NOVEL KAKASHI HIDEN BAHASA INDONESIA -
PROLOG "ORDE BARU"
--- Penulis: Akira Higashiyama ---
--- Ilustrasi: Masashi Kishimoto ---
Untuk informasi, setelah manga Naruto
tamat, Jump berencana untuk merilis enam epilog berupa novel setiap bulannya.
Dan Februari ini adalah rilisan pertama, yaitu novel Kakashi Hiden, side story
yang akan mengulas apa yang terjadi setelah Perang Dunia Ninja Keempat berakhir
di Chapter 699, ketika Kakashi menjabat sebagai Hokage. Tapi di bagian prolog
ini, Kakashi sepertinya belum terlihat.
http://novelnarutoja.blogspot.com/ |
Didukung oleh angin kuat di langit, 500
meter di atas permukaan tanah, Sai membalikan tubuhnya.
"Ahh." ucap Naruto. Ia menatap
ke markas musuh yang berada jauh di bawahnya.
"Tak akan ada masalah dattebayo!!"
"Tapi, tanganmu masih..."
"Untuk orang-orang seperti mereka, satu tangan sudah cukup dattebayo!!"
"Tak akan ada masalah dattebayo!!"
"Tapi, tanganmu masih..."
"Untuk orang-orang seperti mereka, satu tangan sudah cukup dattebayo!!"
Menciptakan burung besar dengan Chouju
Giga, di bawah lindungan gelapnya malam, mereka tak terlihat dari bawah sana.
Namun, dari sudut pandang Naruto, ia
bisa melihat permukaan dengan sempurna.
Meskipun sudah tengah malam, mereka bisa
melihat musuh bersembunyi di lembah gunung-gunung yang kasar, dengan asap dari
obor penjaga malam yang masih berkobar.
Terlihat shinobi pengintai berjalan di
sekitar tempat itu. Tebing batu terjal di sepanjang garis pegunungan yang mirip
tempat menaruh jarum. Merasakan udara dingin cahaya bulan, kelembaban itu
membuat mereka tampak semakin basah.
"Tepat sekali, strategi benteng
pertahanan alami..." Sai menjawab apa yang ada di pikiran Naruto.
"Bagi Garyo untuk bergerak berulang-ulang di tempat yang sama seperti itu, eh?"
"Gara-gara strategi itu, orang-orang dari Negeri Ombak terbunuh."
"Bagi Garyo untuk bergerak berulang-ulang di tempat yang sama seperti itu, eh?"
"Gara-gara strategi itu, orang-orang dari Negeri Ombak terbunuh."
Naruto menggertakan erat gigi
belakangnya.
Banyak hal telah berlalu semenjak Perang
Besar Dunia Shinobi, ini adalah malam September dengan angin yang kencang.
Sambil berdesis kecil, angin terus
bertiup melalui lembah. Perlahan menyelinap ke dalam area mereka, Sai dan
Naruto menunggangi burung besar. Sambil terbang berputar dalam lingkaran
raksasa, mereka masih merasa kalau markas persembunyian Garyo berada tepat di
bawah mereka.
"Ini bukanlah sesuatu yang perlu
dipikirkan terlalu dalam, Naruto. Dengan terjadinya Perang Besar Dunia Shinobi
Keempat, bukan berarti itu merupakan perang terakhir dari seluruh umat
manusia."
"Dan malah, orang-orang yang
simpati dengan ideologi Madara mulai bermunculan."
Sebelum Sai mengatakannya, Naruto
melompat dari punggung burung besar itu.
"Garyo-sama dengan mereka,
kan?"
Booooooom!
Bersamaan dengan suara yang terdengar
memotong udara, Naruto meluncur dari langit malam. Ia menciptakan silang dengan
jari telunjuk dan jari tengah tangan kirinya. Akibat pertarungannya dengan
Sasuke, ia kehilangan tangan kanannya. Ini adalah metode terbaru yang digunakan
untuk merapal segel.
"Tajuu Kage Bunshin no Jutsu!"
Boof! Ketika para penjaga menyadari itu
adalah Naruto yang menciptakan gelombang dari balik asap mereka sendiri, sudah
terlambat karena para kage bunshin telah mengepung persembunyian Garyo.
"Serangan musuh!" Suara marah
dari mana-mana.
"Lindungi Garyo-sama!"
Dari pondok yang mereka bangun di tebing
yang curam, dan dari banyaknya gua yang ada di sana, shinobi musuh bermunculan.
Para kage bunshin melempar kunai,
membuat beberapa orang terjatuh dalam waktu yang bersamaan. Naruto diserang
oleh musuh yang berada di belakangnya. Dengan bunyi letusan, asap menyebar dan
bunshin itu menghilang.
Dari pusat persembunyian musuh yang
lapang, suasanya yang mencekam mengubahnya menjadi medan pertempuran.
Naruto memperhatikan sekitar.
Sebelumnya, ia mendapat informasi dari Kakashi untuk menyelidiki sebuah gua.
Yang dimaksud adalah gua dimana batu
tajam yang menyerupai dua taring terpaku di pintu masuknya. Gua itu adalah
satu-satunya jalan untuk keluar masuk persembunyian Garyo, mengingat tempat itu
dikelilingi oleh gunung-gunung curam yang jumlahnya banyak. Itulah yang Kakashi
informasikan.
"Kalau begini... kalau dia berniat
untuk meloloskan diri, dia tak punya pilihan lain selain menggunakan gua
itu'ttebayo!"
Gua itu adalah tempat dimana kage
bunshin dan musuh sebelumnya bertarung mati-matian.
Bagian dalam gua itu seperti mulut
makhluk buas yang memperlihatkan seluruh taringnya. Sekelompok shinobi
melindunginya. Seorang lelaki kecil mencoba untuk kabur. Terdengar bunyi samar
dari pakaiannya yang terseret...
"Garyoooooo!"
Teriakan Naruto bergema di antara
bebatuan.
"Kau! Aku tak akan membiarkanmu
kabur!"
Sebelum gema suara itu menghilang, musuh
menghalangi jalan Naruto. Seorang shinobi yang dibalut pakaian putih salju
muncul. Wajahnya tertutup oleh topeng dengan motif lengkungan.
"Jangan menghalangi
jalanku'ttebayo!"
Naruto langsung melempar kunai ke arahnya.
Namun, sesaat setelah ujung kunai Naruto
hendak mengenainya, shinobi bertopeng itu menghilang layaknya kabut. Langsung
setelahnya, Naruto sadar orang itu sudah bersiap untuk menyerang punggungnya.
"Hyoton: Jisarenhyou!"
Bagian belakang tubuh Naruto dibuat
beku.
Akibat serangan itu Naruto terjatuh,
namun masih belum cukup untuk membuatnya ambruk.
Naruto berusaha bangun dengan tunjangan
kakinya. Ia bangkit, mengacungkan kunai untuk menghadapi lelaki bertopeng
itu... Tidak, ia mencoba untuk melakukan itu. Tapi ia tak bisa melakukannya
"A-apa? dattebayo..."
Muncul perasaan seolah terdapat luka
gores di dalam tubuhnya. Selanjutnya, perasaan itu berubah menjadi rasa sakit
yang sangat tajam.
Biki, biki...bikibikibikibiki! suara
daging yang mulai membeku secara perlahan.
Serpihan es yang jumlahnya tak terhitung
mulai tumbuh di dalam aliran darahnya. Bagian dalam tubuhnya tampak mulai
terpecah menjadi serpihan.
"Uhhhhhh..."
Naruto mengerang dan berlutut. Nafas
putih keluar dari mulutnya.
Meskipun udara malam pegunungan itu
dingin, ini masih bulan September. Namun, gigi Naruto benar-benar bergetar.
Suhu dingin yang teramat di dalam tubuhnya membuatnya menggigil.
Karena ia diserang di bagian punggung
oleh lelaki bertopeng, proses pembekuan menyebar cepat ke seluruh tubuhnya.
Menyebar hingga menyelimuti seluruh bagian tubuhnya, termasuk tangan dan kaki,
kemudian mulai berlanjut ke wajahnya.
Bikibikibiki
Naruto mencoba untuk menggerakan
tubuhnya, namun hanya mampu menjatuhkan sebagian kecil es yang melapisinya.
Es-es itu terjatuh dari tubuhnya, namun ikatan es sisanya yang begitu kuat
membuat Naruto benar-benar tak bisa bergerak.
Lelaki bertopeng itu tak mempedulika es
yang menyelimuti Naruto dan kembali ke sisi Garyo.
"Garyo-sama, sebelah sini."
Akan tetapi, Garyo tak mencoba untuk
bergerak. Sebaliknya, tiga orang yang melindungi Garyo terjatuh dengan suara
menderik.
"!?"
Tampak telah terjadi sesuatu pada mata
musuh, yang berada di bawah topeng bermotif lengkungan.
Dari balik kegelapan di belakang Garyo,
tangan muncul secara tiba-tiba, tangan yang dengan erat memegangi sebuah kunai.
"Kalau dipikir-pikir, samar-samar
aku mengingat kalau Haku juga menggunakan topeng yang sama." Naruto
menodongkang kunai di leher target.
"Sesuatu seperti jutsu tadi...
Kau... Kau itu ninja pelarian dari Kirigakure, kan?"
"Seperti dugaanku, tadi itu bukan
tubuh asli..." ucap shinobi bertopeng, sambil menatap sekilas lewat
pundaknya ke arah Naruto yang telah ia bunuh sesaat yang lalu.
"Mengingat kalau kau adalah Uzumaki
Naruto, orang yang telah mengalahkan Uchiha Madara, semua seranganku pasti tak
ada artinya."
Poof! Kage bunshin Naruto yang terkurung
dalam es kemudian menghilang. Lalu, es-es yang menyelimutinya jatuh secara
bersamaan dan menciptakan bunyi yang dingin.
Naruto dan musuh saling memandang.
"Kembalikan Garyo-sama...!"
"Tidak mungkin dattebayo!"
Naruto menatap tajam shinobi bertopeng itu.
"Gara-gara kalian, ratusan orang dari Negeri Ombak mati."
"Gara-gara kalian, ratusan orang dari Negeri Ombak mati."
"Itu semua demi idiologi
kami."
"Ideologi Madara? Masih ada ya sisa
ideologi itu setelah perang.."
"Itu adalah kesalahan
Madara,." Garyo memotong perkataan Naruto.
"Dia memasukan seluruh dunia ke
dalam Mugen Tsukuyomi."
Naruto mempererat todongan kunainya pada
leher lelaki kecil gelap itu. Namun tubuh musuh seolah dibalut oleh kesetiaan
ambisius, yang membuat ancaman Naruto untuk memotong lehernya bukanlah apa-apa.
Rambut putih panjangnya ia ikat hingga
membentuk suatu jalinan. Jenggot putih tumbuh di wajahnya. Di dalam
satu-satunya sisi matanya yang berbentuk almond, lumpur yang tampak putih.
"Namun, keinginan sesungguhnya dari
Madara tidaklah salah."
Bersamaan dengan bunyi ujung pakaiannya
yang dihembuskan oleh angin, Garyo melanjutkan kata-katanya.
"Bosan dengan konflik yang terjadi
du dunia. Demi menjalankan suatu keadilan yang tak tertandingi, tak ada pilihan
lain selain menggunakan Mugen Tsukuyomi. Tentu, Madara sudah mati. Begitu juga
dengan rencana untuk menggunakan Mugen Tsukuyomi. Gara-gara Uchiha Sasuke,
rencana itu benar-benar telah hilang untuk selama-lamanya. Namun, ide itu
sendiri belum mati. Meskipun harus menggunakan cara lain untuk melakukannya,
langkah demi langkah, kami pasti akan bisa mewujudkan keinginan Madara. Aku
sangat percaya."
"Hal-hal seperti apa yang kalian
rencanakan'ttebayo?"
"Apa itu keadilan yang tak
tertandingi? Jawabannya adalah persamaan hak atas semua manusia."
"Ketidak bahagiaan dunia ini
semuanya disebabkan oleh ketidaksamaan. Jadi untuk menerapkan persamaan itu,
apa yang harus kami lakukan? Tak lain adalah dengan mengontrol kebebasan individu.
Kebebasan untuk membuat uang, kebebasan untuk memiliki sesuatu lebih dari orang
lain, atau kebebasan bagi orang lain untuk menjadi lebih dari yang lain... Kami
bertarung untuk mengendalikan kebebasan itu. Jika eksperimen kami berjalan
dengan lancar, tak lama lagi negara lain juga akan menyetujui maksud kami.
Untuk sampai pada titik dimana seluruh kebebasan di dunia ini berada di bawah
kendali. Tak salah lagi ini adalah maksud sesungguhnya dari idealisme Uchiha
Madara. Karenanya, ini akan menjadi orde baru dunia."
"Dan untuk itu, kalian memilih
Negeri Ombak sebagai tempat eksperimen?"
Suara Naruto keluar dari getaran di
gerahamnya.
"Di negeri ini, mereka tak memiliki
desa ninja atau semacamnya. Membunuh orang yang bahkan tak bisa
bertarung..."
"Dari awal, negeri ini sudah damai.
Kelihatannya kalianlah yang justru membawa kebencian dan keputusasaan."
"Selama ketidaksetaraan masih ada
di dunia ini, tak akan ada negeri yang tak memiliki rasa kebencian dan
keputusasaan."
Lengan kanan pakaian Naruto berkibar
dihempaskan angin yang makin kencang masuk melewati gua itu, bagaimanapun sudah
tak ada lagi tangan di balik kain itu.
"Di negeri ini, tak ada desa ninja.
Itulah kenapa banyak ninja pelarian berkumpul di tempat ini. Para shinobi
pelarian yang berdatangan ke Negeri Ombak ini akan saling membunuh jika shinobi
lain menyinggung mereka. Para shinobi akan bersembunyi, sementara orang biasa
menjalani hidup sampai tua. Misi hidup mereka sudah jelas: menjalani kehidupan
normal layaknya manusia biasa. Namun bagi para shinobi ini, sejak kecil mereka
sudah dilatih untuk saling membunuh, namun mereka tak melanjutkannya."
"Jadi apalagi yang bisa para
shinobi ini lakukan? Orang-orang Negeri Gelombang mamandang rendah mereka.
Orang-orang berpikir bisa membeli harga diri mereka dengan uang. Ketika mereka
butuh kekuatan tempur, mereka mengeluarkan uang mereka dan berpikir untuk
menyewa orang-orang sepertimu. Tanpa perlu mengotori tangan sendiri. Berpikir
kalau semuanya bisa diselesaikan dengan uang. Uang! Uang! Uang! Orang-orang
yang tak memiliki uang bahkan tak mendapat perlakuan yang layak untuk manusia.
Rekan yang saat ini kau lawan juga pasti mengerti rasanya."
Naruto mengarahkan matanya pada shinobi
bertopeng.
"Putraku disengat oleh lebah dan
dilarikan ke rumah sakit. Tak ada dokter di sana. Di rumah sakit berikutnya
juga tak ada. Bahkan yang selanjutnya juga. Tak ada satupun. Dan ketika kami
menemukan tabib yang tak jelas, yang mengaku sebagai dokter, putraku telah
kejang-kejang dan berada di pinggir garis kematian."
"Tentu saja, mantra-mantra dan
sebagainya itu tak berguna sama sekali untuknya. Kalau saja ia mendapat
penanganan medis yang cepat, mungkin dia masih bertahan hidup. Namun semua
petugas medis menghilang dari Negeri Ombak. Menurutmu alasannya karena apa?"
Kata-kata Garyo berhenti sejenak sampai
situ. Ia menarik nafas pelan lalu dengan perasaan yang sangat sakit berteriak.
"Karena Perang Besar Dunia Ninja
Keempat, demi mengobati para shinobi yang terluka, lima negara besar menyewa
mereka semua"
"!"
"Kalaupun ada kedamaian di Negeri
Ombak, itu karena orang-orang miskin dan tak berdaya dijadikan sebagai korban.
Ini adalah kedamaian yang dibangun di atas tumpukan uang kertas." ucap
Garyo. "Dan kau, kau benar-benar bisa bilang kalau tak ada kebencian dan
keputusasaan di negeri ini, eh?"
Naruto tak mengatakan apa-apa dan malah
menutup mulutnya. Sementara shinobi bertopeng itu, ia menunduk menancapka
telapak tangannya ke permukaan tanah.
"Hyoton: Jisarenhyou!"
"!?"
Permukaan tanah terbelah dari bawah.
Untaian tetesan es yang tak terhitung jumlahnya keluar dan menyebar menutupi
pintu keluar gua itu.
"Teknik Jisarenhyou milikku, meski
sesuatu hanya memiliki sedikit kelembaban, aku bisa membekukan apapun."
Suara di luar topeng topeng itu meredup, dan pecah. "Dengan ini, tak ada
jalan lagi bagimu untuk pergi... Kembalikan Garyo-sama."
Shinobi musuh secara bertahap mulai
mengepung.
"Aku ikut berbelasungkawa atas apa
yang putramu alami, tapi... Aku tak setuju dengan apa yang sudah kau
lakukan'ttebayo." ucap Naruto. "Karena mencoba untuk mencapai
kedamaian dan membunuh orang, apa kau pikir orang yang lain akan senang? Dengan
itu, kebencian baru justru akan muncul'ttebayo."
"Tak akan ada hasil jika tanpa
pengorbanan," ucap musuh dari balik topengnya. "Demi mewujudkan order
baru dunia ini. Ini adalah sesuatu yang hanya bisa diwujudkan lewat
penderitaan."
"Kenapa kalian terobsesi sekali
dengan hal-hal seperti itu'ttebayo.."
"Aku tak mau berdebat denganmu di
sini."
"..."
"Kalau kau tak mau mendekatiku,
maka aku akan menggunakan caraku sendiri."
"Ini sulit, tapi aku tak mau
bertarung melawanmu." Tanpa mengatakan apapun Naruto membawa Garyo dengan
satu tangan. Menghentak tanah dan melompat kabur lewat langit-langit gua.
"Ingin melarikan diriki?"
Terlambat satu langkah, shinobi bertopeng ikut melompat ke udara. Dalam keadaan
tubuh melayang, musuh dengan cepat merapal segel jutsu.
"Hyouken no Jutsu!"
Suara seperti kaca yang pecah terdengar
di antara pegunungan. Kelembaban atmosfer bergabung. Pisau es yang jumlahnya
sangat banyak meluncur ke arah Naruto. Ujung pisau es yang begitu tajam
memantulkan sinar cahaya bulan.
Hampir saja terpotong oleh tebasan pisau
es itu, pusaran angin hitam menangkap Naruto dan Garyo.
Piiiii~ Bunyi burung yang bergema di
antara lembah.
Shinobi bertopeng mendarat, dengan mata
yang pucat melihat ke arah burung hutam yang telah menculik Garyo.
"Nice timing dattebayo!"
"Semuanya baik-baik saja,
kan?"
Lalu di balik pungung burung raksasa,
Naruto dan Sai melakukan tos.
(Scene Berubah)
"Sejak saat itu, sudah lebih dari 6
tahun ya... Waktu itu, aku masih 12 tahun! Kami tim tujuh sedang dalam sebuah
misi' dattebayo. Guru Kakashi, dan Sakura-chan, dan si Sasuke itu juga
ikut.."
"Tidak lebih dari 6 tahun."
Inari membenarkan kata-kata Naruto.
Inari masih 14 tahun, namun kelihatan lebih dewasa dari umurnya. Di
pinggangnya, sebuah palu dan gergaji tergantung.
"Tapi bahkan kak Naruto..."
"Maksudmu tangan kanan ini?"
Inari mengalihkan matanya. Setelah
pertarungan melawan Sasuke, Naruto kehilangan tangan kanannya dari ujung sampai
ke lengan atas.
"Tentang ini, ini bukan
masalah'ttebayo!" Naruto membuka lebar mulutnya dan tersenyum.
"Karena ini, aku memperoleh sesuatu yang jauh lebih berharga."
"...Apa kau memang selalu seperti
ini?"
"Saat ini, nenek Tsunade sedang
membuat palsu untukku'ttebayo, jadi tak perlu khawatir Inari."
"Begitu ya..."
"Ngomong-ngomong, apa yang sudah
terjadi pada Negeri Ombak?"
"Dulu, ketika aku bertemu kak
Naruto, aku kakekku akhirnya berhasil membuat jembatan yang hebat. Kupikir
dengan itu semua orang akan senang." Inari tersenyum kecil.
"Tapi, karena jembatan itu,
perdagangan meningkat drastis, orang kaya bertambah banyak, dan mereka hanya
peduli dengan uang. Sama seperti Gato, mereka adalah orang-orang yang akan
melakukan apa saja untuk uang, dan saat ini mereka sudah benar-benar
parah."
"Aku yakin bisa dengan berani
membicarakan masalah ini denganmu.."
"Ketika Pain menghancurkan
Konohagakure, ketika kami datang untuk ikut membantu melaksanakan
pembangunan."
"Waktu itu Konoha begitu sibuk, tak
ada waktu luang untuk kami membicarakan masalah ini... tapi sekarang, yah,
beginilah kondisi Negeri Ombak saat ini."
Dalam hening, Naruto berdiri untuk makin
dekat dengan nisan Momochi Zabuza dan Haku. Dari kayu, nisan yang dibuat hanya
tanda seadanya. Enam tahun benar-benar sudah berlalu. Waktu itu, di dekat makam
Zabuza, Kakashi menancapkan Kubikiribouchou. Rekan Sasuke, Suigetsu telah
mengambilnya.
Angin sepoi berhembus di balik rumput,
dan bunga liar ikut terkena hembusannya.
Naruto tentu sudah makin dewasa.
"Lalu, bagaimana kabar kakek
Tazuna? Apa dia baik-baik saja?"
Meski sempat ragu Inari akhirnya
mengatakan ap yang ada di pikirannya.
"Dengan selesainya sentuhan akhir
Tobishachimaru, ia selalu bermalam di pelabuhan galangan kapal."
"Apa dia sedang membangun kapal
baru?"
"Bisa dibilang begitu, tapi yang ia
buat adalah kapal yang bisa terbang di udara."
"Untuk?"
"Untuk Negeri Ombak, ia mencoba
untuk membangun sistem tranportasi. Kalau Tobishachimaru selesai, Negeri Ombak
akan menjadi salah satu yang teratas dalam hal transportasi. Sampai saat ini,
butuh berhari-hari untuk mengirim barang dengan kapal. Tapi lewat jalur udara,
mungkin bisa dikirim dalam waktu yang singkat."
Dari nada bicara Inari, meski cerita
tadi tampak seperti kabar bagus, namun yang sebenarnya terjadi adalah
kebalikannya. Seperti sesuatu dalam diri Inari menolak itu semua.
"Sebenarnya, ini rahasia, tapi
untuk kak Naruto, kurasa aku bisa membicarakannya. Kalau satu unit telah
selesai dibuat."
"Para petinggi Negeri Ombak akan
diundang, karena ini akan menjadi menjadi pengalaman penerbangan perdana. Kami
akan memperlihatkan Tobishachimaru yang luar biasa pada orang-orang. Kami akan
mengumpulkan lebih banyak lagi uang. Tapi kalau uangnya sudah terkumpul banyak,
kami akan membangun kapal lain lagi, dan mencoba untuk mencakup pasar di lima
negara besar. Meskipun ini masih rahasia, saat kakek dan krunya melakukan
penerbangan, ke desa konoha, kurasa mereka akan meminta bantuan shinobi Konoha
untuk melindunginya."
"Aku tahu beberapa shinobi yang
bisa terbang di langit, tapi apa iya ada kapal yang bisa terbang?"
"Selama lima negara besar
menghabiskan waktu mereka pada peperangan, Negeri Ombak terus mengembangkan
teknologi baru."
"Apa ukurannya besar?"
"Yang kakek dan krunya buat saat
ini, kurasa bisa mengangkut sekitar 50-60 penumpang. Kalau ada uang, kami
mungkin bisa membuat yang lebih besar lagi."
"Tapi, bagaimana mungkin kapal bisa
terbang'ttebayo?"
"Bayangkanlah itu seperti balon
raksasa." ucap Inari. "Diisi dengan gas yang lebih ringan dari udara,
dan di bawahnya orang-orang dan barang bawaan bisa ditaruh di dalam keranjang
besi... mirip gondola. Untuk menggerakannya, di bagian belakang dipasangi enam
baling-baling."
Dalam bayangan Naruto, yang tergambar
adalah keranjang bambu yang diatasnya terdapat balon-balon yang jumlahnya
banyak. Lalu saat melayang di udara, tiba-tiba saja entah dari mana kawanan
gagak muncul dan mematuk-matuk balon tersebut. Pan-pan~~ membuat balonnya
meletus.
Orang-orang di dalam keranjang bambu
itupun berjatuhan.
"Aku tidak mau sama sekali menaiki
hal seperti itu dattebayo." ucap Naruto sambil gemetaran. "Tapi sampai
mengundang para petinggi, apa ini benar-benar aman?"
"Tentu sudah dilakukan banyak
percobaan.."
"Jadi? karena hasil dari percobaan
itu kau begini, Inari?"
"...eh?"
"Bisa dilihat dari
wajahmu'ttebayo." Naruto mengangkat bahunya, "Memang benar, kita tak
butuh kapal yang bisa terbang."
"...ya" Inari menundukan matanya.
"Kalau proyek Tobishachimaru selesai, negeri Ombak akan menciptakan banyak
uang.."
"Apa kau tak bisa
menerimanya?"
"Itu bukan masalah, tapi..."
"Tapi, bagi para pekerja yang
membuat Tobishachimaru, kupikir banyak dari mereka akan pergi setelah proyek
ini selesai." Inari mengangkat wajahnya dan memandang ke arah Naruto,
"Dari awal, kami penduduk Negeri Ombak mendapat penghasilan dari bisnis
angkut barang. Orang-orang mengangkut barang dengan pundak mereka, mengangkut
barang dengan kapal laut. Mereka mungkin akan kehilangan pekerjaan mereka.
Lalu, apa yang akan terjadi? Orang-orang akan mulai membenci Tobishachimaru.
Dan kami yang telah menciptakan hal semacam itu, mereka akan membenci kami
juga."
...
"Uang! Uang! Uang!" ingatan
tentang suara Garyo berdengung di telinga Naruto. "Kalaupun ada kedamaian
di negeri ini, itu karena orang-orang miskin dan tak berdaya dijadikan sebagai
korban. Ini adalah kedamaian yang dibangun di atas tumpukan uang kertas."
"Ngomong-ngomong, terimakasih
karena sudah menangkap Garyo." melihat ekspresi serius Naruto, Inari
mengubah pembicaraannya. "Orang-orang itu, sejak awal mereka sudah
menentang pembangunan Tobishachimaru. Mereka sering melakukan pembunuhan
terhadap pekerja, membunuh orang-orang... Garyo akan dikirim ke Houzukijyou,
kan?"
"Ahh... begitu kurasa."
Tentang Houzukijyou, lima negara besar
bekerja sama untuk menanggung biaya pengerjaannya. Dibangun di Kusagakure, merupakan
suatu institusi tempat mengurung para tawanan. Dan tentu, lima negara besar
ikut andil dalam mengelolanya.
Beberapa tahun sebelumnya, Naruto sempat
mendapat misi untuk menyusup ke Houzukijou. Dan pada akhir misi, Houzukijou
hancur. Perbaikan pun dilakukan. Karena itu, Inari dan para pekerja Negeri
Ombak tahu tentang tempat itu.
"Kalau tak salah, Naruto-niichan,
kau pernah dibawa ke Houzukijyou kan? Pasti di sana kau sempat mengintip
pemandian para gadis.."
"Itu cuma untuk menjalankan
misi!"
Melhat mata Naruto mendadak terbuka
lebar begitu, Inari tertawa. Naruto pun ikut tertawa.
"Yah, hal-hal di dunia ini terus
berubah'ttebayo." ucap Naruto. "Uang, kunai, ninjutsu, tergantung
bagaimana cara memanfaatkannya, kurasa tak ada yang lebih baik atau lebih
buruk."
Inari mengangguk.
"Kalau bisa memanfaatkan uang
dengan benar, banyak orang pasti akan bisa diselamatkan'' dattebayo." ucap
Naruto. "Tapi bagaimana caranya, aku tak tahu. Aku rasa menangkap
orang-orang seperti Garyo, itu bukan cara yang terbaik, kan?"
--- Bersambung ke Novel Kakashi Hiden Chapter 01 ---
No comments:
Post a Comment