NOVEL SAKURA HIDEN BAHASA INDONESIA - CHAPTER 01 Part 4
--- Penulis: Tomohito Ōsaki ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
Translator Note: Unlike Kakashi Hiden, there are no descriptive titles for each chapter. In addition, each chapter is divided into 2-5 subsections ___ [Tidak seperti Kakashi Hiden. Tidak ada judul deskriptif pada setiap chapter. Sebagai tambahan, masing-masing chapter dibagi kedalam beberapa bagian].
--- Sakura Hiden - Chapter 01 Part 4 by H S M ---
Mereka melewati gerbang masuk pada keesokan harinya. Sakura dan Ino telah berangkat ke Sunagakure.
Sunagakure terletak di negara angin, berlokasi di sebelah barat Konohagakure yang masuk ke dalam wilayah Negara Api.
Keluar dari desa, mereka melalui hutan belantara dan lautan pepohonan. Selebihnya, mereka akan berada di kawasan Sunagakure.
Jika mereka terburu-buru, mereka akan tiba disana selama tiga hari, tetapi sepertinya saat ini bukanlah suatu kondisi darurat sehingga mereka tidak perlu melakukan perjalanan dengan pergerakan cepat. Mereka menyampaikan kepada personil formal Sunagakure kalau mereka berencana tiba disana empat hari lagi.
Kerena cuaca juga cukup teduh, mereka melakukan perjalanan dengan perasaan yang nyaman. Keduanya memakai pakaian misi, melakukan obrolan iseng sambil melewati hutan belantara dengan lancar dan bersemangat.
“Temari-san dan Shikamaru sungguh mencurigakan. Iya kan?“
Ino memulai pembicaraan. Mereka telah meninggalkan Konoha dan sudah berlari sekitar dua jam.
Sakura melihat wajah Ino. Dia mengekspresikan senyuman nakal. Kecantikannya.. rambut sepinggangnya yang sekarang diikat.
“Ketika berkata ‘mecurigakan’ . Itu…”
“Apakah kau mendapat kesan seperti ‘mereka’ mempunyai hubungan istimewa begitu?”
“Benarkah?”
“Ya! Kurasa mereka mempunyai hubungan istimewa.”
“Itu adalah penegasan yang berani.”
Mereka melakukan percakapan sambil berlari, tetapi nafas mereka tidak terpengaruh.
Ino kemudian melanjutkan.
“Hey.. Tentang Temari-san, dia kadang-kadang datang ke Konoha untuk beberapa urusan bukan?”
“Ya! Karena dia bertanggung jawab atas diplomasi Sunagakure. Benar?”
“Tapi kapan hari aku melihat mereka.. Shikamaru dan Temari sedang berjalan berdampingan.”
“Hal macam apa itu?” Sakura tertawa.
“Itu bukan hal khusus yang tidak biasa kan? Barangkali mereka sedang berbicara tentang pekerjaan. “
Shikamaru juga memiliki posisi penting di Konoha. Ditambah lagi dia bertanggung jawab atas diplomasi negara lain. Dia secara rahasia berhubungan dengan personil-personilnya.
Sebenarnya, Sakura pernah melihat jika keduanya berjalan bersama di desa dalam beberapa kesempatan.
“Tetapi hal semacam ini bukan hanya sebuah insiden. Haruskah aku mengatakannya? ‘Atmosfirnya’ terasa seperti mereka adalah sepasang kekasih, tetapi tidak seperti bergandengan tangan dengan spesial. Ekspresi wajah mereka itu.. tidakkah kau merasakan sesuatu yang romantis sedang terjadi? Suasana hati mereka yang mengapung? Ketika aku melihat mereka di hari yang lain, keduanya sungguh-sungguh seperti itu. Aku ingin memanggil mereka seperti yang biasa aku lakukan, tapi aku ragu-ragu pada waktu aku, sehingga pada akhirnya aku tidak jadi memanggilnya.”
“Aku mengerti.. Temari-san dengan Shikamaru. Eh?”
Tetapi untuk sebuah perpaduan ini tidaklah sangat tak terduga kan? Dia bisa berkata dengan jujur jika merasakan keadaan ini.
Satu jalan ataupun yang lain.. Ini adalah takdir mereka. Selama seleksi ujian chunin mereka berhadapan sebagai lawan. Bertemu kembali pada waktu misi pencarian/pengembalian Sasuke. Ketika Shikamaru bertarung melawan Tayuya dari Otogakure, Temari muncul untuk menolongnya.
Bahkan setelah itu kau tak tahu bahwa desa telah berubah dengan melihat kejadian itu. Hubungan mereka sendiri berawal dari pembauran. Terlihat seolah-olah dalam misi dan pekerjaan. Ditambah lagi ketika perang besar terjadi.. suasana hati keduanya berbeda, lebih dari sekedar pertemanan. Cenderung menuju sesuatu yang lain. Meskipun demikian, ini tidaklah aneh sama sekali.
--- Sakura Hiden - Chapter 01 Part 4 by H S M ---
“Ketika kita tiba nanti, haruskah kita mencoba bertanya pada Temari-san tentang masalah ini?”
Ino berkata sambil terkikik dan tertawa.
“Saat itulah kau harus berhenti. Dia akan menyerangmu dengan kipas lipat raksasanya.”
“Ahahaha.. Dia benar-benar akan-”
Percakapan konyol mereka terlihat sungguh menyenangkan.
“Setiap orang berada pada keinginannya bukan? Selain Shikamaru bukankah Chouji juga masih sama? Sepertinya dia masih mementingkan nafsu makan dibandingkan dengan percintaan kan?” Sakura mencoba bertanya padanya.
“Tidak.. Tidak. Itu tidak benar-benar sama sekali.” balas Ino.
Ekspresi wajah Ino menyiratkan jika ini masih kabar yang rahasia. Ino lalu melanjutkan.
“Itu lho.. Karui-san dari Kumogakure.”
“Kau sedang berbohong ya!”
Itu adalah hal yang tak terduga sebelumnya.
“Baiklah, bagaimana aku harus mengatakannya? Apakah dia adalah orang yang mempunyai perasaan yang kuat?”
“Itu benar. Entah mengapa Chouji akhir-akhir ini dengan menggebu-gebu ingin pergi ke Kumogakure. Karena dia dengan gelisah ingin pergi kesana, dia kemudian bekerja dengan detail sambil berpikir diantara makanan-makanan. Dan kemudian dia berkata ―― “Sungguh bagaimanapun itu aku berjanji pada Karui-san, bertemu untuk makan bersama.”.
dia mengatakan hal itu sambil gelisah.
‘Ini hanya masalah waktu saja kan?’ Ino mengatakannya sambil mengangguk dengan intuitif.
“Jadi begitu ya?” Sakura ikut mengangguk. Tiba-tiba, sesuatu datang menghampiri pikirannya. Dia ingin mencoba bertanya tentang hal itu.
“Selain itu, bagaimana denganmu Ino? Sekarang ini.. Apa yang terjadi pada kehidupan cintamu?”
Sejak anak-anak Sakura dan Ino sesungguhnya adalah rival dalam memperebutkan hati Sasuke. Akan tetapi ketika mereka tumbuh bersama, rasa itu seakan-akan mundur dari persaingannya.
--- Sakura Hiden - Chapter 01 Part 4 by H S M ---
Untuk sekarang ini, siapakah yang Ino pikirkan? Sakura ingin mengetahuinya.
“Hmm.. Baiklah. Ada seseorang yang aku sukai.” Ino mengatakannya dengan wajah dan tingkah malu-malu.
“Eh! Kau punya pacar?”
“Errr.. Tidak! Aku tidak punya. Itu karena aku memikirkannya dengan baik. Jadi ada seseorang yang aku sukai.”
Dengan refleks Sakura mendekat ke samping Ino.
“Aku tidak tahu sama sekali. Apa? Siapa dia?”
“Wah! Kau benar-benar penasaran dan antusias ya Sakura?”
“Tapi ini ada dalam pikiranku. Aku Ingin sebuah petunjuk!”
“Eh? Petunjuk?”
Ino berpikir sejenak, wajahnya kelihatan sedikit memerah.
“Dia adalah orang yang ahli menggambar.”
“Tidak! Itu masih bukan sebuah jawaban.”
Sakura kemudian menjawab.
“Humm.. Aku tau! Jadi dia Sai?”
“Tapi itu tidak mengherankan kan?”
“Ya, tidak begitu.”
Sai adalah pengganti Sasuke dalam Tim 7. Sejak pertama kalinya Sai bergabung dengan tim mereka, Ino langsung tertarik kepadanya. Dia memperlihatkan berbagai jenis sikap terhadapnya. Ino berkata jika dia sedikit mirip Sasuke-kun dengan daya tariknya.
“Untuk pertama kalinya, bukankah paling tidak dia adalah orang yang enak dipandang mata? Tetapi aku tidak tau cara menjelaskan perasaan itu. Sekarang, aku benar-benar berada di dalam dia… Eh, apa ini? bukankah aku hanya mengatakan banyak sekali hal yang memalukan? Ap--! Petun--!
“Tenanglah… Tenang…!”
Sakura kemudian bertanya ketika menenangkan Ino:
“Baiklah, ngomong-ngomong.. apa kau mengakui cintamu?”
“Tentang itu.. Aku masih..”
Suara Ino menjadi kecil, reaksi ini membuat Sakura heran.
Di dalam hubungan dengan orang lain. Ini adalah situasi yang relatif mudah, jika kau menyusun pikiranmu untuk mengerjakan sesuatu, kau bisa segera menjalankan rencana-rencanamu. Ino memiliki gambaran tentang apa yang hendak dia kerjakan. Tetapi sekarang, dalam masalah Ino ini, entah bagaimana tampak menjadi sekenario yang berbeda.
“Haruskah aku memberinya bunga lavender? Ataukah dogwood yang mekar? Aku
jadi bimbang.”
“Lavender? Dogwood yang mekar?”
“Yah! Bahasa bunga, lavender berarti ‘aku akan menunggumu’. Kalau Dogwood yang mekar itu berarti ‘menerima perasaanku’. Kapan aku harus menunjukkan pada Sai tentang perasaanku? Apa yang aku harapkan dengan menunggunya? Atau mungkin seperti ini.. Haruskah aku melakukan pengakuanku dengan ‘bashi’ (/Tiba-tiba mendera – Efek suara)?........... Ini mengkhawatirkan untukku sekarang.”
“Oh, aku mengerti apa yang kau maksud.”
Ino memang puteri dari seorang pemilik toko bunga, karena itu dia memberikan penjelasan tentang bahasa bunga.
“Tetapi Ino , aku pikir jika image-mu lebih mirip dengan dogwood yang mekar.”
Sakura mencoba mengatakannya, Ino juga mengangguk.
“Benarkah? Itu seperti kepribadianku?”
Ya, dia berkata jika dia khawatir, Ino meletakkan tangannya berlawanan dengan dahinya.
Entah bagaimana, terlihat sedikit manis jika berakting seperti itu.
“Kalau situasiku.” Sakura tiba-tiba berpikir.
’ Itu adalah lavender. Aku kira begitu. Ya tentu saja…’
‘menerima perasaanku’ tidak masalah seberapa banyak aku mengatakannya, Sasuke itu berada jauh dari rumah.
Kalau sakura, dia hanya bisa menunggu sekarang. Namun kemudian dia berpikir.
-'berapa lama aku harus menunggu?’
--- Bersambung ke Novel Sakura Hiden Part 01 Part 5 ---
Kembali Ke daftar Isi
Klik
Sumber DNI.
No comments:
Post a Comment