NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 03 Part 3
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
--- H S M ---
"Siap siaga?"
Ino bertanya lagi.
"Ya! Benar. Pada keadaan seperti ini tidak ada sesuatu yang bisa dilakukan."
Kakashi berbicara ketika dia berada di kursi Hokage.
"Tidak melakukan apapun? Apa jika peniru Sasuke-kun muncul kita akan meninggalkan dia sendirian?"
Ino menjadi marah.
"Baiklah. Menurutmu apakah hal terbaik yang bisa kita lakukan? Dimana peniru Uchiha Sasuke akan muncul? Akankah dia berada di desa ataukah berada diluar desa? Apakah kita tahu sesuatu tentang dia? Pernahkah kau bertanya tentang hal ini atau sejenisnya?"
"Mengenai itu..."
Ino menggumam.
Sakura dan Ino baru saja datang dari Sunagakure. Setelah melalui gerbang masuk, mereka langsung berjalan kaki menuju tempat Kakashi berada.
Sunagakure melepaskan elang pembawa pesan yang tiba di Konoha kemarin lusa.
Kakashi mengerti ringkasan pesannya. Sakura dan Ino mendengarnya langsung dari Gaara. Setelah menyampaikannya pada Kakashi, dia mengatakan pada mereka berdua jika mereka harus bersiap siaga.
"Untuk saat ini kita tak boleh bertindak ceroboh, ataukah aku harus mengatakannya? Petunjuk yang kita miliki masih kurang cukup untuk bertindak."
Kata Kakashi.
"Tetapi.."
"Kita..."
Ucapan Kakashi terpotong oleh suara Ino.
"Kita tahu dengan baik jika Sasuke bukanlah tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu. Bagaimana dengan orang yang tidak tahu tentang dia, Sasuke telah menjadi orang yang seperti apa? Apa yang akan terjadi jika mereka tau tentang insiden ini? Mereka akan berpikir jika Sasuke telah berubah pikiran."
"Barangkali mereka akan menyebarkan rumor yang salah jika Sasuke telah menjadi seorang kriminal lagi. Kalau kita mempertimbangkan itu semua.. Gaara telah membuat sebuah keputusan yang baik. Gaara tetap menjaga informasi itu di dalam desa, dengan hanya menginfokannya padamu."
Dan juga, Konoha tidak harus bertindak sekarang. Kakashi mengulanginya lagi.
--- H S M ---
"Sakura! Apa kau baik-baik saja dengan ini semua?"
"Baik." Sakura mulai berbicara.
"Jika aku tak salah, ada Shinobi di dalam ANBU yang dapat mengcopy chakra kan? Tentu saja, aku mempertimbangkan kemungkinan itu. Tapi ini tidak ada kaitannya dengan insiden itu bukan?"
Ketika mereka sedang rapat dengan Gaara dan rekan-rekannya di Sunagakure. Diri Sakura sendiri menolak kemungkinan jika seseorang yang seperti itu menjadi pelaku kejahatannya. Tetapi Sakura bertanya agar dia memperoleh konfirmasi langsung dari Kakashi.
"Tidak, bukan begitu. Memang ada seseorang yang memiliki jutsu untuk mengcopy chakra targetnya. Tapi, akhir-akhir ini dia menjalankan misi jangka panjang. Memang aneh ketika berbicara tentang dia. Tapi mereka mempunyai alibi. Itulah kenapa orang tersebut benar-benar dicurigai."
Kakashi dengan polosnya berbicara tentang dia.
"Apakah kita bisa menghubungi Sasuke-kun dari sini?"
Pinta Ino.
"Baik... Uh! Kita bisa melakukannya, dan pertama-tama kita harus melakukan itu. Tapi tampaknya akan sulit untuk menghubungi dia. Karena dia adalah orang yang aneh, kita memiliki titik pertemuan dengan dia di berbagai tempat. Kita tidak tahu kapan dia akan berada di tempat-tempat itu. Itu karena kita tidak mewajibkan dia untuk menentukan tempat pertemuan dengan Konoha."
"Ini seperti yang diharapkan kan?"
Suara Ino tenggelam.
Sakura juga menurunkan wajahnya kebawah.
Mereka tidak bisa berhubungan dengan Sasuke dari sini. Jika mereka melakukan penyelidikan, kabar tentang insiden ini pasti akan menyebar.
Jika Sakura dan rekan-rekannya mencoba melakukan sesuatu, ini akan berakhir sama seperti yang Kakashi katakan. Dan juga, mereka tidak bisa jika harus terus menunggu.
"Ya baiklah! Situasinya berubah. Aku akan menyuruh kalian yang mengerjakannya. Kakashi melanjutkan, menambahkan pernyataannya.
"―― Dan juga.. Satu lagi.."
"Aku punya kabar yang mengecewakan untukmu. Ini sebagian besar terjadi karena kekuranganku selama negosiasi itu. Kemarin adalah rapat dengan para eksekutif dan petinggi-petinggi negara. Anggaran untuk klinik perawatan mental anak-anak diturunkan. Anggaran selanjutnya secara besar-besaran akan dialokasikan kepada ANBU."
"Kepada ANBU. Untuk apa?"
Ino bertanya.
"Ini tentang insiden ketika tuan Daimyo dan tuan Homura diserang. Dan setelah itu.. Selain itu terjadi hal yang sedikit mencurigakan di desa. Karena itulah para eksekutif atas berpikir untuk lebih memperkuat ANBU."
"Mencurigakan bagaimana?"
Ino bertanya lagi.
"Maaf, untuk saat ini kau harus menunggu. Kita tentunya akan membicarakan ini jika sudah tiba waktunya."
Kakashi memberikan isyarat pada mereka menggunakan satu tangannya.
" Sensei! Kau dari tadi terlihat seolah hanya mengelak. Dengan mengatakan hal seperti 'jangan mengerjakannya.' Dan 'ketika tiba waktunya.' "
Karena Ino merasa tidak dianggap, Kakashi tersenyum kecut seolah-olah dia juga sedang muram.
"Kita tidak seharusnya menyalahkannya. Sebagai Hokage dia memiliki berbagai kepercayaan."
--- H S M ---
Kakashi mengatakan jika dia akan kembali ke rumahnya untuk beristirahat hari ini. Sakura dan Ino kemudian meninggalkan kediaman Hokage.
"Walaupun raut mukamu terlihat tidak sangat baik.. Tapi apakah kau baik-baik saja?"
Ino berkata ketika dia akan berpisah jalan dengan Sakura.
Akan tetapi, Sakura hanya menjawab "Aku baik-baik saja kok."
Ketika Sakura tiba di rumah dan melihat cermin, dia dengan jelas melihat jika raut wajahnya tampak lusuh.
Dia juga letih, baru tiba dari perjalanan pulang-pergi, tanpa henti dari Sunagakure. Yang paling utama, di dalam pikirannya masih terngiang tentang saksi mata yang melaporkan Sasuke yang dia dengar dari Gaara.
―― Sasuke-kun apa yang telah kau lakukan?
Meskipun demikian, dia ingin menolaknya. Sasuke sedang dalam jarak dimana suara Sakura tidak akan bisa untuk menjangkaunya. Dia tidak bisa mengatakan kata-kata yang bahkan ingin disampaikan pada Sasuke. Dia tak bisa melakukan apapun yang bahkan ingin dia lakukan untuk Sasuke. Perasaan ini secara terus, terus dan terus tertumpuk pada diri Sakura.
Dia melempar tubuhnya ke tempat tidur.
Setelah dia merasakan sensasi dingin menyenangkan dari sepreinya yang dia rasakan melalui wajah dan pipinya. Dia memalingkan wajahnya keatas.
Dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, dia mencoba untuk menyentuh dahinya.
―― Sampai jumpa di lain waktu.
―― terimakasih
Kata-kata pada hari itu kembali menyegarkan pikiran Sakura.
―― Kapankah 'lain waktu' itu Sasuke-kun?
Dia bergumam di dalam hatinya.
--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Chapter 03 Part 4 ---
Kembali Ke Daftar Isi
Klik
Sumber DNI.
No comments:
Post a Comment