toneri berencana untuk menghancurkan bumi.

Di sepanjang misi itu, Naruto menyadari jika Hinata menjadi tak tergantikan dan juga merupakan sesuatu yang penting baginya. Dan juga, dia memberitahukan pada Hinata tentang perasaannya.

Sekembalinya Naruto menyelamatkan bumi dengan Hinata, mereka kemudian menjadi sepasang Kekasih.

Kabar itu dengan cepat menyebar ke desa.

Dalam waktu yang singkat teman sebaya dan para senior menggoda mereka dengan gurauan. Tetapi waktu-waktu untuk digodai oleh teman-teman sudah habis.

Di hari yang lain Sakura menerima undangan tertulis, akan segera ada pesta pernikahan bagi mereka berdua, Naruto dan Hinata.

“Hey, bagaimana kalau kita pergi makan ramen bersama-sama Sakura-chan?“ Naruto berkata demikian dengan tawa yang mengembang. Sakura menarik nafas panjang dan merespon “Baiklah, tentang itu-.“

“Untuk apa? Kenapa harus pergi bersama dengan kalian? Karena ini adalah waktu dimana kalian sedang bebas dari misi dan bisa sepenuhnya pergi berkencan.“

Sakura menyelinap ke belakang mereka berdua. Dia mendorong mereka dari belakang. Naruto dan Hinata kemudian berjalan di jalanan yang padat itu, Sakura melihat pemandangan sosok mereka dari belakang. Naruto telah mengatakan berbagai jenis lelucon, dan Hinata tertawa saat itu. Sebuah gambaran dari dua orang yang benar-benar bahagia.

―― “Mereka menyenangkan sekali.“

Tanpa disadari dia berpikir seperti itu.

Tetapi ada sesuatu yang tidak bisa dia bantu, namun dia berpikir tentang itu.

Sebagaimana pikiran dan perasaan itu, yang tidak ingin disampaikannya pada orang lain, mereka pasti akan jatuh, menumpuk di bawah dadanya dan akan berubah menjadi nafas, di waktu yang seperti ini, pikirannya selalu mengarah pada pekerjaannya.

Benar-benar mutlak untukku segera menyusun dokumen. Aku harus harus memeriksa ulang laporan tertulisnya.

Sebelum dia mengetahuinya, dia melihat dirinya sudah kembali pada ‘mode bekerja’. Sakura tersenyum pahit.

―― “Hei, itulah kenapa Ino prihatin kepadaku.“

--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 01 Part 2 ---


Sumber DNI.

No comments:

Post a Comment